Kelurahan Jember Lor terletak di Kecamatan Patrang, Kabupaten Jember. Luas wilayah kelurahan Jember Lor yaitu 2,98 km², yang terdiri dari 6 dusun atau lingkungan (Krajan, Kreyongan Atas, Kreyongan Bawah, Pagah, Tegalrejo, Wetan Kantor), 25 RW dan 83 RT.
Secara geografis Kelurahan Jember Lor berbatasan dengan desa atau kecamatan lain, yang diantaranya yaitu di sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Patrang, sebelah selatan berbatasan dengan Jember Kidul, sebelah timur berbatasan dengan Sumber Sari, dan sebelah barat berbatasan dengan Gebang.
Pelaksanaan KKN (kuliah kerja nyata) pada tahun 2021 di Universitas Jember dilaksanakan dengan konsep Back to Village secara mandiri, yang sangat adaptif dengan kondisi pandemi covid-19 seperti saat ini. Lokasi KKN yang saya pilih yaitu pada Kelurahan Jember Lor, RW 10, Lingkungan Krajan, Kacamatan Patrang, Jember.
Wilayah ini biasa disebut dengan kampung “LAWGRIEZ” yang merupakan singkatan dari “Lare Wingking GRIEyo Zakit” atau dalam bahasa Indonesia adalah anak belakang rumah sakit. Julukan tersebut karena lokasi RW 10 Kelurahan Jember Lor terletak tepat dibelakang RS Paru Jember. RW 10 Kelurahan Jember Lor pernah terpilih menjadi salahsatu kampung tangguh covid-19.
Lingkungan RW 10 Kelurahan Jember Lor merupakan salahsatu lingkungan padat penduduk. Rumah-rumah warga sangat berdempetan dan sangat padat, dengan gang yang sempit. Penerapan sosial distancing pada lingkungan padat penduduk sangat sulit untuk diterapkan. Kondisi lingkungan seperti ini sangat memudahkan penyebaran virus covid-19. Sehingga penerapan protokol kesehatan harus benar-benar dilaksanakan secara ketat. Berbagai himbauan perihal penerapan protokol kesehatan sudah terpasang jelas di akses utama RW 10 Kelurahan Jember Lor. Fasilitas tempat cuci tangan tersedia dibeberapa titik di wilayah ini, namun di tempat umum seperti mushola putri di wilayah setempat belum tersedia tempat cuci tangan ataupun tempat handsanitizer.
Pada masa pandemi covid-19 saat ini, upaya peningkatkan imunitas tubuh sangat penting dilakukan. Salahsatu upaya yang dapat dilakukan dengan memanfaatkan bahan-bahan herbal, seperti jahe, kencur, kunyit, temulawak, serai, dan lainnya yang memiliki kandungan yang bermanfaat untuk tubuh. Sehingga pemanfaatan bahan herbal untuk meningkatkan imunitas tubuh sangat penting untuk dikembangkan, selain menyehatkan juga aman bagi tubuh jika dikonsumsi dalam jangka waktu lama dengan takaran yang tepat. Namun, setelah melakukan observasi bersama mitra kerja, warga di wilayah RW 10 masih jarang memanfaatkan bahan bahan herbal untuk dikonsumsi.
Prioritas utama pemerintah saat ini untuk menanggulangi pandemi covid-19 adalah melaksanakan vaksinasi secara gratis untuk masyarakat. Vaksinasi covid-19 dapat meningkatkan kekebalan spesifik seseorang secara aktif terhadap virus covid-19, sehingga apabila suatu saat seseorang terpajan covid-19 dapat meminimalkan gejala yang timbul akibat infeksi virus covid-19. Hal ini dapat terjadi karena sistem imun tubuh sudah mengenali virus terlebih dahulu sehingga respons tubuh terhadap infeksi virus akan lebih cepat. Tujuan dari vaksinasi yaitu terbentuknya kekebalan kelompok (herd immunity) sehingga pandemi covid-19 dapat segera berakhir. Namun saat ini yang menjadi permasalahan yaitu terdapat beberapa warga di wilayah RW 10 Kelurahan Jember Lor yang belum melaksanakan vaksinasi, hal ini dimungkinkan karena masih kurangnya pengetahuan tentang pentingnya vaksinasi.
Melalui KKN Back to Village ini penulis berminat untuk membuat suatu inovasi tempat handsanitizer dengan sistem injak menggunakan bahan-bahan yang terjangkau. Inovasi ini bertujuan untuk memaksimalkan penerapan protokol kesehatan di wilayah RW 10 Kelurahan Jember Lor. Selain menyediakan tempat handsanitizer injak, dilaksanakan pula pelatihan pembuatan handsanitizer sesuai standart WHO kepada mitra kerja dan penyuluhan cara mencuci tangan dengan benar terutama untuk anak-anak. Dalam upaya peningkatan imunitas tubuh dengan pemanfaatan bahan herbal, penulis tertarik untuk melakukan penanaman tanaman obat keluarga (toga) bersama mitra kerja dan membuat booklet tentang setiap manfaat tanaman toga yang sudah ditanam bersama. Penanaman dilakukan di polybag untuk menghemat tempat yang dibutuhkan. Hasil yang didapatkan melalui penanaman toga nantinya dapat dimanfaatkan sebagai jamu herbal untuk meningkatkan kesehatan tubuh. Sedangkan untuk meningkatkan minat warga melaksanakan vaksinasi, perlu dilakukan penyuluhan tentang pentingnya vaksinasi covid-19 kepada masyarakat RW 10 Kelurahan Jember Lor, terutama untuk masyarakat yang belum melaksanakan vaksinasi.