Tim I Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro (Undip) mengadakan pembinaan dan praktik pembuatan filter air kapur di Balai Desa Japoh, Kecamatan Jenar, Kabupaten Sragen, Provinsi Jawa Tengah (30/1/23). Pembinaan dan praktik pembuatan filter air kapur ini dihadiri oleh ibu-ibu PKK. Pembinaan dan praktik pembuatan filter ini diadakan kembali pada tanggal 8 Februari 2023 yang dihadiri oleh Perangkat Desa Japoh untuk diajukan sebagai inovasi Desa Japoh.
Filtrasi itu sendiri merupakan proses pemisahan antara padatan atau koloid dengan cairan. Filter yang digunakan dalam proses filtrasi biasanya dianggap sebagai saringan yang menangkap/ menahan zat padat tersuspensi diantara media filter.
Program pembuatan filter air ini dilatarbelakangi oleh ketersediaan air bersih di Desa Japoh yang tergolong terbatas. Hal ini dikarenakan air yang tersedia di Desa Japoh berupa air kapur. Air kapur merupakan air yang mengandung larutan kalsium hidroksida Ca(OH)2.
Pembuatan filter air kapur ini cukup sederhana. Alat dan bahan yang diperlukan cukup mudah ditemukan dan murah, seperti kapas, zeolit, pasir silika, karbon aktif (arang), dan botol bekas. Kapas pada filter ini berfungsi untuk membersihkan air dari kotoran dan organisme kecil yang ada dalam air keruh. Zeolit berfungsi untuk menyerap ion Mg2+, Na+ dan Ca2+. Pasir silika memiliki fungsi untuk menghilangkan kandungan lumpur, tanah, partikel kecil dan sedimen pada air. Sedangkan karbon aktif (arang) berfungsi untuk menyerap bau, menghilangkan warna kuning dan unsur yang merugikan di dalam kandungan air.
Cara membuat filter air kapur ini cukup mudah dilakukan. Pertama, botol bekas dipotong secara mendatar dan diambil bagian bawahnya. Kemudian lapisan pertama diisi olhe kapas setebal 2 cm lalu ditumpuk dengan batu zeolit dengan ketebalan 3 cm pada lapisan keduanya. Lalu, ditumpuk kembali dengan kapas setebal 2 cm dan pasir silika setebal kurang lebih 3 cm. Setelah itu, ditaruh kembali kapas setebal 2 cm dan karbon aktif berupa arang setebal kurang lebih 3 cm. Ulang langkah 2 sampai langkah 4 sekali lagi dan ditutup dengan kapas.
Program kerja ini diharapkan dapat menambah wawasan masyarakat desa mengenai metode pengolahan air kapur sehingga jika dikembangkan lebih lanjut, air kapur tersebut dapat dikonversi menjadi air bersih dan layak dikonsumsi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H