Mohon tunggu...
Ratna Setiawati
Ratna Setiawati Mohon Tunggu... Freelancer - SE

Just poor knowledge and happy to find out

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

HMI sebagai Wadah dalam Membangun Pendidikan untuk Generasi Penerus di Papua

21 Januari 2023   16:10 Diperbarui: 21 Januari 2023   16:16 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Okey, disini saya akan bercerita dan membagikan pengalaman yang semoga bisa membuat teman-teman yang mendengarkan membuka pkiran dan wawasan untuk melakukan hal-hal kecil yang bermanfaat.

Sebelumnya, saya Ratna Setiawati dan saya berhimpun di salah satu organisasi yaitu HMI dan terdapat beberpa lembaga khusus di dalamnya, salah satunya adalah lembaga BPL (Badan Pengelola Latihan), dimana lembaga ini mempunyai  peranan dalam mendidik dan mempersiapkan generasi  untuk menjadi tulang punggung organisasi dan Man of future sebagai bentuk usaha atau ikhtiar dalam mewujudkan tujuan HMI yaitu terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi, yang bernafaskan islam serta bertangung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT. 

Dan untuk merealisasikannya kami berjalan sesuai fungsinya, dalam hal ini membantu dan mendidik generasi bangsa sehingga bisa mengembangkan ilmu dan mengimplementasikannya, baik melalui forum training formal, nonformal, informal dan forum training lainnya. Dengan begitu tugas yang diemban HMI memang begitu berat, HMI ditutunt untuk terus menjadi problem solver ditengah segala persoalan keumatan dan kebangsaan.

Terlebih lagi masalah yang cukup urgent, yaitu  persoalan pendidikan yang belum stabil dan efektif di wilayah kami, yang kami rasa masih perlu untuk dibenahi dalam pendidikan, khususnya Provinsi Papua bagian pedalaman. Salah satunya saat melakukan FGD di wamena, saya berjumpa dan berdiskusi dengan beberapa kawan masyarakat local, dan mereka memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar tetapi minimnya fasilitas sekolah dan infrastruktur yang tidak memadai menjadi kendala terbesar yang dihadapi.

Di satu sisi, kuantitas  tenaga guru sudah mencukupi tetapi banyak dari mereka yang tidak melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Hal ini sebenarnya disebabkan oleh beberapa factor, salah satunya, terdapat konflik di berbagai daerah dan tinggnya angka kriminalitas.  Selain itu, saya menemukan mayoritas siswa bahkan mahasiswa yang belum fasih dalam calistung. Juga terdapat banyak hal yang menjadi pengingat bagi generasi muda, sebenarnya.

 Banyak factor pendukung untuk kasus-kasus ini, salah satu alasan karena mayoritas masyarakat di pedalaman Provinsi Papua kental akan kosakata dan dialeg bahasa local, sehingga bahasa yang digunakan guru yang notabene berasal dari luar daerah kurang bisa dipahami baik oleh siswa, dan ini adalah masalah yang perlu diperhatikan dan kemudian dibijaki para stakeholder.

Dan untuk merealisasikan pembangunan di Provnsi Papua, diperlukan SDM yang berkualitas, untuk mencapai itu, Pendidikan yang layak perlu menjadi titik focus, dalam mempersiapkan generasi yang berkualitas.

Dengan melihat kasus dan realitas yang terjadi, itu membuat kami melek dan termotivasi utuk melakukan hal kecil dari forum-forum training kecil dan  FGD untuk membahas hal tersebut.

Pada dasarnya, untuk sistem pendidikan di Indonesia, sudah cukup ideal, tetapi penerapan dan upayanya yang perlu dimaksimalkan dengan metode yang lebih kontekstual dikarenakan melihat kondisi bangsa Indonesia yang multicultural.  

Maka harapan kami untuk memaksimalkan penerapan system pendidikan yang berkualitas, bukan hanya mengubah kurikulum, tetapi lebih menyesuaikan keadaan di daerah setempat khususnya Afirmasi, dan penting juga untuk mengevaluasi kinerja tenaga pendidik, fasilitas, dan infrastruktur. Dengan upaya seperti ini, impian kami bisa mendekati apa yang menjadi tujuan bersama, yaitu pendidikan di Indonesia yang merata dan lebih lanjut dapat bersaing secara global khususnya bagi generasi mendatang di Provinsi Papua bisa mendapatkan pendidikan yang layak dan terbaik.

Akan lebih baik lagi jika putra-putri asli Papua, yang menguasai bahasa daerah kami di Papua, bisa menghibahkan diri untuk membantu mendidik generasi di pedalaman Papua. Dengan hal-hal kecil hingga yang besar dalam menciptakan Papua Damai untuk Indonesia yang Bermartabat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun