Tiba-tiba aku teringat akan bocah berusia 4 tahun, asal Jawa Timur yang digencar-gencarkan diberitakan di berbagai media masa karena kebiasaan yang sering ia lakukan yaitu merokok. Ternyata kasus ini tak hanya terjadi di Indonesia, melainkan di banyak negara.
Kemudian aku mulai mengingat kembali masa kanak-kanak yang pernah kualami.
Aku mencoba untuk membandingkannya dengan masa kanak-kanak yang di alami banyak anak pada zaman sekarang ini. Hasilnya ternyata sangat jauh berbeda.
Aku masih ingat, ketika aku masih kanak-kanak banyak hal menyenangkan yang kulakukan. Bermain bersama teman sebayaku setiap sore sambil menunggu ayah dan ibu pulang kerja. Aku masih ingat, ketika Ayah membelikanku kaset kumpulan lagu-lagu Susan. Lagu tentang Komo yang paling menjadi favoritku, dan Komo kala itu menjadi idolaku dan masih jelas dalam ingatanku aku memiliki boneka yang kusebut Komo. Boneka Komo berwarna ungu yang selalu menemaniku tidur. Lagu-lagu Meisi selalu menjadi awal pembuka hariku. Ibuku selalu memutarkan kaset lagu anak-anak setiap pagi. Acara TV yang paling kusuka adalah doraemon. Aku masih ingat ketika setiap hari Minggu aku selalu berebut chanel TV dengan adikku, karena acara kartun yang kami sukai berbeda.
Alam menjadi teman sekaligus tempat bermain bagiku. Entah di sawah ataupun di ladang, layang-layang juga tak kalah menarik untuk dipermainkan. Ketika hujan turun, alam juga masih menjadi tempat favorit. Lapangan basah yang berlumpur, membuatku bersama teman-temanku semakin riang.
Tapi, kini ketika aku melihat tentang kenyatan mengenai perihal anak-anak zaman sekarang. Aku sungguh prihatin. Muncul sebuah pertanyaan, ” Ke mana kah ruang untuk anak-anak?”
Apakah ruang-ruang yang ada sudah penuh terisi? Kalau memang benar, terisi oleh apa? Pengetahuan dan teknologi? Ataukah terisi oleh keegoisan orang dewasa?
Jarang aku mendengar anak-anak zaman sekarang menyanyikan lagu anak-anak. Yang sering kudengar, mereka bernanyi lagu para remaja dan orang dewasa. Acara-acara televisi yang ada juga jarang menyajikan atau menampilkan lagu anak-anak. Hampir semua stasiun televisi menampilkan lagu-lagu para remaja yang selalu up to date. Anak-anak juga setiap hari dituntut oleh para orang tua mereka untuk mengikuti les pelajaran secara non stop sejak pulang dari sekolah.
Kemudian aku tersadar dari lamunanku tentang masa kanak-kanak ku. Aku merasa senang aku bisa merasakan masa kecil yang setiap hari berharga dan dapat selalu kukenang.
Tapi, kemudian ketakutan mulai merayapi diriku. Kini aku mulai menilik ke masa depan, kelak ketika aku menjadi seorang ibu, masa kanak-kanak seperti apa yang akan dialami anakku kelak. Apakah akan tercipta sebuah ruang kanak-kanak yang lebih baik ataukah lebih buruk?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H