Mohon tunggu...
Sri Hidayati
Sri Hidayati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pasca Sarjana UM Sumatera Barat

Berkarya dengan pena, menembus dunia, meraih ridha Ilahi.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Sharenting Bijak, Baca Dulu Tulisan Ini

27 Januari 2025   23:21 Diperbarui: 28 Januari 2025   12:05 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Ilustrasi Sharenting kegiatan anak di pantai (Sumber: Dokumentsi Pribadi))

Sebagai orang tua, siapa sih yang nggak pengen pamer momen lucu, gemas, atau bangganya soal anak di media sosial? Rasanya, baru anak ngomong "Mama" aja udah pengen upload video sambil kasih caption penuh emoji cinta. Tapi pernah nggak sih kita duduk sejenak, minum teh, lalu mikir, "Sebenernya aman nggak ya apa yang kita posting ini?"

Nah, ini yang sering terlewat. Fenomena sharenting---berbagi cerita tentang anak di media sosial---mungkin kelihatan harmless, tapi di balik foto lucu atau caption manis, ada risiko yang nggak main-main. Dan sebagai orang tua, kita nggak bisa cuma jadi "koki dadakan" yang masaknya asal jadi. Parenting, apalagi di era digital, butuh resep matang. Mari kita bahas kenapa.

Momen Lucu, Risiko Besar

Kita sering banget nganggap media sosial kayak album keluarga yang bisa dilihat siapa aja. Padahal, apa yang kita anggap "normal" bisa jadi tambang emas buat orang yang niatnya nggak baik. Lokasi rumah, nama sekolah, kebiasaan harian---semua ini bisa disalahgunakan. Bahkan, tanpa sadar, kita kadang nge-tag anak di tempat-tempat yang bikin jejak digital mereka gampang dilacak.

Dan nggak cuma soal keamanan fisik, lho. Anak kita, sekecil apa pun mereka sekarang, tetap punya hak atas privasinya. Bayangin kalau foto mereka lagi nangis sambil belepotan es krim tiba-tiba viral sepuluh tahun lagi. Lucu buat kita, tapi memalukan buat mereka. Internet itu kejam, dan nggak pernah lupa.

Parenting: Jangan Mentah Kayak Telur Setengah Matang

Jadi orang tua itu kayak jadi chef. Nggak semua bahan langsung bisa dihidangin. Ada yang harus diracik, dimasak pelan-pelan, dan dikasih bumbu sesuai selera. Sayangnya, banyak orang tua yang terlalu buru-buru pamer momen anak, kayak masak telur ceplok yang mentah di tengah.

Parenting butuh kematangan, baik dari kita sebagai orang tua maupun dari anak. Kita perlu paham, nggak semua momen anak itu layak diumbar ke dunia maya. Ada hal-hal yang lebih baik disimpan sebagai kenangan keluarga, bukan jadi konten untuk likes atau komentar. Jangan sampai kebahagiaan sesaat kita malah bikin anak kita rugi di masa depan.

Sharenting Itu Nggak Salah, Asal Bijak

Nggak ada yang bilang sharenting itu sepenuhnya buruk. Kadang, berbagi momen anak bisa jadi cara kita menunjukkan rasa syukur dan kebahagiaan. Tapi, ada tips sederhana biar nggak kebablasan:

  1. Hindari Informasi Penting.
    Jangan pernah posting lokasi spesifik, nama lengkap, atau rutinitas anak. Cukup momen tanpa detail.
  2. Pikir Panjang Sebelum Posting.
    Tanyakan ke diri sendiri, "Apakah ini akan bikin anak saya bangga atau malu nanti?" Kalau ragu, lebih baik nggak usah diunggah.
  3. Gunakan Mode Privat.
    Pastikan hanya orang-orang yang benar-benar kenal yang bisa melihat unggahan tentang anak.
  4. Tunggu Anak Cukup Umur.
    Kalau mereka udah gede, ajak diskusi soal apa yang boleh diposting. Ini juga ngajarin mereka soal privasi.
  5. Pilih Momen yang Berarti.
    Daripada posting tiap hari, pilih momen yang benar-benar spesial dan aman buat dibagikan.

Parenting Itu Seni, Bukan Kompetisi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun