bikin. Seru banget sih, tapi kalau dipikir-pikir, fenomena kayak gini tuh sebenarnya punya sisi positif dan negatif buat generasi muda.
Lagi rame banget ya hari ini sama tagar #77__Chill_127? Buat yang nggak tahu, ini tuh perayaan NCT 127 Day, momen spesial buat penggemar NCT 127, boy group K-Pop yang fans-nya super loyal. Kalau lihat timeline media sosial, pasti penuh sama fan art, video editan, sampai proyek amal yang merekaApa yang Bisa Kita Belajar dari NCT 127 Day?
Yang pertama, aku salut banget sama kekompakan para penggemar. Mereka bisa bikin komunitas yang solid, saling dukung, dan kreatif banget. Kalau lihat karya mereka, kayak ilustrasi atau video, kelihatan kalau mereka itu punya bakat yang luar biasa. Bahkan, ada yang bikin proyek amal atas nama NCT 127. Gila, keren banget, kan? Jadi kayak ada semangat kepedulian sosial yang tumbuh di situ. Bayangin, kalau energi kayak gini diarahkan ke kegiatan positif di sekolah atau lingkungan, dampaknya bakal luar biasa!
Terus, yang menarik lagi adalah bagaimana mereka saling belajar tanpa sadar. Misalnya, belajar edit video, bikin desain, atau bahkan cara ngumpulin donasi. Ini tuh salah satu bentuk peer learning, di mana mereka belajar dari komunitas. Kalau di sekolah, model kayak gini harusnya bisa banget diaplikasiin. Misalnya, bikin proyek kelompok yang seru dan relevan sama minat anak-anak.
Tapi, Apa Cuma Positif?
Nah, di sisi lain, aku nggak bisa nutup mata kalau fenomena ini juga ada sisi negatifnya. Pertama, terlalu fanatik sama idola bisa bikin anak-anak lupa prioritas. Bayangin aja, mereka rela begadang buat streaming lagu, bikin konten, atau ngikutin tren. Hasilnya? Waktu belajar berkurang, bahkan bisa bikin mereka kecapekan dan nggak fokus di sekolah.
Belum lagi soal tekanan sosial. Di komunitas fanbase, ada semacam "standar nggak tertulis" yang kadang bikin seseorang merasa harus ikut-ikutan. Kalau nggak punya merchandise terbaru atau nggak ikut ngeramein perayaan, mereka bisa merasa minder. Ini bahaya, apalagi buat remaja yang masih labil emosinya.
Terakhir, budaya konsumtif. Jujur aja, banyak penggemar yang akhirnya mengorbankan uang saku buat beli merchandise atau ikut proyek fanbase. Kalau nggak ada kontrol, ini bisa bikin mereka terbiasa boros.
Sebagai Orang Dewasa, Kita Bisa Apa?
Jadi, gimana dong? Kita kan nggak mungkin nge-stop tren kayak gini. Jawabannya, ya kita harus jadi "jembatan" buat mereka. Misalnya, kita ajak ngobrol mereka soal apa yang mereka suka dari idola mereka. Dari situ, kita bisa masukin nilai-nilai positif. Contoh, kalau mereka suka NCT 127 karena kerja kerasnya, kita bisa bilang, "Coba deh ambil inspirasi itu buat belajar atau ngejar cita-cita kamu." Pelan-pelan, mereka bakal belajar untuk nggak cuma jadi penikmat, tapi juga pelaku yang produktif.
Terus, kita juga perlu ngajarin soal keseimbangan. Hiburan itu penting, tapi nggak boleh sampai ngorbanin pendidikan. Mungkin kita bisa bantu mereka bikin jadwal yang seimbang antara nonton konser online sama ngerjain tugas sekolah.