Makna Terdalam dari Peristiwa Isra' Mi'raj
MenilikPeristiwa Isra' Mi'raj merupakan salah satu perjalanan spiritual terbesar dalam sejarah kemanusiaan. Ia bukan sekadar kisah perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha dan naik ke Sidratul Muntaha. Lebih dari itu, Isra' Mi'raj adalah sebuah simbol perjalanan jiwa menuju kesempurnaan, sebuah pelajaran bahwa hubungan dengan Allah (hablum minallah) dan hubungan dengan manusia (hablum minannas) harus selalu seimbang.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an:
"Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat." (QS. Al-Isra': 1)
Para ulama memiliki pandangan yang mendalam tentang makna Isra' Mi'raj. Imam Al-Ghazali, misalnya, menyebut bahwa Isra' Mi'raj adalah cerminan dari perjalanan manusia menuju Allah. Perjalanan ini memerlukan kebersihan hati, ketulusan niat, dan kesungguhan amal. Dalam kitabnya Ihya Ulumuddin, ia mengingatkan bahwa perjalanan spiritual tidak hanya berupa ritual, tetapi harus mengakar pada perilaku sehari-hari.
Sementara itu, Imam Ibn Qayyim Al-Jauziyyah menyoroti bahwa Isra' Mi'raj mengajarkan kita pentingnya shalat. Shalat adalah hadiah langsung dari Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW dalam perjalanan ini. Dalam Madarij As-Salikin, beliau menekankan bahwa shalat adalah momen mi'raj seorang hamba untuk berkomunikasi langsung dengan Allah SWT. Oleh karena itu, tidak ada alasan bagi kita untuk melalaikan shalat jika kita benar-benar memahami kedudukannya.
Namun, di balik semua itu, ada pelajaran penting yang kerap terabaikan. Isra' Mi'raj sering kali dirayakan sebagai seremonial sesaat yang sekadar peringatan tahunan tanpa makna mendalam yang membekas. Seharusnya, peristiwa ini menjadi momentum refleksi.
Refleksi dalam Kehidupan Sehari-Hari.
Isra' Mi'raj adalah ajakan untuk terus memperbaiki diri. Ia mengingatkan kita akan pentingnya:
Menegakkan Shalat dengan KhusyukShalat bukan sekadar kewajiban, melainkan kebutuhan jiwa. Saat shalat, kita berada dalam posisi paling dekat dengan Allah SWT. Renungkan bagaimana kita bisa lebih memahami bacaan shalat dan menjadikannya momen penghambaan sejati.
Menghargai Waktu dan MomentumNabi diperjalankan dalam waktu yang singkat namun penuh makna. Hal ini mengajarkan kita untuk tidak menyia-nyiakan waktu. Setiap detik dalam hidup adalah kesempatan untuk mendekat kepada Allah.
-
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!