Sri HidayatiÂ
(Mahasiswa Pasca Sarjana UM Sumatera Barat)
Terpilihnya Abdul Mu'ti sebagai menteri pendidikan dasar dan menengah, Muhajir Effendi sebagai penasehat presiden di bidang urusan haji, Raja Juli Antoni sebagai menteri kehutanan RI, Fauzan sebagai wakil menteri pendidikan tinggi sains dan teknologi, Fajar Riza Ul Haq sebagai wakil menteri pendidikan dasar dan menengah, Dzulfikar Ahmad Tarwalla sebagai wakil menteri perlindungan migran Indonesia dan Danil Anzar Simanjuntak sebagai wakil kepala badan penyelenggara haji Indonesia, menjadi perbincangan dikalangan Masyarakat. Berhubung mereka merupakan kader organisasi kemasyarakatan Muhammadiyah terpilih mendampingi kerja pak Prabowo sebagai presiden Republik Indonesia terbaru.
Muhammdiyah telah berdiri semenjak tahun 1912. Lebih kurang 100 tahun Muhammadiyah telah membentangkan sayapnya di indonesia. Kita bisa bayangkan sebelum Indonesia merdeka saja Muhammadiyah telah mendirikan lembaga pendidikan yang pertama kali  dibikin oleh Kyai Haji Ahmad Dahlan. Tak sekedar disitu saja, Muhammadiyah juga mempunyai rumah sakit, amal usaha, panti asuhan dan masih banyak lagi pergerakan Muhammadiyah yang dapat kita temui sekarang ini, bahkan di bulan april 2023, Muhammadiyah telah melebarkan sayapnya ke taraf internasional dengan membeli sebuah gereja Catedral, bekas mesjid pada masa pemerintahan Abassyiah yang berada di daerah Madrid Spanyol seharga 3 juta euro atau senilai 45 miliar dengan luas 3 hektar.
Di dalam amal usaha Muhammadiyah mempunyai panti asuhan, mie Mu, air Mu, LazizMU dan banyak lagi gebrakan yang mereka lakukan. Tak dipungkiri, kiprah Muhammadiyah sangat berpengaruh di Indonesia. Kita fikir wajarlah banyaknya kader Muhammadiyah yang berkiprah di Indonesia, dan mereka tersebar di berbagai penjuru dan berkarya di dalam berbagai bidang usaha.
Selain itu Muhammadiyah merupakan organisasi kemasyarakatan yang besar di Indonesia, yang tidak hanya berdiri di tempat mengurusi masalah agama saja. Selain itu mereka juga tidak terikat dengan satu partai politik sehingga mereka harus ribut dan menghabiskan energi hanya untuk mempertahankan pendapat mereka. Mereka juga bebas mengikuti partai politik yang sesuai dengan keinginan masing-masing, tentunya dengan harapan kemajuan dan peradaban. Hal itulah yang menjadi salah satu faktor kenapa kader Muhammadiyah bisa duduk di kementerian.
Naiknya pak Prabowo sebagai presiden Indonesia yang baru tak menepis gerakan pak  Prabowo untuk menunjuk menteri yang akan bekerja di bawah pimpinannya. Namun, hal itu tentu dilakukan dengan berbagai pertimbangan dan kualifikasi para menteri yang sesuai dengan kemampuan mereka. Pak Prabowo mengharapkan Indonesia yang lebih maju dan beradab, anggotanya tidak hanya bicara, namun kerja nyata. Sama seperti pola pergerakan Muhammadiya itu sendiri.
Keputusan Pak Prabowo ini merupakan kesempatan Muhammadiyah untuk membuktikan kepada Indonesia dan masyarakat awam, bahwa Muhammadiyah  bukanlah aliran suatu agama yang sibuk membahas agama, tapi Muhammadiyah adalah organisasi kemasyarakatan yang bergerak secara menyeluruh. Tentu nantinya Muhammadiyah diharapkan dapat membawa perubahan yang nyata untuk Indonesia. Ini juga bisa menjelaskan kepada orang awam, bahwa antara agama dan cinta tanah air itu dapat berjalan dengan sejalan tanpa memisah-misah sehingga nantinya ditakutkan aka memancing perselisihan dan perpecahan.
Tapi kita harus ingat kembali, karena kiprahnya dimasyarakat selama ini, diharapkan Muhammadiyah mampu mewujudkan cita-cita masyarakat yang tidak memandang kedudukan, harta dan pangkat. Sehingga terciptanya kesejahteraan ssosial yang seimbang di lingkungan masyarakat dan bernegara. Misalnya mencari solusi setiap permasalahan masyarakat kecil, memperbaiki akses jalan, perekonomian. pendidikan dan ketenaga kerjaan.
Disamping itu, ini juga merupakan kekhawatiran dan tantangan besar bagi kader Muhammadiyah kedepan. Kader terpilih diharapkan agar dapat terus berkomitmen dengan dakwah dan kesejahteraan umat, sehingga tidak hanya sibuk nantinya mengurusi pangkat,  jabatan dan materi seperti yang terjadi dari oknum-oknum yang menghancurkan citra masyarakat Indonesia. Jika kader melakukannya, tentunya yang harus dipertimbangkan itu adalah selain keluarga, tentunya nama baik organisasi Muhammadiyah di tengah masyarakat dan tetap bekerja mengutamakan kepedulian-kepeduliannya terhadap masyarakat kecil, dan  menjaga nilai-nilai organisasi sebagaimana yang telah dijalankan oleh para penggerak organisasi Muhammadiyah selama ini.