Mohon tunggu...
Narothea
Narothea Mohon Tunggu... Freelancer - Kepompong berproses

Pencari makna dari setiap peristiwa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Paradoxical Undressing pada Kasus Hipotermia

29 Mei 2021   05:07 Diperbarui: 29 Mei 2021   05:15 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. pribadi. Gunung Lawu 3265 mdpl

Belum hilang dari ingatan kita, kasus Andi Sulistiyawan, remaja yang menjemput maut  di gunung Lawu pada tanggal 6 Juli tahun 2020 lalu.
Jasad Andi di temukan setengah telanjang. Andi hanya mengenakan celana panjang. Sementara  kaus dan hoodi berserakan tak jauh dari mayat Andi. Melihat kondisinya yang setengah telanjang tersebut diperkirakan korban menderita hipotermia akut, menjurus pada Paradoxical Undressing. Dikutip dari laman gatra.com, Selasa, (7/7/2020)

Beberapa  kasus paradoxical undressing ( melepas pakaian yang dipakai ), ditemukan pada korban tewas akibat hipotermia. Korban merasa kepanasan ditengah suhu yang begitu dingin.

Kok bisa ya ?

Penjelasannya begini, pada saat merasa kedinginan, tubuh akan membentuk mekanisme pengaturan kestabilan suhu. Caranya, dengan melebarkan pembuluh darah yang menyebabkan suhu tubuh meningkat. Itulah mengapa, cuaca dingin dapat menyebabkan demam.
Di sinilah paradoksnya. Kedinginan, tapi malah membuka baju karena kepanasan.

Jika tubuh terus-terusan terpapar suhu dingin, pembuluh darah di otak akan pecah karena pelebaran. Kondisi ini mengakibatkan pendarahan mendadak di celah antara otak dan membran tengah yang membungkus otak  serta cedera hipotalamus. Padahal, hipotalamus merupakan bagian dari otak yang terdiri dari sejumlah nukleus dengan berbagai fungsi, salah satunya mengatur suhu.

Paradoxical undressing kadang  terjadi pada  kasus kematian karena hipotermia. Selain mengalami paradoxical undressing, korban hipotermia juga akan melakukan mekanisme perlindungan primitif. Sebagai makhluk yang  berdarah panas saat terkena hawa dingin, manusia selalu cenderung mencari tempat yang hangat.

Mekanisme tersebut, muncul sebagai upaya perlindungan terakhir. Perilaku tersebut muncul karena aktivitas abnormal pada proses otonom batang otak akibat hipotermia.

Kadang terjadi salah dugaan dalam penyelidikan penyebab kematian korban hipotermia. Karena korban hipotermia mengalami paradoxical undressing dan melakukan mekanisme perlindungan primitif, tak jarang kematian korban hipotermia disalahartikan sebagai korban kejahatan seksual dan pembunuhan.

Belajar dari kasus Andi, sudah sepantasnya bila sebelum melakukan suatu kegiatan di alam bebas, hendaknya membekali diri dengan ilmu tentang  alam, cuaca, suhu dan kemungkinan yang akan terjadi ketika mencoba beradaptasi dengannya 

Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun