Mohon tunggu...
ratna purnamawati
ratna purnamawati Mohon Tunggu... Guru - guru fisika SMA

guru fisika SMA yang suka musik, menulis, nonton bola, dan menanam anggrek

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Si "Uke" Binatang Peliharaanku

18 April 2022   09:45 Diperbarui: 18 April 2022   09:49 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pagi hari aku menyapu lantai, kegiatan yang biasa aku lakukan. Aku sapu ruang tamu, kamar, dan terakhir dapur. Aku bersihkan dapur, aku sapu lantainya. Kotorannya aku kumpulkan di dekat pintu dapur arah keluar rumah. Tiba-tiba aku liat banyak kotoran hewan di tanah dekat pintu. Aku bersihkan kotoran itu, warna coklat kehijauan, bentuk seperti tabung yang kecil. Banyak berserakan di bawah pohon cabe dekat pintu dapur.

Penasaran, kotoran hewan apakah itu? Aku liat sekitar daun cabe apa ada ulat, tapi kok kotorannya segede itu. Akhirnya aku menemukan ulat besar yang menempel di tangkai daun dan menggantung di tangkai cabe. Ulat itu tidak terlihat karena terhalang daun cabe, warna kulitnya juga sama karena dia menggantung di daun cabe yang menguning. Pantesan... pikirku. Cabe di dekat pintu itu pohonnya besar dan kokoh, tapi daunnya tinggal sedikit dimakan ulat. Cuma aku gak menemukan ulat yang memakan daunnya. Juga cuaca begini, siang panas banget membuat daun cabe itu berganti warna. Hijau ada hiasan kuningnya, jadi seperti tanaman yang tidak sehat.

"Hi ulat, akhirnya aku menemukanmu" gumanku pada si ulat. Warnanya kuning segar, ada garis-garis di tubuhnya, juga bintik hitam. "Eksotis", kata temanku yang aku kirimi gambarnya. Panjang sekitar 10 cm, tubuhnya besar. Ada ekor di bagian belakang, jika disentuh ekornya dia bergeliat melungker. Tanpa bulu, enak kalau dielus-elus tubuhnya. "Ulat keket itu" tiba-tiba ibuku berteriak. "Oh, iya bu" jawabku. Mau aku apakan ya? Pikirku. Asyik sekali ulat ini, warnanya bagus dan lucu juga. Kalau berjalan seperti kereta api. Hehehe...
Akhirnya aku cari tempat, dua tempat nasi dari plastik aku satukan. Aku buat kandang untuk ulat itu. "Nih, ni kandangmu dah jadi", kataku pada si UKE. Ulat aku taruh di situ, aku beri daun cabe. Aku pelihara ulat keket itu. Ya, si "UKE" itu namanya. Ulat keket binatang peliharaanku. Cerita awal tadi adalah sejarah aku menemukan dia. Sekarang dia ada di ruang tengah, di atas meja, di dalam kurungannya! Hehehe...
Tiap hari aku bersihkan kandangnya, aku kasih makan daun cabe. Aku mau melihat perkembangannya untuk menjadi kupu-kupu. Proses metamorfosis sempurna. Sekarang warna tubuhnya sudah mulai lebih gelap, tidak secerah dulu. Sepertinya itu merupakan langkah-langkahnya untuk menjadi kepompong. Mau bertapa dulu untuk menjadi kepompong. Semoga dia nantinya akan menjadi kupu-kupu yang indah. Kupu-kupu besar dengan sayap yang cantik jelita. Oh indahnya... itulah kuasaMu ya Alloh...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun