Mohon tunggu...
RATNA PUJI ASTUTI
RATNA PUJI ASTUTI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ilmu Komunikasi

UPN "Veteran" Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Antusiasme Work From Cafe di Tengah Geliat Perkembangan Coffee Shop

13 Juni 2022   18:51 Diperbarui: 15 Juni 2022   09:24 4306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hadirnya kebijakan "sekolah dari rumah" dan "work from home" akibat pandemi covid-19 membuat pola aktivitas berubah secara drastis. Pola aktivitas yang biasanya beragam dan bebas beralih menjadi pola aktivitas yang monoton dan terikat. Di sisi lain, hadirnya kebijakan tersebut tidak menyurutkan perkembangan sektor industri food and beverages. Di tengah rasa bosan, jenuh, dan stres akibat kebijakan dan pola aktivitas yang berubah, serta perkembangan sektor industri food and beverages yang terus berjalan, akhirnya memunculkan suatu fenomena "work from cafe".

Work from cafe merupakan istilah untuk menyebut seseorang yang melakukan pekerjaannya dari cafe. Work from cafe mulai menjadi rutinitas orang-orang semenjak masa pandemi dan terus menciptakan antusiasme yang besar hingga sekarang. Seperti yang diungkapkan oleh Feby Widianingrum (20), salah seorang pekerja di industri food and beverages, dalam hal ini coffee shop, mengatakan, "Antusiasme anak muda terhadap coffee shop sangat tinggi, terlihat sekali di sosial media manapun. Kebanyakan anak muda mengikuti gaya hidup sesuai trend yang berjalan."

Hal itu diperjelas oleh Merlinda (20) dan Mutiara (20), seorang mahasiswa di salah satu universitas di Jogja, yang mengaku dapat menghabiskan waktu untuk berkunjung ke coffee shop 2-3 kali dalam seminggu. Mereka biasanya menghabiskan waktu di coffee shop untuk mengerjakan tugas, mencari suasana baru, atau sekedar nongkrong. Selain berkaca dari pernyataan Merlinda dan Mutiara, antusiasme anak muda terhadap coffee shop dan work from cafe juga tercermin dari data Speciality Coffee Association (SCA), yang menyebutkan jika terjadi peningkatan yang signifikan terhadap pola konsumsi kopi masyarakat selama masa pandemi.

Antusiasme work from cafe yang dilakukan oleh orang-orang di coffee shop untuk membunuh rasa bosan, jenuh, maupun stres akibat kebijakan "sekolah dari rumah" dan "work from home", menimbulkan perbedaan pendapat di kalangan konsumen coffee shop. Di satu sisi, ada yang setuju dengan work from cafe, tetapi di sisi lain ada yang kurang setuju dengan work from cafe, karena melihat dari tingkat kefokusan saat bekerja di cafe. "Coffee shop kan lebih ke tempat umum. Jadi, kaya kurang aja bikin fokus apalagi untuk kerja, kalau untuk ngerjain tugas masih oke," tutur Merlinda.

Melihat dari sisi ekonomi dan efisiensi waktu, Feby mengatakan bahwa industri coffee shop menguntungkan sekaligus merugikan. Sebab, sejatinya industri food and beverages akan selalu dibutuhkan namun flow yang berlangsung di coffee shop cenderung lambat karena ikon coffee shop yang terkenal sebagai tempat nongkrong ataupun tempat work from cafe.

Meski demikian, perkembangan coffee shop di Indonesia dari tahun ke tahun terus menunjukkan angka peningkatan yang cukup positif. Baik perkembangan dari jumlah coffee shop yang ada, maupun perkembangan inovasi dari menu dan hal yang ada di coffee shop itu sendiri. Hal itu membuktikan jika perkembangan industri coffee shop masih akan tetap eksis kedepannya. Merlinda dan Mutiara yang setuju terhadap perkembangan coffee shop yang terjadi, mengungkapkan, "Mungkin karena beberapa orang menjadikan kopi itu kebutuhan, ya. Aku melihat industri coffee shop itu yang paling lama bertahan jadi favorit orang-orang," kata Mutiara. Sejalan dengan Mutiara, Merlinda mengatakan, "Kedepannya bakalan lebih maju, cuma karena mengalami kemajuan, jadi persaingannya bakalan semakin ketat."

Faktor yang mempengaruhi perkembangan coffee shop dapat datang dari para pelaku bisnis coffee shop. Seperti adanya inovasi dan hadirnya trend-trend baru dalam industri food and beverages yang akan muncul nantinya. Dengan adanya inovasi dan trend-trend baru yang diadopsi oleh coffee shop, akan membuat konsumen tertarik untuk berkunjung ke coffee shop tersebut. Ketika di tanya ketertarikan datang ke coffee shop untuk work from cafe, Mutiara mengatakan bahwa ketertarikan itu muncul ketika coffee shop menawarkan tempat yang nyaman, ketersediaan tempat ibadah, dan ditambah dengan suasana yang mendukung. "Banyak colokan terus kalau mau pesan kopi atau makanan juga tinggal pesan," tambahnya. Selain dari segi tempat, suasana, dan kepraktisan, alasan lain diungkapkan Merlinda, jika ketertarikan untuk datang ke coffee shop adalah karena tata ruang bangunan coffee shop dan adanya wifi. 

Dilihat dari beberapa faktor, perkembangan coffee shop bukan hanya terjadi karena faktor yang datang dari para pelaku bisnis coffee shop saja, melainkan juga peran orang-orang yang berkontribusi di coffee shop itu sendiri. Feby, yang kurang lebih sudah tiga tahun terjun di industri coffee shop sebagai seorang barista, bercerita mengenai pengalamannya."Dalam pekerjaan barista, hal yang paling sulit di manage adalah emosi, teman kerja, dan customer, karena ketika emosi tidak stabil maka berpengaruh pada suasana kerja dan work flow tim yang menjadi lambat," ungkapnya. Tentu, kerja sama yang terjadi antar barista menjadi salah satu kunci kesuksesan dan berkembangnya suatu coffee shop. 

Perkembangan coffee shop yang tinggi diiringi dengan antusiasme work from cafe yang juga tinggi meskipun terdapat berbagai pertimbangan, membuktikan bahwa industri food and beverages, dalam hal ini coffee shop, masih akan terus eksis. Namun, tidak menutup kemungkinan jika nanti industri coffee shop akan menurun eksistensinya, melihat pangsa trend baru yang akan hadir dan menjadi populer.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun