Dalam kehidupan sehari-hari, setiap manusia akan dihadapkan pada rasa tak percaya diri akan banyak hal. Demikian juga keterampilan berbicara yang sangat terbatas. Hal ini dikarenakan rasa rendah diri serta takut jika dianggap salah. Padahal semua hal itu hanyalah persepsi dan dapat diperbaiki dengan belajar dan bersosialisasi.
Rasa tidak percaya diri biasanya muncul karena grogi yang berlebihan. Terkadang stigma 'salah' juga dianggap sebagai pemicu rasa tidak percaya diri. Sehingga menyebabkan seseorang lupa akan kemampuan yang dimilikinya. Selain itu, rasa tidak percaya diri juga dilatarbelakangi karena ketidaksiapan kita pada hal yang akan dihadapi. Rasa malu mendominasi rasa tidak percaya diri.
Pun dengan keterampilan berbicara. Banyak disebabkan karena rasa takut nanti jika salah dalam berbicara dan tidak lancar. Keterampilan berbicara sangat mempengaruhi proses interaksi seseorang dalam kegiatan bersosialisasi di tengah masyarakat yang majemuk. Sehingga keterampilan berbicara perlu dilatih untuk menciptakan kemampuan berbicara yang baik dan benar.
Salah satu hal yang dapat mengatasi dan mengurangi rasa tidak percaya diri adalah melalui kegiatan pelatihan pidato. Hal ini dikarenakan ketika seseorang berpidato, haruslah dengan rasa percaya diri yang kuat. Serta mental yang harus disiapkan sebelumnya.
Selain itu, tata bahasa atau kalimat dalam berpidato haruslah dilakukan dengan baik. Apalagi untuk anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah. Pidato akan sangat membantu perkembangan rasa percaya diri serta akan mengasah keterampilan berbicara.
Salah satu kegiatan yang dilaksanakan oleh mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP Universitas Sebelas Maret (UNS) ini misalnya, memberikan pelatihan pidato kepada anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah layak untuk ditiru.
Pelatihan pidato yang dilaksanakan di Griya Yatim dan Duafa di daerah Kampung Sewu patut diapresiasi. Dengan latar belakang mengasah keterampilan berbicara dan untuk meningkatkan rasa percaya diri anak-anak, melaksanakan pelatihan pidato secara terpadu.
Pelatihan yang dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan ini diharapkan akan membantu anak-anak yang ada di Griya Yatim dan Duafa khususnya dalam mengasah keterampilan berbicara. Anak-anak yang mengikuti pelatihan sangat senang ketika berlatih pidato. Selain itu, interaksi anak-anak dengan teman yang lain semakin baik ketika dilaksanakan pelatihan. Terjadi proses interaksi dan rasa percaya diri mereka meningkat.
Pada akhir pertemuan, dilaksanakan lomba pidato sehingga dapat mengetahui proses dan perkembangan anak-anak setelah dilaksanakannya pelatihan. Dan tentu saja, anak-anak yang mengikuti pelatihan pidato ini semakin mantap dan berkembang dalam keterampilan dan rasa percaya diri yang meningkat.
Lalu pada akhirnya, pelatihan pidato dapat diimplementasikan dalam meningkatkan keterampilan berbicara dan meningkatkat rasa percaya diri demi terjalinnya interaksi yang baik dalam kehidupan bermasyarakat.
Ditulis Oleh: Ulya Nurul Azizah (Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia UNS 2015)
