Sebagai pemimpin pembelajaran, guru dapat menggunakan teknik coaching dalam menuntun dan menggali potensi yang dimiliki murid, serta memberikan keleluasaan murid untuk berkembang dan menggali proses berpikirnya. Dalam pengelolaan program yang berdampak positif pada murid, coaching dapat digunakan sebagai strategi untuk mengembangkan sumber daya murid, mengmbangkan kepemimpinan murid, menggali potensinya dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yaitu keselamatan dan kebahagian murid yang setinggi-tingginya.
Kaitan dengan Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan sebagai Pemimpin
Dalam pengambilan keputusan, guru sebagai pemimpin pembelajaran harus dapat melakukannya dengan bijak. Pada saat melaksanakan pengelolaan program yang berdampak positif pada murid, apabila menghadapi masalah apakah itu dilema etika ataukah bujukan moral, maka untuk mengatasinya perlu memperhatikan 4 paradigma dan 3 prinsip pengambilan keputusan serta berdasarkan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Sehingga keputusan yang diambil adalah keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan dan benar-benar berpihak kepada murid.
Kaitan dengan Modul 3.2 Pemimpin dalam Pegelolaan Sumber Daya
Sebagai pemimpin pembelajaran guru perlu memiliki kemampuan untuk menjadi pemimpin pengelolaan sumber daya yang dimiliki sekolah. Mampu mengidentifikasi aset/ modal yang dimiliki, yang meliputi modal manusia, fisik, sosial, lingkungan/alam, politik, finansial serta modal agama dan budaya.Â
Dengan menggunakan pendekatan berbasis aset, guru dituntut mampu memanfaatkan modal atau sumber daya yang dimiliki tersebut untuk kemajuan sekolah dan pengelolaan program yang berdampak positif pada murid.
Setelah memperhatikan keterkaitan/ koneksi antara modul 3.3 dengan modul lain sebelumnya, saya dapat menyimpulkan bahwa semua  program sekolah harus memberikan dampak yang positif pada murid. Untuk itu diperlukan perencanaan dan pengelolaan yang matang. Mulai dari memetakan/ mengidentifikasi sumber daya/ modal / aset yang dimiliki sekolah, menerapkan pendekatan berbasis aset untuk memanfaatkan sumber daya yang dimiliki tersebut.
Apabila timbul masalah baik dilema etika maupun bujukan moral, pemimpin pembelajaran hendaknya dapat mengambil keputusan yang tepat dan dapat dipertanggungjawabkan, sehingga tidak ada pihak yang dirugikan. Mampu menerapkan paradigma berpikir coaching untuk memastikan bahwa pembelajaran telah berpihak kepada murid.Â
Sangat perlu memperkuat kompetensi sosial dan emosional baik untuk murid maupun tenaga kependidikan, untuk itu diterapkan pembelajaran sosial dan emosional. Memperhatikan dengan sungguh-sungguh karakteristik, bakat dan potensi berbeda-beda yang dimiliki murid, sehingga perlu diterapkan pembelajaran berdiferensiasi untuk memenuhi kebutuhan murid yang berbeda tersebut.
Dengan nilai dan perannya guru penggerak dapat menyusun dan melaksanakan visi dengan membangun budaya positif di sekolah. Dengan harapan visi  tersebut dapat tercapai dimasa depan. Sesuai dengan tujuan pendidikan menurut filofosi Ki Hadjar Dewantara yaitu mencapai keselamatan dan kebahagian setinggi-tingginya sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat.
SETELAH MELIHAT KETERKAITAN ANTARA MODUL INI DENGAN MODUL-MODUL LAINNYA, JELASKANLAH PERSPEKTIF ANDA TENTANG PROGRAM YANG BERDAMPAK POSITIF PADA MURID. BAGAIMANA SEHARUSNYA PROGRAM-PROGRAM ATAU KEGIATAN SEKOLAH HARUS DIRENCANAKAN, DILAKSANAKAN DAN DIEVALUASI AGAR PROGRAM-PROGRAM TERSEBUT DAPAT BERDAMPAK POSITI PADA MURID?