Mohon tunggu...
Ratna Nabila
Ratna Nabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - college student

bonjour!

Selanjutnya

Tutup

Money

Berjualan "Nasi Bakar" di Era Pandemi

7 September 2021   16:50 Diperbarui: 7 September 2021   16:54 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Saat gagal kamu hanya perlu memulai lagi, dengan cara yang lebih cerdas" - Henry Ford

           Dunia sedang digemparkan virus yang kita kenal dengan virus corona atau covid-19. Tentunya hal ini sangat membawa perubahan yang sangat signifikan. Dari yang awalnya ketika berpergian tidak perlu memakai apa-apa, sekarang hukumnya wajib untuk memakai masker. Dari yang awalnya bersikap acuh tak acuh terhadap kebersihan, sekarang harus siap siaga membawa hand sanitizer dan selalu cuci tangan memakai sabun dengan baik. Dari yang awalnya saat jalan bergandengan, rangkulan, sekarang malah disuruh untuk berjarak. Awalnya kita semua tidak terbiasa pasti dengan kebiasaan seperti ini, tapi lama-lama menjadi hal biasa dan hal yang wajib banget untuk dilakukan.

            Datangnya virus corona ini membawa dampak sosial-ekonomi yang besar di luar sektor kesehatan. Saat ini cakupan kerugian yang ditimbulkan sulit untuk diantisipasi sepenuhnya. Sementara pemerintah tengah berupaya meredam dampaknya. Menurut Saiful, Pengamat kebijakan publik dan pelaku bisnis, Saiful menyebut ada tiga dampak besar pandemi Covid. Dampak yang pertama menurutnya adalah melemahnya konsumsi rumah tangga atau melemahnya daya beli. Dampak kedua dikatakannya adalah bahwa pandemi Covid-19 ini menimbulkan adanya ketidakpastian, kapan akan berakhir. Sehingga di bidang investasi juga ikut melemah dan berimplikasi terhadap berhentinya sebuah usaha. Sedangkan dampak yang ketiga yakni pelemahan ekonomi sehingga menyebabkan harga komoditas turun. Akibatnya dampak tersebut, Pemerintah telah melakukan tindakan cepat, program vaksinasi, ada program pemulihan ekonomi nasional, BLT, bantuan modal usaha UKM/UMKM.

            Jadi, dampak yang paling berpengaruh selain dari sector kesehatan adalah sector perekonomian. Perekonomian sangat mengalami penurunan. Para pencari nafkah pun juga merasakan dampak tersebut. Banyak pekerja yang terkena PHK oleh perusahaannya. Hal inilah yang membuat para pekerja yang awalnya bekerja menjadi seorang pengangguran. Lalu bagaimana cara mereka untuk bertahan hidup?

            Untuk bertahan hidup di tengah era pandemi ini, lalu banyak para pekerja yang memilih untuk menyemplung ke dunia bisnis. Ada bisnis kuliner, clothing, kriya, dan  hingga banyak juga karena sekarang sedang masa pandemi yang menjadi pebisnis masker, hiasan masker, dan masih banyak lagi. Dan yang paling banyak menurut data yang ada adalah bisnis kuliner.

             Di Kabupaten Banyuwangi, tepatnya di daerah Kelurahan Tamanbaru, terdapat sebuah usaha rintisan yang didirikan oleh seorang wanita berumur 50 tahun bernama Ibu Rini. Ibu ini telah menggeluti usaha di bidang kuliner mulai dirinya masih muda. Beliau dulu awalnya adalah seorang pegawai di salah satu bank swasta di Banyuwangi dan memutuskan untuk berhenti karena suatu alasan. Setelah lama nganggur di rumah, beliau mencoba hal-hal baru. Seperti membuat kue ulang tahun, membuka salon kecantikan, menjadi perias, membuat kerajinan, hingga menghias mahar perkawinan.

             Sekarang Bu Rini lebih menggeluti di bidang kuliner. Beliau menjual berbagai makanan dari makanan dessert, makanan ringan, dan makanan berat. Untuk dessert atau makanan penutup yang ia jual ada aneka pudding, seperti pudding hias, pudding lukis, pudding suntik, pudding buah dan lain-lain. Untuk makanan ringan ada risoles, lumpia, kue kering untuk lebaran. Dan untuk makanan berat ada berbagai varian nasi bakar, nasi liwet, nasi tumpeng, nasi kotakan, nasi kuning, dan masih banyak lagi. Dari sekian banyak yang ia jual, yang paling laris adalah nasi bakar.

             Nasi bakar yang dijual Bu Rini ini sangat membuat Bu Rini menjadi lebih dikenal oleh masyarakat luas. Untuk pemasarannya sendiri beliau dibantu oleh anaknya. Awalnya nasi bakar olahan Bu Rini ini dijual oleh anaknya ke tempat sekolah, lalu banyak yang suka dengan nasi bakar terebut. Tetapi, saat kondisi nasi bakar milik Bu Rini ini mulai naik, ada permasalahan yaitu datangnya virus corona. Hal ini membuat bisnis Bu Rini mengalami penurunan. Tetapi hal ini tidak membuat Bu Rini tidak diam menyerah begitu saja. Bu Rini serta dibantu anaknya, mulai membangun lagi bisnis yang sempat mengalami penrunan itu.

             Pemasaran yang awalnya hanya dilakukan melalui ear to ear, sekarang dilakukan melalui soisal media. Sosial media yang digunakan adalah whatsapp, instagram, dan twitter. Bu Rini juga terkadang membuat promo-promo menarik. Seperti ketika promo bulan ramadhan yaitu beli 2 nasi bakar free 2 es teh, beli 2 free telur, dan beli 2 harga menjadi lebih hemat dari harga sebelumnya. Dari situlah lebih banyak yang mengenal dan lebih banyak yang meminati lagi nasi bakar Bu Rini ini. Ada beberapa juga yang menjadi reseller.

              Menurut saya, dalam hidup pasti ada yang namanya permasalahan. Tapi bagaimana cara kita menuntaskan permasalahan tersebut agar kita bias melanjutkan hidup kedepan agar lebih grow up dan next level. Dalam perjalanan mencari rejeki pun pasti ada up and down. Sama halnya seperti yang terjadi dengan Bu Rini. Beliau awalnya adalah seorang pegawai bank, lalu memutuskan untuk berhenti. Kita sebagai seseorang jugalah harus berani mengambil keputusan dan mencoba. Bukan berarti sekarang Bu Rini telah menjadi seorang yang sukses dan sudah berhenti belajar. Bu Rini juga harus terus mengembangkan usahanya agar usahanya terus kreatif dan inovatif. Begitu pun dengan anaknya, selaku marketing dari usaha Bu Rini, ia harus terus mengembangkan ide-idenya, harus terus mencoba hal-hal yang baru, dan tidak lupa juga untuk tetap update terhadap pasar dan teknologi yang ada. Bu Rini dan anaknya harus selalu menjadi partner yang kompak satu sama lain. Dan ya untuk dokumentasi saya hanya memakai foto seadanya, tapi foto ini sangat spesial. Karena ya, Bu Rini itu adalah ibu saya, dan 'anaknya' yang saya tulis ini adalah diri saya sendiri. Untuk kalian yang ingin membeli bisa mengirim pesan di instagram @dapurnarita atau di instagram saya @ratnanabilaa. Semoga saya dan Ibu saya selalu menjadi partner berbisnis yang kompak. Aamiin..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun