Mohon tunggu...
Ratna M. Noer
Ratna M. Noer Mohon Tunggu... -

Saya seorang ibu rumah tangga yang bekerja

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

....dan mereka pun histeris

13 Oktober 2012   18:06 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:52 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1350126235685529831

Semester ini aku mendapat satu jadwal mengajar yang tergolong penuh tantangan. Kenapa? Karena aku harus mengajar mata kuliah (selanjutnya kusingkat matkul) Biologi Umum untuk mahasiswa non biologi, yaitu mahasiswa fisika. Kusebut sebagai tantangan pertama karena matkul Biologi Umum merupakan matkul wajib dasar di fakultas MIPA (Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam) seperti halnya matkul Kimia Dasar, Fisika Dasar dan Matematika Dasar. Di mana-mana yang berlabel wajib, kadang dijalani dengan rada-rada kepaksa, setengah hati… (mudah-mudahan hanya suuzon-ku saja ya Nak). Tantangan kedua, aku mendapat jadwal hari jumat jam 13.30…benar-benar “injury time” lah. Jumat siang.. sepertinya yang mulai bermain di pikiran adalah ujung minggu, saat leisure time, bebas dari tugas, bebas dari kuliah, hang out sama teman, keluarga. Dan jam segitu, habis makan, di ruang ber AC…lhaaa…tinggal tunggu kelopak mata mengatup tooh. Dan kalau korban serangan kantuk sudah berjatuhan, aku yang berdiri di depan mesti menguliahi siapa ? Ngomong sama laptopku kali ya. Di pertemuan pekan pertama aku sudah bisa membaca situasi kelas. Kelasku itu berisi anak-anak yang bermuka lempeng (lurus). Materi yang kuberikan bersifat pengantar atau introduksi dan bercerita mengenai mahluk hidup tidak berhasil menarik minat mereka. Yaaa itu…lempeng aja, kalau kata orang Sunda: molohok. Setiap kuberi kesempatan untuk bertanya, tak satu pun tangan terangkat. Sebaliknya kalau kulempar pertanyaan, hampir semua menjawab, tapi dengan suara pelan dan terkesan ragu-ragu, jadi malah kelas tiba-tiba seperti dipenuhi lebah yang berdengung. Walah piye ki ? Aku tak bisa membayangkan bagaimana mereka akan lebih molohok lagi  pada kuliah berikutnya yang bercerita mengenai badan Golgi, reticulum endoplasma, ribosom, lisosom…. bakalan lieur euy Sepertinya Allah mendengar kegalauanku (uhuy..) ditinggal tidur mahasiswanya aja galau…:p Partner mengajarku mengingatkan bahwa topik kedua giliran beliau, baru topik ketiga, Genetika kembali giliranku, pekan berikutnya. Oo..baiklah… lega aja..terbebas dari tantangan ketiga… mendeliver materi biologi sel yang kelas beraaat. Sejak kecil aku suka sekali menggambar, seingatku sampai SMA malah. Sekarang masih tetap suka, tapi medianya adalah Microsoft Power Point (ppt). Mengutak-atik  slide aku sukaa sekali. Bahan ajar Biologi Umum berbentuk slide ppt sebenarnya sudah disiapkan oleh Tim Pengembang Bioumum Departemen. Karena aku teringat dengan kelasku yang kurang responsif itu, aku jadi makin tergerak untuk sedikit menambahkan “daya tarik’, “bumbu’ atau apalah istilahnya sehingga setidaknya bisa membuat mata mereka melek atau sebagai terapi kejut di siang bolong. Hampir pasti saat mereka di SMA sudah belajar tentang persilangan kacang ercis oleh Mendel yang melibatkan karakter dominan dan resesif dari biji, polong, warna bunga dan tinggi batang.Tapi  itu tidak akan cukup untuk membuat mereka tertarik lebih jauh dengan ilmu genetik. Maka di bagian pembahasan mengenai  pewarisan karakter/sifat manusia, aku menghidupkan slide yang semula hanya berupa kata-kata dengan penambahan gambar. Cukup satu slide. Aku mengajak mereka mengamati tubuh mereka sendiri melalui tampilan raga orang lain, raga selebritis. Mudah-mudahan dengan “jembatan keledai” ini bisa membantu mereka mengingat, lalu mengerti…bukan sekadar menghafal bahan ajar. Jadilah kucari foto  orang yang memiliki garis rambut (hairline) berbentuk seperti huruf V yang disebut dengan widow’s peak sehingga orang-orang yang memiliki karakter ini wajahnya berbentuk seperti hati. Cukup banyak gambar seleb  yang muncul yaitu Marilyn Monroe, Leonardo DiCaprio, tapi yang kupilih Zidane. Karakter widow’s peak bersifat dominan. Lalu kemampuan menggulung lidah (roller tongue) yang merupakan sifat dominan, kebetulan di mesin pencari muncul gambar wajah yang sangat akrab, yaitu Daniel Radcliffe si Harry Potter dan Emma Watson si Hermione Granger. Daniel adalah penggulung lidah, sedangkan Emma bukan penggulung lidah. Kuperhatikan beberapa mahasiswa yang duduk di barisan depan mencoba menggulung lidahnya, dan bisa. Kukatakan kepada mereka, "Kalau yang tidak punya sifat itu, mau sampai lidah kalian melintir dan keriting ngga akan bisa menggulung". Terdengar suara beberapa anak serempak tertawa. Wahahaha …. aku juga tertawa dalam hati, ternyata bisa ketawa juga ya anak-anak lempeng dotcom ini. Sifat berikutnya adalah ujung daun telinga yang menempel (attached earlobed) dan daun telinga yang lepas (detached earlobed).  Attached earlobed bersifat dominan. Serentak para mahasiswa itu memegang dan menarik-narik daun telinga mereka.  Hehehe lucu juga ya mereka itu… ice breaking-nya meuni mahal ajah…harus pake tampang seleb. Berikutnya dimples, duh padanan bahasa Indonesia nya apa ya ? Apa mungkin “dekik”? Karakter dimples ini bersifat dominan. Yang langsung terbayang di pikiranku adalah John Travolta dan salah satu pemeran James Bond yaitu Timothy Dalton yang punya dimples chin yaitu dagu terbelah. Selain dekik di dagu, ada pula dekik di pipi yang lebih dikenal dengan lesung pipit (dimples cheek). Hasil  browsing, muncul banyak foto, saat aku akan mengambil satu di antaranya, rekanku yang kebetulan sedang berada di dekatku sempat melihat  ‘kesibukan’ku. “Bu contoh yang diambil jangan orang bule semua dong…sekali-sekali Asia gitu Bu…Korea yang lagi ngetrend.” Ooo…gitu ya Win…hmm boleh juga, aku tau Windri itu Koreamania. Kebetulan ada satu foto pria Asia yang memiliki dimples cheek cukup jelas. Saat kuclick untuk mengunduh, muncul nama sang artis:  Siwon. Kutanya ke Windri. “Ada nih Win namanya Siwon”. “Mana Bu ?” Windri mendekat dan melihat ke laptopku. “Wah iya Bu. Pasti nanti di kelas cewek-cewek pada teriak-teriak Bu”. “Ah masa sih Win. Ya pokoknya mereka jadi gak ngantuk dan gak terlalu molohok aja. Anggap aja ini enzim molohok-ase…” Di kelas, khusus satu slide bonus yang kusiapkan itu kusetting menggunakan custom animation. Jadilah muncul di layar satu persatu foto seleb sesuai karakter genetik yang dimilikinya.  Untuk membuktikan keyakinan Windri, kubuat kemunculan Siwon yang terakhir. Dan benar saja…saat Zidane, Daniel Radcliffe, John Travolta yang nongol, mereka masih anteng, lempeng alias belum bereaksi. Begitu kuclick foto terakhir… mahasiswi yang duduk mengelompok serentak histeris ....diikuti dengan suara mendengung lagi, ribut berbicara dengan teman sebelahnya. Sampai aku harus menunggu kelas hening kembali sebelum pindah ke slide berikutnya. “Ya sebenarnya bisa saja di setiap slide saya taruh foto dia (Siwon maksudnya) supaya kalian gak ngantuk, tapi nanti malah kalian lebih  perhatiin dia, bukan perhatiin penjelasan saya” Mereka pun tertawa lagi. Ternyata untuk menarik perhatian orang, kita harus tau kesukaannya. So, berarti jumat kemarin skor ku 1-0 melawan mereka. Kesimpulannya, setiap kuliah aku harus menyiapkan terapi kejut atau pil anti ngantuk buat mereka. Baiklah… [caption id="attachment_211372" align="aligncenter" width="300" caption="Slide bonus, anti ngantuk"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun