Dua minggu yang lalu hasil tes kehamilan saya menunjukkan 2 strip. Positif! Bahagia tiada tara, bersyukur pada Tuhan. Saya segera menghubungi teman-teman saya yang masih ibu muda juga, apa yang harus saya lakukan setelah tahu saya positif hamil. Saya perantau. Saya tinggal di Yogyakarta untuk melanjutkan studi S2, jauh dari rumah saya di Nganjuk. Karena bukan orang Yogya asli, maka info soal periksa kehamilan yang oke jadi masalah penting buat saya.
Teman saya menyarankan supaya menyimpan testpack hasil tes kehamilan itu dan membawanya kalau nanti mau periksa kehamilan. Teman yang duluan merasakan hamil dan ber KTP Yogya menyarankan saya supaya periksa pertama kali di Puskesmas saja. Teman saya menjelaskan bahwa pemeriksaan kehamilan (pemeriksaan ANC) di Puskesmas kota di Yogya rata-rata sudah menjalankan pelayanan 10T. Hal ini merupakan instruksi dari pemerintah setempat katanya. Standar 10T Pelayanan Antenatal Care tersebut terdiri dari:
1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
2. Pemeriksaan tekanan darah
3. Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas)
4. Pemeriksaan puncak rahim (tinggi fundus uteri)
5. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)
6. Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi Tetanus Toksoid (TT) bila diperlukan.
7. Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan
8. Test laboratorium (rutin dan khusus)
9. Tatalaksana kasus
10. Temu wicara (konseling), termasuk Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) serta KB paska persalinan
Ada 3 Puskesmas yang disarankan teman saya untuk dikunjungi. Puskesmas Gendongtengen, Mantrijeron dan Jetis. Karena Puskesmas Jetis paling dekat dengan lokasi saya, maka saya putuskan untuk ke sana. Letak Puskesmas Jetis yaitu di Jalan Sudirman. Kalau anda dari jalan Monjali, lurus saja, nanti ketemu Tugu Yogyakarta belok kanan. Nah dia di kiri jalan situ. Antrinya pagi ya. Pengalaman saya kemarin, saya datang jam 08.15 saja sudah dapat antrian no 69! Oh ya saya infokan, Puskesmas Jetis hanya memberikan pelayanan periksa kehamilan (ANC) pada hari Selasa dan Rabu saja.
Setelah saya sampai di sana, saya diberi kartu berobat dan mendapatkan pemeriksaan kehamilan. Petugas mulai menanyakan riwayat penyakit seperti diabetes, hipertensi, punya alergi apa, kehamilan keberapa, lalu riwayat keguguran, dll. Pemeriksaan dilanjutkan dengan mengukur berat badan dan tinggi badan, tes lab darah dan urin juga. Kadar Hb dan infeksi HIV juga diperiksa, dan kehamilan saya dipastikan sekali lagi dengan tes urin. Selain itu petugas juga memeriksa tekanan darah, tes refleks dan periksa dengan palpasi/perabaan. Tes palpasi ini adalah tes yang banyak dilupakan oleh dokter kandungan saat ini karena kebanyakan mereka langsung menggunakan USG.Di Puskesmas Jetis ini ternyata sudah ada Dokter Spesialis Obsgyn juga. Mereka juga menyediakan layanan untuk USG. Cuma saya tidak tahu itu USG yang 2D atau 3D.
Saya sempat khawatir nanti biaya pemeriksaannya mahal. Secara kan KTP saya bukan KTP DIY. Ternyata eh ternyata, untuk semua pemeriksaan di atas saya cukup membayar Rp 30.000,' dikembalikan Rp 1500,- pula. Di Struk rincian pembayarannya dituliskan periksa ANC Rp 5000,-. Biaya ini kemudian ditambah dengan tes lab tadi. Wah murah banget. Untuk biaya USG, kalo tidak salah kita hanya perlu membayar Rp 40.000,- saja. Pada kesempatan itu pula tidak saya lewatkan untuk sekalian bertanya mengenai info menjaga kehamilan di trimester awal.
Benar teman saya bilang, lebih baik periksa kehamilan awal di Puskesmas dulu. Dua teman saya yang periksa awal kehamilan di dokter kandungan mengatakan dia hanya diukur berat badan tinggi badan saja lalu diberi multivitamin. Selebihnya, ditawarkan untuk USG dan diberitahu supaya jaga makan dan istirahat cukup. Lepas itu, biaya periksanya mahal, antara Rp 200.000,- sampai Rp 300.000,- pula. Pemeriksaan menyeluruh lebih terasa justru kita ke Puskesmas.
Sepulang dari Puskesmas Jetis saya mendapatkan buku KIA yang merah muda itu, tablet asam folat untuk satu bulan dan testpack hasil uji kehamilan di sana.
Saya tidak tahu apakah Puskesmas di daerah lain seperti di kampung halaman saya hingga seteliti itu pemeriksaan ANC nya. Intinya, bagi saya pemeriksaan ANC di sini sudah bagus. Dan saya sarankan, jika anda tinggal di Yogya, manfaatkanlah fasilitas pelayanan kesehatan yang murah tapi cukup berkualitas ini. Tidak selamanya Puskesmas itu hina, dan tidak selamanya bayar mahal itu pasti kualitas pelayanannya bagus. Salah satu teman saya saja merasa menyesal kenapa tak dari awalnya periksa di Puskesmas. Hb dia rendah dan itu tidak terdeteksi hingga kehamilannya menginjak usia 6 bulanan. Selama itu dia hanya konsul dengan dokter saja. Baru ketahuan setelah dia periksa di Puskesmas dan disuruh nggenjot Hb lewat nutrisi dari makanan dan berbagai suplemen. Demikian info dari saya, semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H