Mohon tunggu...
Ratna Wahyuningsih
Ratna Wahyuningsih Mohon Tunggu... -

SAYA BISA, Berjuang mewujudkan MIMPI, BERSYUKUR, BELAJAR, FOKUS , IKHLAS & SUKSES is MY RIGHT :) \r\n-positive thinker as always-\r\n

Selanjutnya

Tutup

Money

Antisipasi Pangan, Indonesia Impor Beras 1.2 Juta Ton

22 Desember 2010   12:44 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:29 1102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beras merupakan kebutuhan utama bahan makanan pokok masyarakat Indonesia. Dalam sehari setidaknya tiga kali kita mengkonsumsi beras yang dimasak menjadi nasi. Konsumsi beras rata-rata masyarakat Indonesia terhitung tinggi di kawasan Asia, yakni mencapai 139 kg/kapita/tahun.

Negara Asia lain seperti Malaysia dan Jepang yang juga mengkonsumsi nasi sebagai makanan pokok, nilai konsumsi berasnya jauh berada dibawah angka 100 kg. Malaysia tercatat hanya mencapai 80 kg dan Jepang hanya 60 kg/kapita/tahun.Bila dibandingkan dengan rata-rata dunia hanya 60/kg/tahun.

Mengingat tingginya angka konsumsi pangan kita pada beras ini, tak heran bila ada selentingan pasokan beras dalamnegeri kurang, sehingga kita harus mengimpor beras dari luar. Berita dari perum Bulog (Badan Urusan Logistik) yang menginformasikan bahwa stok beras minimum 1.5 juta ton dengan pengadaan prioritas dalam negeri, dimana untuk menjamin stok ini tetap cukup, Bulog telah komitmen untuk mengimpor sebanyak 1.2 juta ton.

Angka yang sangat besar sekali untuk impor beras dimana bila kita lihat saat ini data produksi Gabah Kering Giling (GKG) bahan mentah beras tercatat mengalami surplus sebesar 1.58 juta ton atau mengalami kenaikan 2.46 %menjadi 65.98 juta ton GKG. Kenaikan produksi ini dikarenakan adanya perluasan lahan panen sebesar 1,82 % atau 234.54 ribu hektar. Produksi padi tahun 2010 sebesar 1.58 juta ton tersebut mengalami kenaikan dalam perkiraan Sep-Des sebesar 2.09 juta ton, karena sebelumnya realisasi produksi Jan-Agustus turun sebesar 0.51 juta ton.

12930210771630271640
12930210771630271640

Hingga saat ini tercatat Bulog memiliki stok beras 900 ribu ton, sebelumnya Bulog telah mengimpor beras 600 ribu ton dari Vietnam (550 ribu ton) dan Thailand (50 ribu ton) akan adanya tambahan pasokan untuk beras impor sebanyak 600 ribu ton akan masuk pada akhir bulan ini, dan sisanya separohnya lagi akan dijadwalkan datang pertengahan februari 2011, untuk memenuhi jumlah pasokan beras sebanyak 1.2 juta ton.

Penambahan jumlah stok beras impor ini berkebalikan dengan data BPS yang menunjukkan adanya peningkatan jumlah produksi dari tahun sebelumnya. Sebagai negara agraris yang menghasilkan beras, Indonesia seharusnya berkecukupan dalam pasokan beras hingga akhir tahun. Namun, penambahan stok ini pun juga beralasan kuat karena adanya faktor cuaca ekstrim yang menyebabkan tingginya curah hujan di tahun ini, yang mengganggu produksi, sehingga suplai kurang yang mengakibatkan minimnya pasokan, hal inilah yang akhirnya menjadi faktor utama pendorong kenaikan harga beras.

Ancaman banjir di sejumlah daerah produsen beras serta target pertumbuhan produksi di awal tahun yaitu sebesar 3,2 persen yang tidak terealisasi pun membuat pemerintah memutuskan untuk mengimpor beras sebanyak 1,2 juta ton. Jumlah impor beras tersebut cukup besar. Fakta lainnya bahwa konsumsi sumber karbohidrat masyarakat Indonesia sebanyak 78 % dari beras, sisanya 17 % dari terigu dan 5 % dari umbi dan biji-bijian.

Tingginya tingkat konsumsi pada beras ini dipandang sangat ironis, padahal sumber karbohidrat itu bisa didapatkan tidak hanya dari beras saja, namun bisa juga berasal dari terigu, aneka umbi dan biji-bijian. Saat ini pun Balai besar Pascapanen Badan Litbang Pertanian berusaha untuk mengembangkan sumber pangan pokok yang potensial untuk pengganti beras dimasa depan, teknologi ditingkatkan untuk pengolahan aneka umbi seperti ubi kayu, ubi jalar, talas, ganyong, garut, iles-iles, dan kentang, selain itu juga tepung dari jenis serelia antara lain jagung, sorgum, jewawut dan hotong.

Tentunya semua ini harus didukung dengan perubahan mind-set masyarakat kita yang selalu bilang ”kalau belum makan nasi , rasanya saya belum makan”, jadi sepertinya walau mengkonsumsi banyak karbohidrat dalam satu porsi tanpa nasi sama sperti belum makan. Bagaimanakah dengan Anda?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun