Mohon tunggu...
Ratna Wahyuningsih
Ratna Wahyuningsih Mohon Tunggu... -

SAYA BISA, Berjuang mewujudkan MIMPI, BERSYUKUR, BELAJAR, FOKUS , IKHLAS & SUKSES is MY RIGHT :) \r\n-positive thinker as always-\r\n

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Semangat '45 Nenek Saat Teraweh

12 Agustus 2010   17:09 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:05 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Awal ramadan, awal bulan suci yang penuh dengan barokah, bulan dimana semua umat muslim berlomba-lomba untuk mengumpulkan pahala sebanyak-banyaknya, bulan dimana semua umat muslim diwajibkan berpuasa, bulan dimana setiap 1 amal kebaikan akan dikalikan dengan 1000 kali nya sehingga wajar jika di bulan nan suci dan penuh berkah ini, semua umat muslim di seluruh dunia saling berlomba-lomba untuk menunjukkan bukti kecintaan nya kepada sangmaha kuasa , Allah SWT.

Saya pun merasa bersyukur di bulan ramadan ini saya dan keluarga saya masih bisa bertemu dengan ramadan lagi, saya pun tak ingin mensia-siakan kesempatan ini, berusaha melakukan kebaikan di bulan nan penuh berkah ini, tak hanya berpuasa, ibadah-ibadah sunah, seperi tadarus, solat teraweh, sedekah dll pun saya lakoni dengan ikhlas demi Allah Ta’Ala.

Namun di hari ke-3 teraweh ini, saya merasa malam ini saya menjumpai sesuatu yang special, dan ingin sekali saya menuliskan nya disini. Seperti biasa, di tempat yang sama dengan saya melaksanakan solat teraweh kemarin, yaitu di mushola Al-Hidayah, bertempat di daerah duren 3. Dekat dengan kompleks tempat tinggal saya. Sekilas memang tak ada yang baru di tempat itu, semua nya sama.

Malam ke-3 jumlah jamaah teraweh masih bisa dibilang rame walau tak serame hari pertama, saya masih ingat di hari pertama pembukaan puasa, jumlah jamaah teraweh sungguh sangat membludak, hampir tak ada tempat tersisa, semuanya full terisi dan saf pun sangat rapat. Itu hari ke-1, hari ke-3 sudah agak terlihat sedikit berubah rupanya, masih bisa dibilang cukup rame namun tidak terlalu padat. Saya datang pukul 7 dan mulai mencari tempat, Alhamdulillah saya masih kebagian salat di saf pertama, saya pun segera menggelar sajadah saya dan menunggu iman untuk segera mengumandangkan adzan isya, sambil menunggu pun saya sambi dengan membaca surat yasin, ketika saya selesai mengaji, terdengar ada suara menyelentuk dari samping kiri saya, suara itu begitu pelan dan lembut, ketika saya menoleh, Subhanallah, seorang nenek-nenek “Tadi ngaji Yasin ya mbak?” Tanya nenek itu. “Iyaa nek..” Jawab saya.Suara nenek itu mengingatkan saya pada nenek saya yang ada di Surabaya. Bisik saya dalam hati.

Kumandang Adzan pun terdengar syahdu nya, saya pun bersiap-siap untuk melakukan solat sunat Qabliyah Isya 2 rakaat sebelum salat Isya, nenek disebelah saya pun ikut melaksanakan solat sunat Qabliyah, salat pun berlanjut, rakaat demi rakkat saya jalani dengan khusuk.

Alhamdulillah, salat teraweh malam itu telah usai dengan lancar, dan Subhanallah, nenek disamping saya, saya bergetar dalam hati, saya kagum pada beliau, seorang nenek yang sudah lanjut usia, mungkin sekitar 80 an lebih, berbadan tua, kecil, kurus, pendek dan agak bungkuk tersebut dari luar secara fisik beliau sudah sangat cukup tua,banyak kerut-kerutan wajah tua diwajah ayunya. Dikulitnya tangan dan kakinya sekilas terlihat semacan ada penyakit bercak-bercak putih yang sudah cukup lama dideritanya namun, sisa-sisa kecantikan dimasa mudanya itu masih terpancar sedikit, namun sudah pudar dimakan usia.

Ada hal yang membuat saya kagum pada nenek itu, beliau selama menjalani soalat teraweh terhitung cukup kuat dan penuh dengan kekhusukan. Semangat salay nenek itu menular pada saya, secara tak langsung, saya merasakannya. Salat teraweh di Mushola dengan 20 rakaat ditambah 3 witir, itu memakan waktu lebih dari 1 jam, namun nenek tersebut tak menunjukkan tanda-tanda kelelahan sama sekali. Masih tetap ceria, usai salat pun beliau bergegas memasukkan mukenah nya di tas dan mengenakan kembali kerudung coklat muda nya.

Di akhir salat, saat selesai teraweh, saya pun menyempatkan diri untuk salim dengan nenek itu. Dalam hati saya mendoakan agar nenek tersebut diberi umur yang barokah oleh Allah SWT agar tahun depan saya bisa berjumpa lagi dengan beliau. Saya pun berdoa untuk nenek saya yang saat ini berada di Surabaya, nenek saya yang selalu menyempatkan diri untuk melaksanakan solat berjamaah di masjid setiap harinya, selalu menasihati saya untuk tidak lupa melaksanakan solat malam, nenek yang selalu menyebut nama saya dalam setiap doa- nya. Ingin saya memeluknya saat itu juga saya dimana saya melihat nenek yang saya temui saat salat teraweh tadi.

Ya Rabb, lindungilah selalu nenek saya, berikanlah beliau kesehatan,umur yang barokah dan saya kesempatan untuk bisa membahagiakan beliau disisa-sisa hidupnya. Amin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun