Hidup di tengah ketidak sempurnaan sudah mendarah daging sejak usiaku 15th, perilaku-prilaku penyandang anak-anak luar biasa telah aku pahami semenjak aku duduk di bangku SMP.
Ketertarikanku akan dunia yang tersisihkan entah mengapa telah menghipnotisku hingga detik ini.
Jemari-jemari lentik itu gemulai bergerak seolah setiap dimensi tergerak sendirinya untuk menyuarakan sebuah kalimat dengan tiap perkata baik dari A hingga Z.
Aku berdiri di pojok ruangan itu, asyik terpesona dengan semua keindahan yang disuguhkan di depan mataku...inilah bahasa qalbu, bahasa meneriakan kata namun tanpa suara.
Tanpa sadar jemariku berkeringat dan dingin, entah kekuatan dari mana aku ikut mencoba hadir di sana tanpa suara ya tanpa suara, cukup ku ikuti gemulai gerakan-gerakan itu meski aku sendiri belum paham maksud dan artinya, aku hanya berpikir kapan lagi aku begini...kapan lagi aku berbicara dengan bahasa hati, kapan lagi aku bersuara dengan lentik-lentik jari ini.
Sosok-sosok kecil mungil itu mulai mengerubungiku seperti kurcaci-kurcaci kecil menarik-narik semua di mensi yang menyelubungiku, aku terduduk di sebuah bangku kecil dengan keindahan di kelilingi para malaikat kurcaci ini, hingga sejenak imajinasiku melayang membayang sosok princes snow white dengan ke tujuh kurcaci.
Setiap untaian kalimat terangkai dengan indahnya meski hanya dengan gemulai gerakan jemari...semua dimensi tubuhku bergerak dengan menyatu sedikitpun tidak terlihat kaku, kuikuti semua gerakan itu dengan satu persatu
Ujung-ujung bibir ku ikut mengerucut, terkadang telapak jari ini mengepal atau terbuka terkadang membentuk bulatan atau telunjuk....semua ku ikuti memang tidak mudah namun aku begitu bahgia, di sini hanya ada keheningan tanpa ada kegaduhan.
Sosok itu bernama dzaki, pria kecil dengan malu-malu mendekatiku,lalu mengelus seluruh telapak jemariku....seolah membagi energi kebaikan dari setiap gerakannya, perlahan di angkatnya telapak tangan ku,di tuntunnya perlahan jemariku untuk menyentuh dadaku lalu terangkat bebas dengan menyilangkan di dada dan terbuka merangkai setiap jalinan kata dan kalimat hingga berujung akhir di dadanya....wow!!! amat luar biasa pagi ini, ya...aku di ajarkan bahasa cinta...dengan keheningan dan kebekuan tanpa ada kata-kata terucap dari mulut hanya cukup ekspresi muka dan tarian jemari ini aku telah mampu untuk mengatakan bahwa aku jatuh cinta kepadamu....
Dzaki pri kecil penuh senyum malu-malu itu telah mengajarkan ku bagaimana aku harus jatuh cinta dan mencintai....sejuta cinta terbang di sekelilingiku seperti debu keperak-perakan .