Mohon tunggu...
Ratna Islamiati
Ratna Islamiati Mohon Tunggu... -

Hidup hanya sekali, jadi niatkanlah untuk lurus...

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Catatan Diary [ autumn yang penuh jingga...] bag.4

14 Agustus 2011   13:56 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:47 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekujur badanku terasa sakit dan ngilu kepala berat untuk di angkat, sayup-sayup ku dengar suara-suara asing berlalu lalang... Tuhan, beri aku kekuatan...jangan buat badanku seperti kapas tak bertenaga, aku masih kuat Tuhan...aku masih bisa bertahan. Tiba-tiba seperti ku dengar suara ibu dari kejauhan..." ndukk...bangun ndhukk bangun...ibu disini menjagamu..." seperti di sengat arus listrik tiba-tiba kelopak mataku terbuka, ku perhatikan sekelilingku serba putih...panik menderaku namun tiba-tiba ada gengaman yang terasa akrab di tanganku, kulihat Shopie tersenyum di sisiku sambil memegang tanganku, semua sahabat baikku berkumpul begitu juga orang tua angkatku dan satu lagi sosok pria berbaju biru itu juga hadir, dia berdiri di pojok ruangan, dengan muka yang begitu pucat dan terlihat cemas. " wie man Zustand meiner lieben ..." ibu angkatku menanyakan keadaanku...aku tersenyum lemah sambil mengatakan bahwa aku baik-baik saja... Sisa darah segar yang mengalir lewat hidungku sudah mengering bahkan sebagian mengotori sweater dan pashminaku...Jasmine mengatakan itu mudah di bersihkan, dia berjanji akan membantu membersihkannya... Terima kasih Tuhan meski jauh dari Buya dan ibu namun kau kirim pengganti nya dengan tangan-tangan malaikat yang begitu hebat... Tiga hari aku harus bed rest di klinik dan kemudian berlanjut hingga ke rumah, oma begitu baik kepadaku, bahkan bergantian ke delapan sahabat-sahabatku datang mengunjungiku bahkan membantuku dalam penyelesaian beberapa tugas... Dear ry... Sekarang masih Oktober akhir.... Autumn masih berlangsung meski semesta terus berputar untuk menyambut datangnya winter... Ku buka jendela kamarku, beranjak dari tempat tidur dan menatap keluar, daun maple luruh di atas genting...ku pungut dan kusesapi aromanya....segar, begitu abstrakkk keindahan yang entah kapan lagi akan kunikmati... Sudah bebarapa hari ini aku terus bermimpi ibu datang mengunjungiku...ingin rasanya aku menelepon rumah, namun perasaan itu ku tahan, aku tidak ingin buya dan ibu tahu jika gendhuknya sakit.... Tuhan, terima kasih masih engkau sisakan kekuatan kepadaku meski aku harus terus berjuang...ya...berjuang untuk membuktikan bahwa aku yang terbaik, bahwa kesempurnaan itu letaknya di hati...bahwa kesempurnaan itu letaknya di keikhlasan...sakit dan memang amat sakit...namun aku harus bertahan...aku bisa dan aku kuat... Dear ry... Jangan pernah sedikitpun menangis untukku...karena kau sumber kekuatanku selain Tuhanku...kau sahabat dan kekasih sejatiku...semua rahasiaku kau memilikinya, kunci hati dan jiwaku kau yang menyimpannya...jaga itu ya ry...jangan kau cecerkan... Esok aku akan kembali berjalan lagi...menyususuri Berlin di autumn ini... Temani aku ya ry...kita berdua saja...aku hanya ingin berbagi denganmu saat ini...namun bagaimana caranya aku bisa keluar dan dapat ijin dari oma....ah sudahlah itu di pikirkan esok... Oktober'30 1998 Dear ry... Hebat kau...akhirnya luluh juga hati oma dengan rajukanku....hehehe aku memang paling ahli soal merajuk, semua mengacungiku jempol...negoisator ulung itu julukan buya kepadaku....hehehehe, kunci rumah ku dapatkan....aku bebas pulang jam berapa saja asal makan tepat waktu, dan memakai baju cukup hangat, jika ada apa-apa harus segera hubungi oma atau opa... Ku putuskan untuk naik kereta api, aku ingin menikmati autumn ini sendiri saja...meski belum hapal Jerman namun aku selalu yakin...bahwa aku pasti tidak akan ada apa-apa. Pengennya ke Berlin menikmati ramainya tengah kota namun sisi-sisiku yang kerap kau cintai berbisik lewat batinku..." kita bermain di dermaga yuk, menikmati senja dan hangatnya sunset..." Dear ry... Turun dari kereta dan sampailah aku di Hamburg, kota dermaga yang memiliki pesona tersendiri untukku, baik itu udaranya juga orang-orangnya, stasiunnya besar sekali ry, temani aku ya sayang...aku lumayan takut tersesat...

[ melihat bapak tua ini aku jadi ingat buya di kampung...buya paling senang bersepeda dan berjalan kaki]

Perutku tiba-tiba berbunyi saat ku lihat ada penjual kebab, oh ya ry...catatan untukmu " kebab di Hamburg terkenal enaknya lho...hanya sayang aku bukan penikmat makanan dengan baik jadi ukuran yang kupesan pun hanaya middle " oh ya ry, kuputuskan aku akan menginap di Hamburg...sejenak ingin menikmati suasana malamnya kota ini, karena senjanya Hamburg begitu mempesonaku, bersyukur aku tadi bawa baju untuk prepare jika ada apa-apa dan sebelum mencari penginapan aku memutuskan untuk menghubungi oma dahulu. Dear ry...dia mengikuti lagi...ya pria itu...apakah dia menjagaku, atau apa maunya.... Aku takut ry...karena aku sendiri...terkadang aku kerap berpikir bodoh tanpa pernah berpikir panjang, pergi sendiri di negeri orang tanpa ada teman...ini salah satu tabiat burukku...namun aku yakin ry...Tuhan menjagaku. lelaki itu berjalan pelan di belakangku menyusuri trotoar...sepanjang trotoar di hamburg begitu bersih dan indah, berbeda dengan negeri kita ya ry....bersyukur aku datang kesini menjelang winter dan di ujung autumn karena udaranya sejuk saat ini ry.... Ku hentikan langkah kaki ku tiba-tiba, lalu aku menoleh dan kulihat lelaki itu tepat berdiri di belakang ku dan menyapa ku " Assalamualaikum ... hallo ... ich Erri munchen Sie leben, ich bin in berlin leben ... sorry ich dir folgen wird, kann ich wissen ... Ich Shopie Cousine ... sie sagen, hallo, Sie .." [ assalamualaikum...hallo saya erri...kau tinggal di munchen kan, aku tinggal di berlin...maaf aku kerap mengikutimu, boleh aku mengenalmu...aku saudara sepupu shopie...dia titip salam untuk dirimu...] Shopie...ternyata Engkau mengirimkan malaikat penjaga lewat sosok Erri dalam duniaku.... Dear ry.... ternyata dia lelaki yang kerap menjadi bayanganku....dengan gondhog dan kesalku ku acuhkan sosok nya, bagaimana akan ku nikmati sejuknya Hamburg di ujung autumn ini jika ada penguntil di belakangku kini.... Sudahlah esok akan terjadi apa, kita lihat esok sekarang aku harus bergegas untuk mencari penginapan sebelum malam kian larut....dan akan ku nikmati indahnya sunset di dermaga esok nya.... hemmm....dan kau sosok penguntilku...kita lihat esok akan terjadi apa... Autumn yang penuh jingga ini akan kah ku temui amazing-Nya...dan tunggu di kelanjutannya Bersama sunset-Mu aku mengenalnya... Bersama Sunset Mu,  Aku Mengenalnya [Dear Ry #5]

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun