dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah; " buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang di bikin manusia ", kemudian makanlah dari tiap-tiap macam dari buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah di mudahkan (bagimu ). dari perut lebah itu keluar minuman madu yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kebesaran Tuhan bagi mereka yang memikirkan. (Qs.An-Nahl 68-69) Terjemah dari surat An-Nahl ini mungkin sebagian akan di pahami sebagai syifa (obat penyembuh)...namun berbeda dengan apa yang saya pahami...terjemahan ini saya pahami selain sebagai obat namun juga suatu bentuk keindahan untaian kalimat yang amat dahsyat, hingga setiap untaian kata jika di telaah dan di kaji syarat akan sastra islami. Berbicara tentang sastra islami dalam keyakinan seluruh umat muslim di dunia ini baik mereka yang mengaku dirinya islam secara kaffah atau islam secara radikal saya yakin tidak akan di ragukan lagi bahwa Al Qur'an yang merupakan adalah firman Tuhan yang tidak perlu diragukan lagi. Kebenaran yang terkandung di dalamnya pun telah dianggap mutlak oleh seluruh kaum muslimin baik oleh muslim koneservatif maupun oleh muslim radikalnya. Meskipun demikian, dalam lingkup kesehariannya kaum muslimin dirasa banyak yang kurang mampu mengaplikasikan nilai-nilai yang terkandung dalam al-Qur`an. Al-Qur'an adalah bentuk keberadaan sebuah karya satra yang Maha fenomenal, baik dalam keindahan penulisannya juga isi-isi yang terkandung di dalamnya. Kerap Al-qur'an di jadikan rujukan dalam setiap penulisan sastra kotemporer islami...dan karya-karya yang di hasilkannya amat sangat memukau dunia. Sosok Sayyid Quthb (1906-1966) adalah salah satunya, ulama kontemporer yang sangat concern terhadap penafsiran al-Qur`an , salah seorang ulama terkemuka di kalangan Ikhwan al-Muslimin. Terbukti dia menulis kitab tafsir Fî Zhilâl al-Qur`ân yang menjadi master-piece di antara karya-karya lain yang dihasilkannya. Kitab tafsir ini sangat diminati oleh kaum intelektual karena dinilai kaya dengan pemikiaran sosial-kemasyarakan yang mengkaji masalah-masalah sosial yang sangat dibutuhkan oleh generasi muslim sekarang. Oleh karena keunggulan inilah, penulis mencoba mengkaji serta melihat lebih dalam tentang sosok Sayyid Qutb, salah satu penafsir kontemporer yang telah mewarnai corak penafsiran al-Qur`an. Kembali pada sastra islami, Alqur'an yang merupakan karya sastra terhebat tidak mudah seorang penafsir menafsirkan isi dari kandungan Al-Qur'an, karena seorang penafsir di tuntut untuk memahami dan memaknai dengan lebih semua makna yang terkandung dalam setiap untaian kalimat yang terdapat dalam ayat dan bahasa. Dan sebenarnya menurut saya yang terpenting itu bukannya untaian teks nya namun makna dan isi di balik kandungan teks tersebut. Dan dalam tafsir sastra, teks dan bahasa akan di pahami dari sisi keindahan maknanya yang mampu mempengaruhi psikologi pembacanya/penafsir. Begitulah saya menempatkan Al-Qur'an selain sebagai pedoman dan landasan dasar namun membidik Al-Qur'an dalam pandangan sastra islami. **** AL ****
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H