Mohon tunggu...
Ratna Endang Widyasari
Ratna Endang Widyasari Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa S2 di STTRI Jakarta

latar belakang saya adalah seorang guru SMA, saya suka musik dan memasak, topik favorit saya adalah konten tentang pendidikan, psikologi, teologi dan spiritualitas.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Manusia Mencari Jalan Menuju Surga

2 Desember 2022   18:53 Diperbarui: 2 Desember 2022   20:36 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kematian adalah sesuatu yang pasti, semua orang pasti mati, lalu apa yang akan terjadi setelah mati, akan berada dimanakah kita? Surga atau Neraka? Orang bijak berkata banyak jalan menuju Roma! ya mungkin sebagian besar kita setuju pepatah ini, banyak alternatif cara mencapai sukses versi kita masing-masing. Tetapi ketika ada orang yang berkata banyak jalan menuju surga! 

Apakah anda akan setuju juga ? atau mungkin kita bertanya juga tentang surga yang manakah yang dimaksud ? sebuah argumen menyatakan bahwa ada bermacam agama didunia ini tentunya ada banyak cara menggapai surga karena setiap agama pasti mengajarkan jalan menuju surga, karena setiap agama pasti mengajarkan kebaikan-kebaikan moral sebagai pedoman bagi para pengikutnya, seperti rajin beribadah, mengumpulkan pahala sebanyak-banyaknya dengan menabur amal dan perbuatan baik seperti contohnya melakukan aktivitas sosial dan peduli sesama dengan membantu orang-orang kesusahan, yang bergumul dengan kemiskinan, yang terkena bencana, menjadi relawan atau donatur, membangun rumah ibadah, membangun panti asuhan, ada banyak cara yang bisa dikerjakan untuk mencapai surga bahkan ada pengajaran yang sangat ekstrim dengan mendoktrin pengikutnya untuk melakukan bom bunuh diri karena menurut mereka ini adalah sebuah jalan pintas masuk surga. Bagaimana pendapat anda tentang hal ini? 

Menurut sumber berita Kompas.com di Indonesia kita dapat menemukan  banyak kasus bom bunuh diri terjadi selama 2 dekade terakhir di berbagai kota sebut saja Bom Bali 1 (2002) menjadi bom bunuh diri pertama di Indonesia, Bom JW Marriot (2003), Bom Kedubes Australia (2004), Bom Bali II (2005), Bom Jw Marriot dan Ritz Carlton (2009), Bom di sebuah masjid di Cirebon (2011), Bom Sarinah (2016), Bom Mapolresta Solo (2016), Bom di kampung melayu Jakarta (2017),  yang terakhir Bom Surabaya dan Sidoarjo (2018) Bom terjadi di tiga gereja di Surabaya pada hari minggu dan di Mapolresta Surabaya pada hari senin dilakukan lima orang yang merupakan satu keluarga ayah ibu dan 3 orang anak yang masih kecil, empat orang terduga pelaku dinyatakan tewas di tempat sementara satu sisanya terlempar dan lolos dari maut.

Apa yang terlintas dipikiran kita melihat fenomena ini? Mengapa manusia mencari surga dengan menyakiti dirinya sendiri, keluarganya dan sesamanya? Apakah benar Allah sungguh menginginkan manusia melakukan hal ini? Apakah keputusan seperti ini sungguh-sungguh dapat membawa manusia ke surga dan mendatangkan kebahagiaan kekal bagi pelakunya? Bagaimana fenomena ini jika dipandang dari kacamata iman kristen ? Bagaimana iman kristen mengajarkan kita tentang jalan menuju surga atau hidup kekal setelah kematian?  

Mari kita membahas jalan menuju surga atau dalam perspektif iman Kristen disebut jalan keselamatan, dalam iman kristen tegas dinyatakan bahwa jalan keselamatan hanya ada didalam Yesus Kristus dan perbuatan baik adalah buah dari rasa syukur atas keselamatan yang merupakan anugerah kasih Allah yang telah diterima oleh manusia berdosa yang sesungguhnya tidak layak menerimanya. Apa maksud dari pernyataan ini? Mari kita uraikan satu persatu.

 Allah menciptakan manusia untuk memuliakan Allah, namun manusia memilih jalannya sendiri, memberontak melawan Allah, manusia kehilangan kemuliaan Allah dan menerima hukuman kekal,dosa membuat manusia mengalami keterhilangan, terpisah jauh dari Allah, tidak lagi memiliki jalan untuk dapat berhubungan dengan Allah. Ibarat cermin yang jatuh dan retak apapun yang dipantulkan sudah tidak lagi sama yang tampak hanyalah gambaran yang rusak dan kacau, seperti dalam Roma 3:10 Tidak ada lagi pancaran kemuliaan Tuhan, gambaran Allah dalam diri manusia rusak total, manusia hilang arah dan tujuan, tanpa Roh yang terhubung dengan Allah, apapun yang dilakukan, dirasakan, dan dipikirkan semua cenderung memberontak dan melawan Allah. 

Seperti fenomena yang tertulis di awal, banyak orang menganggap jika manusia berbuat baik dan tidak berbuat jahat, maka Allah akan menerima manusia kembali, jika manusia banyak beramal dan berkorban maka jalan ke surga akan terbuka, apakah benar demikian?  Dapatkah ciptaan yang berdosa dan terhilang menemukan sendiri penciptanya yang maha kudus?  Dapatkan perbuatan baik, moralitas yang tinggi, persembahan bagi pembangunan rumah ibadah membuat manusia kembali suci ? Roma 1: 21-23 menyatakan 

Tetapi sekarang, tanpa hukum Taurat kebenaran Allah telah dinyatakan, seperti yang disaksikan dalam Kitab Taurat dan Kitab-kitab para nabi, yaitu kebenaran Allah karena iman dalam Yesus Kristus bagi semua orang yang percaya. Sebab tidak ada perbedaan. Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus. Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya. Hal ini dibuat-Nya untuk menunjukkan keadilan-Nya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaran-Nya.

Ayat ini menyatakan dengan jelas tentang kesia-sian hidup dan usaha manusia berdosa dihadapan Allah, mustahil manusia dapat kembali kepada Allah dengan usahanya sendiri karena hanya akan menemukan jalan buntu, mengapa jalan buntu? Karena faktor dosa sangat berpengaruh dengan konsep kita tentang Allah karena pencemaran dosa menyebabkan pikiran manusia menjadi gelap dan hatinya menjadi jahat, inilah jawabannya mengapa manusia sanggup untuk menyakiti dirinya sendiri dan sesamanya demi dapat menggapai surga karena manusia yang tanpa Allah akan menjadi tersesat dia akan berjalan mencari Allah yang salah, dengan cara yang salah dan ditempat yang salah karena manusia sudah kehilangan spiritualitasnya, manusia mengalami mati rohani.

Manusia berdosa tidak mungkin menyelamatkan dirinya apalagi orang berdosa lainnya, ditengah kondisi manusia yang seperti ini ada sebuah kabar baik yaitu bahwa Allah sangat mengasihi orang berdosa, Allah berinisiatif menyelamatkan manusia dari kematian kekal dan dipulihkan hidupnya sehingga kembali dapat berelasi dengan Allah, hidup mencerminkan kemuliaan Allah. 

Disinilah jalan keselamatan dipersiapkan oleh Allah melalui pengorbanan putra tunggalnya Yesus Kristus juruselamat seperti yang dinyatakan dalam Yohanes 3 : 16  Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

Yesuslah korban yang termulia itu yang memungkinkan manusia diselamatkan dari maut dan dibawa pada hidup yang penuh pengharapan, Yesuslah satu-satunya manusia yang hidupnya tidak berdosa tanpa cacat cela dan noda, yang rela menanggung dosa padahal Dia tidak berdosa, yang rela menanggung derita akibat kesalahan yang tidak pernah diperbuatNya,  Dia adalah Allah yang menjadi manusia sehingga Yesus berkata dalam Yohanes 14 : 6 Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. Dalam uraian ini jelas sudah bahwa Kristus adalah satu-satunya jalan keselamatan tidak ada alternatif jalan yang lain.

Sekarang tinggal bagaimana kita merespon kasih Allah ? Jalan keselamatan adalah murni pemberian Allah bukan hasil usaha manusia (Efesus 2:8-9), harganya sudah dibayar lunas dengan darah dan pengorbanan Kristus, tidak ada lagi yang perlu dilakukan manusia untuk menyempurnakan keselamatan itu. Lalu bagaimana caranya supaya jalan keselamatan itu menjadi milik kita? 

Caranya adalah dengan percaya dan menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat secara pribadi dengan segenap pikiran, perasaan dan komitmen kita. Dalam pikiran kita sungguh-sungguh memahami dan menyadari benar keadaan diri kita sebagai orang berdosa yang sebenarnya patut dihukum dan bahwa Yesus sudah melakukan penebusan dosa melalui pengorbanan di kayu salib. 

Dalam perasaan kita benar-benar berduka atas dosa-dosa yang kita lakukan dan sangat bersyukur atas pengampunan dosa dan mau mengambil keputusan untuk berkomitmen melalui tindakan nyata untuk bertobat, berbalik dari dosa dan menyerahkan hidup sepenuhnya kepada Yesus Juruselamat. Inilah respon terbaik kita sebagai orang berdosa, Allah menantikan kita membuat keputusan terbesar dalam hidup kita. Allah rindu menyelamatkan manusia dan memulihkan hidup kita kembali untuk kembali memancarkan kemuliaannya. Allah ingin kita mengalami kepenuhan hidup hanya di dalam Dia, mengalami kelahiran baru, dan meninggalkan manusia lama kita dan mengenakan identitas manusia baru, dan bertumbuh dalam iman dan kasih kearah Dia serta menemukan panggilan hidup kita sesuai rancangan Allah dalam tiap-tiap pribadi ciptaanNya, disinilah terletak kebahagiaan yang sejati itu. 

Disinilah terletak keunikan iman kristen, perbuatan baik adalah buah dari pertobatan, dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur atas anugerah yang telah diterima dari Allah, motivasinya adalah kasih Allah yang sudah diterima lebih dulu, mengampuni karena sudah diampuni lebih dulu, memberkati orang lain karena sudah diberkati lebih dulu, sabar menanggung penderitaan karena teladan yang sudah lebih dahulu melalui karya pengorbanan Kristus, kualitas kasih agape itulah yang membuat orang percaya mengenal kasih tanpa syarat, bukan karena kebaikan, bukan karena kehebatan, bukan karena usaha manusia tetapi karena kasih karunia Allah, karena Allah Kasih dan Dia tidak bisa menyangkali diriNya.

Lantas apakah sampai disini permasalahan manusia menjadi selesai ? Apakah manusia otomatis menjadi suci dan tidak bisa berbuat dosa lagi? Apakah manusia tidak perlu berbuat apa-apa lagi dan tinggal menikmati hidup karena sudah memegang jaminan keselamatan ? jawabannya adalah kita perlu menyadari bahwa saat kita mengalami kelahiran baru maka iblis tidak akan tinggal diam, ia akan berusaha sekeras mungkin dengan segala cara untuk menggoyahkan keyakinan iman kita dan membuat kita menjadi ragu, tetapi bedanya saat ini adalah manusia sudah memiliki kekuatan dan keberanian untuk melawan dosa karena Roh Kudus yang bekerja dalam setiap hati orang percaya, manusia baru masih bisa berdosa tetapi tidak akan diam berkanjang di dalamnya, relasi kita dengan Allah akan memberikan kita pertumbuhan ke arah Dia menjadi lebih mengenal isi hati Allah, walaupun tidak mulus ada naik ada turun, ada jatuh bangun, ada perjuangan panjang, ada peperangan tetapi bagi orang percaya yang setia memegang iman selalu ada anugerah Tuhan yang cukup untuk bangkit dan mengalami proses pengudusan terus menerus sampai pada saat akhir Tuhan memanggil kita pulang kembali kepada pencipta dan melihat Allah tersenyum menyambut kita dengan berkata Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.(Mat 25:23)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun