Mohon tunggu...
Ratna Endang Widyasari
Ratna Endang Widyasari Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa S2 di STTRI Jakarta

latar belakang saya adalah seorang guru SMA, saya suka musik dan memasak, topik favorit saya adalah konten tentang pendidikan, psikologi, teologi dan spiritualitas.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Manusia Mencari Jalan Menuju Surga

2 Desember 2022   18:53 Diperbarui: 2 Desember 2022   20:36 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Yesuslah korban yang termulia itu yang memungkinkan manusia diselamatkan dari maut dan dibawa pada hidup yang penuh pengharapan, Yesuslah satu-satunya manusia yang hidupnya tidak berdosa tanpa cacat cela dan noda, yang rela menanggung dosa padahal Dia tidak berdosa, yang rela menanggung derita akibat kesalahan yang tidak pernah diperbuatNya,  Dia adalah Allah yang menjadi manusia sehingga Yesus berkata dalam Yohanes 14 : 6 Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. Dalam uraian ini jelas sudah bahwa Kristus adalah satu-satunya jalan keselamatan tidak ada alternatif jalan yang lain.

Sekarang tinggal bagaimana kita merespon kasih Allah ? Jalan keselamatan adalah murni pemberian Allah bukan hasil usaha manusia (Efesus 2:8-9), harganya sudah dibayar lunas dengan darah dan pengorbanan Kristus, tidak ada lagi yang perlu dilakukan manusia untuk menyempurnakan keselamatan itu. Lalu bagaimana caranya supaya jalan keselamatan itu menjadi milik kita? 

Caranya adalah dengan percaya dan menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat secara pribadi dengan segenap pikiran, perasaan dan komitmen kita. Dalam pikiran kita sungguh-sungguh memahami dan menyadari benar keadaan diri kita sebagai orang berdosa yang sebenarnya patut dihukum dan bahwa Yesus sudah melakukan penebusan dosa melalui pengorbanan di kayu salib. 

Dalam perasaan kita benar-benar berduka atas dosa-dosa yang kita lakukan dan sangat bersyukur atas pengampunan dosa dan mau mengambil keputusan untuk berkomitmen melalui tindakan nyata untuk bertobat, berbalik dari dosa dan menyerahkan hidup sepenuhnya kepada Yesus Juruselamat. Inilah respon terbaik kita sebagai orang berdosa, Allah menantikan kita membuat keputusan terbesar dalam hidup kita. Allah rindu menyelamatkan manusia dan memulihkan hidup kita kembali untuk kembali memancarkan kemuliaannya. Allah ingin kita mengalami kepenuhan hidup hanya di dalam Dia, mengalami kelahiran baru, dan meninggalkan manusia lama kita dan mengenakan identitas manusia baru, dan bertumbuh dalam iman dan kasih kearah Dia serta menemukan panggilan hidup kita sesuai rancangan Allah dalam tiap-tiap pribadi ciptaanNya, disinilah terletak kebahagiaan yang sejati itu. 

Disinilah terletak keunikan iman kristen, perbuatan baik adalah buah dari pertobatan, dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur atas anugerah yang telah diterima dari Allah, motivasinya adalah kasih Allah yang sudah diterima lebih dulu, mengampuni karena sudah diampuni lebih dulu, memberkati orang lain karena sudah diberkati lebih dulu, sabar menanggung penderitaan karena teladan yang sudah lebih dahulu melalui karya pengorbanan Kristus, kualitas kasih agape itulah yang membuat orang percaya mengenal kasih tanpa syarat, bukan karena kebaikan, bukan karena kehebatan, bukan karena usaha manusia tetapi karena kasih karunia Allah, karena Allah Kasih dan Dia tidak bisa menyangkali diriNya.

Lantas apakah sampai disini permasalahan manusia menjadi selesai ? Apakah manusia otomatis menjadi suci dan tidak bisa berbuat dosa lagi? Apakah manusia tidak perlu berbuat apa-apa lagi dan tinggal menikmati hidup karena sudah memegang jaminan keselamatan ? jawabannya adalah kita perlu menyadari bahwa saat kita mengalami kelahiran baru maka iblis tidak akan tinggal diam, ia akan berusaha sekeras mungkin dengan segala cara untuk menggoyahkan keyakinan iman kita dan membuat kita menjadi ragu, tetapi bedanya saat ini adalah manusia sudah memiliki kekuatan dan keberanian untuk melawan dosa karena Roh Kudus yang bekerja dalam setiap hati orang percaya, manusia baru masih bisa berdosa tetapi tidak akan diam berkanjang di dalamnya, relasi kita dengan Allah akan memberikan kita pertumbuhan ke arah Dia menjadi lebih mengenal isi hati Allah, walaupun tidak mulus ada naik ada turun, ada jatuh bangun, ada perjuangan panjang, ada peperangan tetapi bagi orang percaya yang setia memegang iman selalu ada anugerah Tuhan yang cukup untuk bangkit dan mengalami proses pengudusan terus menerus sampai pada saat akhir Tuhan memanggil kita pulang kembali kepada pencipta dan melihat Allah tersenyum menyambut kita dengan berkata Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.(Mat 25:23)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun