Desember, 2024. Beberapa pekon di Kabupaten Pesisir Barat dihebohkan dengan adanya Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae). Yuk, kita mengenalnya!
Harimau Sumatera merupakan subspecies harimau terkecil di seluruh dunia. Ukurannya yang kecil, memudahkan untuk menjelajahi hutan. Pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. 106 Tahun 2018, Harimau Sumatera termasuk dalam jenis satwa yang dilindungi. International Union for Conservation of Nature (IUCN) mengklasifikasikan Harimau Sumatera sebagai hewan yang sangat terancam punah (critically endangered). Populasi mereka diperkirakan kurang dari 400 ekor. Ancaman utama terhadap keberlangsungan hidup harimau Sumatera adalah perusakan habitat akibat deforestasi dan perambahan hutan, perburuan liar, dan konflik dengan manusia karena berkurangnya ruang hidup.
Keunikan Harimau Sumatera adalah dapat memanjat pohon dan memiliki kemampuan berenang. Harimau Sumatera jantan memiliki berat ± 140 kg, sedangkan betina memiliki berat ± 90 kg. Dahulu, Harimau Sumatera ini hidup di hutan primer dan sekunder Sumatera, Jawa, dan Bali. Namun, tingkat perburuan dan perdagangan satwa ini sangat tinggi. Kini mereka hanya tersisa di Sumatera dan jumlahnya pun semakin sedikit.
Harimau Sumatera hidup di hutan hujan tropis Sumatera, termasuk Taman Nasional Gunung Leuser, Taman Nasional Kerinci Seblat, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, dan Taman Nasional Bukit Lawang. Mereka adalah predator puncak yang memburu mangsa seperti rusa, babi hutan, dan gajah muda. Harimau Sumatera juga dikenal sebagai hewan soliter dan territorial.
Harimau Sumatera berperan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem hutan hujan Sumatera. Mereka membantu mengontrol populasi mangsa, menjaga keseimbangan nutrisi, dan mempertahankan struktur hutan. Kehilangan Harimau Sumatera dapat menyebabkan kerusakan ekosistem dan kehilangan biodiversitas. Oleh karena itu, upaya konservasi harus dilakukan untuk melindungi spesies ini dan habitatnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H