Buru-buru masuk parkiran samping pendopo pukul 07.00 WIB. Saat itu ada pemuda berpakaian petugas Damkar membatu memarkirkan motor kami. Kami bertiga adalah guru ASN PPPK yang mendapat undangan untuk pengambilan sumpah jabatan fungsional di alun-alun.Â
Dengan ramahnya dia membantu memarkirkan motornya. Saya amati sepertinya dia Munif mantan muridku saat mengajar di SMP,langsung kusapa dia dengan penuh keceriaan. Dia pun menyambut sapaan kami dengan gembira.
Dia Munif Namanya, yang dulu ku kenal anak yang suka becanda,ceria dan selalu heboh. Dia tidak nakal tetapi selalu kocak. Jika bertemu dengannya pasti selalu tertawa. Saya tidak pernah mengajar kelas Munif,namun saya mengenal dia karena setiap saya lewat atau berpapasan jalan,dia selalu menyapa sambil membuat lelucon.
Terakhir bertemu dengan Munif,dia menjadi penjual empe-empe khas Palembang yang ditawarkan disekolah. Dia menawarkan dagangannya pun dengan membuat lelucon. Siapapun yang bertemu pasti akan tertawa dan membeli empe-empe bikinan kakak iparnya yang asli Palembang.
Lama tak berjumpa,ternyata dia sudah menjadi petugas Damkar. Rasanya ikut bahagia seperti anak sendiri, jika melihat mantan muridnya yang dulu bisa dianggap anak yang santai belajarnya ternyata bisa jadi pegawai.
Saat selesai mengikuti apel pengambilan sumpah, diparkiran, Munif sudah menanti kedatangan kami. Motor kami sudah dipersiapkan yang dipisah dari motor peserta lain. Bahkan jaket,helm pun sampai disimpan di dalam mobil damkar supaya tidak kehujanan jika hujan turun.Â
Si anak ini membuat hati senang kami. Semoga kamu selalu menjadi orang yang sukses dunia akhirat. Hanya doa terbaik untuk mantan mudirku. Terima kasih Munif.
