Mohon tunggu...
Ratna Dewi
Ratna Dewi Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu rumah tangga senang jalan-jalan dn kuliner

Suka Jalan-jalan dan nonton film, Menambah Wawasan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Soekarno: Indonesia Merdeka Tanpa Kekerasan

20 Desember 2013   08:27 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:43 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Malam kemaren, saya sempatkan nonton bareng film garapan Hanung  Bramantyo di xxi Kartika Chandra.  Film yang penuh kontroversi karena dalam gugatan Rachmawati. Ternyata film yang berdurasi lebih dari dua jam ini cukup menggugah kembali ingatan akan jalan hidup salah satu tokoh terbesar yang pernah ada di negri ini. Film ini, walaupun baru mengisahkan setengah kisah hidup Soekarno, diharapkan akan mampu membangkitkan kecintaan penonron terhdap film Indonesia sekaligus meningkatkan rasa kebangsaan.

13875054621548808777
13875054621548808777
Yang mengharukan adalah penonton diminta untuk berdiri dan bersama-sama menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dengan latar depan Sang Saka Merah Putih yang berkibar dilayar sebelum  film diputar. Film ini memaparkan kembali kisah hidup Bung Karno yang penuh inspirasi sejak beliau kecil sampai pada puncaknya ketika Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945.
13875054881988363466
13875054881988363466
Secara keseluruhan, kisahnya sensiri bagaikan fragmen-fragmeb yang teruntai dengan manis diantaranya proses penggantuon nama dari Koesno menjadi Soekarno pada saat beliau berusia 11 tahun. Adegan yang berkesan juga adalah visualisasi saat Bung Karno berpacaran dengan gadia kecil Belanda yang bernama Mien dan kemudian ayah sang noni mengusirnya mentah-mentah serta memakinya tetap sebagai inlander walaupun berpakaian Belanda. Kisah kemudian melompat ketika Soekarno sudah beristrikan Bu Inggit dan kemudian ditangkap Belanda . Ada adegan di Banceuy Gevangenis alias Penjara Banceuy dan kemudian dilanjutkan dengan pembuangan ke Endeh dan Bengkulu. Di Bengkulu sinilah, ketika mengajar di sekolah Muhammadiyah Bung Karno jatuh cinta pada muridnya sendiri,  Fatmawati.  Disini kita melihat kekerasan hati Bu inggit yang tidak mau dimadu namun  ikhlas dicerai karena tugasnya telah selesai dengan mengantar Soekarno ke gerbang cita-citanya saja.
13875056261801652465
13875056261801652465
Dalam jaman pendudukam Jepang, kita disuguhkan perjuangan para bapak bangsa yaitu Bung Karno, Bung Hatta, dan Bung Syahrir.  Mereka saling berbeda pendapat namun saling sadar akan kepentingan dan cita-cita yang mulia untuk memerdekan bangsa dari belenggu penjajahan. Bung Karno fan Bung Hatta memilih berjuang dengan jalan diplomasi sehinggga bisa mendapatkan janji bahwa Jepang akan memberikan kemerdekaan pada 24 Agustus 1945. Adegan yang paling menyentuh adalah ketika Bung karno berpidato pada 1 juni 1945 yang melahirkan ideologi negara Pancasila yang bisa menyatukan perbedaan bangsa Indonesia yang terdiri dari bermacam-macam suku bangsa dan agama. Namun sejaran berkata lain, Jepang haris bertekuklutut pada Perang Dunia Kedua dan kemerdekaan diproklamasi lebih dulu pada 17 Agustus 1945. Adegan perumusan naskah proklamai si rumah Laksamada Maeda juga sangat menyentuh ketika Soekarno, Hatta, dan Achmad Soebardjo terlibat dalam diskusi panjang hingga pagi. Film pun berakhir dengan adegan proklamsi dan kegembiraan rakyat mengibarkam merah putih.  Namun bagi Soekarno, kemerdekaan bukanlah tujuan melainkan titik awal perjuangan.
1387505686967268400
1387505686967268400
Di Akhir acara,  mas Hanung dan Mbak Tika pemeran Bu Fatmawati muncul di panggung serta foto bersama penonton. Hanung kembali menekankan bahwa Soekarno telah memberikan suatu teladan yang gemilang bahwa kemerdekaan juga dapat diperoleh tanpa kekerasan. Namun sejarah membuktikan bahwa untuk mempertahankannya kita harus berdarah-darah!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun