Mohon tunggu...
Ratna Dewi
Ratna Dewi Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu rumah tangga senang jalan-jalan dn kuliner

Suka Jalan-jalan dan nonton film, Menambah Wawasan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Pernikahan dan Kematian Adat Batak dalam Film Toba Dream

20 November 2015   08:54 Diperbarui: 21 November 2015   13:00 497
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

“Kali ini kita nonton Film Batak” itu kesan yang terlintas ketika mengetahui acara Nobar atau nonton bareng Komik Kompasiana kali ini judulnya adalah Toba Dreams. Dan sekitar pukul 6.30 sore kemarin saya sudah duduk manis di XXI yang terletak di lantai 6 Plaza Indonesia menanti mbak Wawa yang akan membagikan tiket untuk nonton di studio 4 pada pukul 7 malam ini.


Kisah dimulai dengan upacara pensiunan Sersan Tebe yang merupakan prajurit teladan. Setelah pensiun, sersan Tebe akhirnya memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya di danau Toba bersama dengan seluruh keluarga. Dan disinilah konflik bermulai, terutama dengan Ronggurs sia anak sulung yang mempunyai jiwa pemberontak dan keras kepala seperti ayahnya.

Sersan Tebe ingin kalau di dalam keluarga ada yang meneruskan tradisi menjadi pastor, dan Ronggur diminta untuk sekolah pastor, sedangkan anak kedua yaitu Sumurung diharapkan menjadi perwira dan mendaftar di akademi Militer. Serta anak bungsu Taruli yang diharapkan masuk ke salah satu sekolah menengah terbaik di Indonesia.

Namun cerita berjalan berbeda. Ronggur sudah memiliki pacar yang berdarah Jawa dan dari keluarga yang berada, yaitu Andini. Demi menemui pacarnya ini, Ronggur nekat kembali merantau ke Jakarta dan menjadi supir taksi. Nasib dan jiwa pemberontaknya untuk menunjukkan bahwa Ia bisa menjadi orang sukses membuat Ronggur terjebak dalam sindikat narkotika. Singkatnya Ronggur berhasil menjadikaya raya dan juga menikahi Andini, walau tanpa restu orang tua mempelai wanita.

Upacara pernikahan yang dilangsungkan di tepian Danau Toba berlangsung menarik. Pemberkatan di gereja dengan menggunakan Bahasa Batak, serta iring-iringan upacara memberikan nuansa lain film ini. Walaupun begitu, hubungan Sersan Tebe dengan anak sulungnya tetap tidak bisa harmonis. Sersan Tebe tetap mencurigai bisnis apa yang dilakukan Ronggur di Jakarta sehingga menjadi cepat kaya.


Sementara , sang adik Sumurung akhirnya meneruskan tradisi keluarga untuk menjadi pendeta. Dan tragisnya , Sumurung pula yang di akhir cerita akan memimpin upacara pemakaman sang kakak sulung yang tewas oleh salah satu anggota sindikat narkoba. Upacara ini juga terlihat penuh drama karena mengakhiri perjalanan hedup sang pemberontak yang berani melawan arus.


Bagi anda yang belum sempat menyaksikan film yang syarat dengan nilai kemanusiaan, toleransi, pesan moral serta menghadirkan keindahan alam Danau Toba, masih bisa menyaksikannya malam nanti di Festival Film Indonesia di Plaza Indonesia. Saksikan kisah lengkapnya serta keunikan upacara pernikahan dan kematian adat Batak.

Horas ! Hidup dan jayalah film Indonesia!

Jakarta, 20 November 2015

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun