Mohon tunggu...
Ratna Dewi
Ratna Dewi Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu rumah tangga senang jalan-jalan dn kuliner

Suka Jalan-jalan dan nonton film, Menambah Wawasan

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Ketika Cinta Bertaut di Tembok Besar

28 November 2011   05:29 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:06 430
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ada sebuah pepatah Cina kuno yang mengatakan (bú dào Chángchéng fēi hǎohàn): He who has never been to the Great Wall is not a true man., atau dia yang belum pernah mendaki Tembok Besar belumlah menjadi manusia sejati.Dengan berbekal pepatah Cina ini, maka belumlah lengkap kunjungan ke Cina kalau tidak mampir ke Tembok Besar.

Tembok besar yang konon panjangnya lebih dari 10 ribu li ini merupakan salah satu bangunan kebanggaan rakyat Cina. Uniknya dalam bahasa Cina di sebut Chángchéngatau tembok panjang. Namun diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris menjadi Great Wall atau Tembok Besar. Tentu saja selain besar , panjangnya ini yang membuatnya menjadi salah satu bangunan yang termasyur dan monumental di dunia. Bahkan dimasukkan lagi ke dalam 7 keajaiban dunia versi terkini.

Juyonngguan atau Badaling

Kalau kita berada di kota Bejing, ada beberapa pilihan bagian Tembok Besar yang dapat dikunjungi, salah satu yang paling terkenal, dan juga paling dekat adalah Tembok Besar di Badaling atau Juyongguan.

Sebagian besar paket “one day tour “ akan menawarkan wisata ke Tembok Besar sekaligus juga berkunjung ke makam para kaisar yang disebut “Ming Tombs”. Tentu saja dilengkapi dengan wisata belanja ke tempat-tempat yang sudah ditentukan sebelumnya. Dengan ongkos 150 Yuan biasanya tur ini sudah termasuk makan siang dan juga kunjungan ke stadion Olympiade di sore harinya.

Kalau kita mau pergi sendiri , bus no 919 juga tersedia dari terminal Deshengmen di Pusat kota Beijing. Untuk menuju terminal ini bisa dicapai dengan Metro Line 2 dan turun di stasiun Jishuitan. Tentu saja ikut tur akan lebih praktis karena bisa mengunjungi makam kaisar Ming sekaligus. Sedangkan kalau dengan bus 919 akan makan waktu lebih lama namun lebih ekonomis dan bebas mengatur waktu sehingga dapat lebih lama menikmati Tembok yang konon bisa dilihat dari bulan ini.

Setelah berkendara melewati jalan bebas hambatan sekitar 1 jam dari pusat kota Beijing dan mampir sebentar untuk sedikit “berbelanja” akhirnya minibus kami pun tiba di pelataran parkir Badaling atau Juyongguan. Sementara pemandu wisata membelikan kita tiket. Kita sudah dapat melihat betapa hebatnya bangunan tembok besar yang tampak meliuk-liuk bagaikan naga dipuncak gunung.

Sebuah papan keterangan tentang tembok besar ditulis dalam berbagai bahasa.Selain bahasa Mandarin dan Inggris, ada juga yang dalam bahasa Korea, Jepang, dan bahkan Russia. Di papan keterangan ini dapat dibaca bahwa Tembok Besar yang didaerah Badaling ini terletak di pegununganJundu.Tembok besar ini mulai dimasukkan dalam daftar “World Heritage” oleh UNESCO pada 1987.

Tembok Besar di kawasan inidirancang oleh Jendral Xu Da dan Chang Yu Chun dan selesai dibangun pada tahun 1368. Tentu saja alasan pembangunannya adalah demi tujuan militer untuk melindungi negri Cina dari serbuan bangsa di utara. Meliuk-liuk dan kadang-kadang mendaki sangat curam, tembok di lengkapi dengan menara pengintai. Tentu

Gembok Cinta di Tembok Besar

Setelah memasuki pintu masuk, ada pelataran luas dengan bangunan tradisional Cina bertingkatdua. Bagian bawah bangunan ini dijadikan toko tempat menjual cendra mata dan pernak-pernik tembok besar. T-shirt, tempelan magnet, piring kecil, gantungan kunci , dan replica tembok besar dalam berbagai ukuran mejadi buah tangan yang laris diserbu wisatawan.

Melewatitoko cendra mata ini, ada lagi sebuah ruang terbuka dimana dipamerkan berbagai jenis senjata tajam bak di film-filam kung fu yang sering diputar pada tahun 1980 an. Tombak, golok, gada, trisula, toya , dan senjata sejenisnya menghiasi tempat ini. Selain itu beberapa replika patung terakota dari Xian uga ikut meramaikan suasana. Sebuah menara pengintai dengan jendelanya yang khas membuat wsaiatawan merasa terlempar ke masa ratusan tahun yang lalu.

Selepas tempat ini , kecuraman tembok mulai terasa. Untuk mendaki ke menara pengintai berikutnya, ratusan anak tangga harus didaki. Untungnya di sisi tembok disediakan pegangan tangan dari pipa yang dapat membantu pendaki. Kalau lelah cukup istirahat di anak tangga atau tepian tembok yang dihiasi bendera warna warni,

Di kejauhan, tembok terus mengular dan tampak kian kecil. Juga terlihat banyak orang yangmendaki sampai jauh sehingga terlihat bagaikan semut.

Sementara itu di tepian tembok, terdapat untaian gembok yang saling kait-berkait dan membentuk pasangan gembok. Masing-masing gembok digrafir dengan nama lelaki dan perempuan pasangannya. Rupanya ini adalah gembok sepasang kekasih yang bertekad bahwa hubungan mereka akan tetap abadi selama gembok mereka tetap bersatu dengan teguh di tepian dinding tembok besar. Ada-ada saja?

Setelah sempat mendaki , berjalan, dan menuruni tangga sampai melewati beberapa menara pengintai, kaki pun terasa mulai lelah. Waktunya untuk kembali ke beranda dengan bangunan tradisional tempat menjual cendera mata. Disini pun dijual es krim yang segar penghilang dahaga.

Setelah itu kami berjalan ke arah yang berlawanan dan melihat lagu pemandangan yang bahkan lebih menakjubkan. Ada semacam bendungan air besar dengan sebuah jembatana yang masih menjadi bagian tembok besar di atasnya. Dan di sebrang sana tembok besar yang sama juga meliuk-liuk bagai naga di punggung bukit. Jauh entah kemana. Tidaklah salah rakyat Cina menamakan tembok ini Tembok Panjang sepuluh ribu Li.Kita tidak pernah dapat melihat dimana tembok ini berakhir, bagaikan sebuah jalan tiada berujung.

Yang paling penting dari kunjungan ini adalah membuktikan bahwa dengan menaiki tembok besar kita sudah berhasil lulus ujian dan menjadi manusia sejati sesuai dengan papatah kuno Cina tadi. Semoga.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun