Selesai menikmati lezatnya 'Yakikaki' atau kerang bakar yang dijajakan di gerai tepi jalan menuju ke kuil Itsukushima tepat di jantung Miyajima atau Pulau Kuil, pelesiran dilanjutkan dengan langkah yang lebih mantap dan tegap, maklum baru saja mendapat tenaga tambahan dari dua onggok kerang bakar ukuran raksasa yang maknyos .
“Assalamualaikum,” seorang gadis berjilbab ungu, dengan celana panjang warna hitam dan baju mirip mantel warna coklat tua tiba-tiba saja menegur. Sebuah ransel warna hijau bermotif loreng panda ada di punggungnya. Ternyata
Fatma, demikian nama gadis ini adalah seorang pengelana asal Indonesia yang travelling solo ke Jepang. Pagi tadi dia nginap di Kyoto dan langsung naik kereta cepat Shinkansen ke Hiroshoma. Fatma sangat senang bermain-main dengan beberapa ekor rusa sika yang tampak sangat jinak.
Kami melanjutan perjalanan sambil bercakap-cakap. Serombongan kakek tampak sedang berfoto bersama dengan latar belakang torii mengambang yang menjadi lambang Kuil Itsukushima. Selain anak sekolah rupanya rombongan lansia juga banyak dijumpai di tempat-tempat
wisata di Negeri Sakura ini.
Di dekat kuil, ada sebuah pagar dimana terdapat gambar rusa dan tulisan hiragana dan terjemahan dalam bahasa Inggris,
“The deers on Miyajima island are wildlife animals. Please treat them gently and with patience.” Di sekitarnya terlihat banyak rusa-rusa cantik yang suka makan kertas.
Setelah puas berkeliling di pulau ini, tiba saatnya berjalan-jalan di shopping street yang bernama “Omotesando”. Di lorong yang khusus buat pejalan kaki ini berderet toko souvenir, restoran, dan juga kedai yang menjual berjenis-jenis makanan khas Miyajima.
Selain makanan laut yang dibakar, ada juga jagung manis yang dijual seharga 500 yen, sedangkan setengahnya dijual seharga 300 yen. Namun yang menarik adalah kueh khas Miyajma yang disebut Momoji Sando. Kueh ini berbentuk daun maple yang mirip bendera Kanada dan diberi isi bermacam-macam. Saya sempat membeli yang berisi kacang dengan harga 90 yen dan asyiknya dapat langsung dinikmati sambil duduk di dalam kedai. Minumnya pun teh khas Jepang yang disediakan gratis alias boleh minum sepuasnya.
Masih di Omotesando ini, ada lagi sebuah kedai yang khusus menjual makanan dengan nama Miyajima Steam Bun. Kebetulan bermerek Maru-kin Honpo. Di bagian atasnya tertulis 'It always makes you smile' dengan gambar sepasang bocah lelaki dan perempuan dengan mimik yang gembira.
Puluhan
steam bun alias bakpao dipajang, warnanya putih kekuningan dengan tulisan Jepang warna coklat. Tulisan ini menceritakan isi bakpao dan untungnya ada keterangan dalam Bahasa Inggris. Salah satunya yang bertuliskan '
it filled with Hiroshima beef and vegetables. It’s so tasty'. Tulisannya begitu menggoda. Di sebelahnya tertulis bahwa bakpaonya berisi belut laut dan sayuran.
Namun, saya tertarik mencoba bakpao yang bernama 'Yoba Bun', berisi kacang dan juga diiklankan dengan tulisan
'healthy' serta '
reccomended for vegetarian'. Rasanya lumayan lezat dan yang penting bentuknya tampak montok dan menggoda selera.
Setelah duduk sebentar sambil menikmati bakpao isi kacang, saya berjalan menyusuri Omotesando menuju ke terminal ferry. Di sudut jalan ada sebuah benda yang menarik berbentuk sebuah centong dengan ukuran raksasa. Ternyata centong yang terbuat dari kayu ini disebut
shakushi dan panjangnya hampir 8 meter dengan berat sekitar 2,5 ton. Centong raksasa ini juga menjadi salah satu ikon wisata di Pulau Miyajima.
Jalan-jalan ke Miyajima, jangan lupa mampir ke Omotesando dan cicipi Momoji Sando dan bakpao cantik yang cukup untuk sekadar menenangkan cacing-cacing yang mulai berontak di dalam perut!
Lihat Travel Story Selengkapnya