Mohon tunggu...
Ratna Dewi
Ratna Dewi Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu rumah tangga senang jalan-jalan dn kuliner

Suka Jalan-jalan dan nonton film, Menambah Wawasan

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Hatiku Tertinggal di Negri Liliboi

29 April 2017   16:45 Diperbarui: 29 April 2017   17:00 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berwisata di Pulau Ambon, kita tidak pernah jauh dari pantai dan laut. Memang tidaklah berlebihan kalau kepulauan Maluku juga mendapatkan julukan negri seribu pulau.   Dari Bandara Pattimura, alih-alih beristirahat ke hotel di pusat kota, kami langsung menuju ke salah satu pantai yang belum beberapa lama ini dikenal sebagai tempat wisata .  Namanya Batu Kapal/Batu Lubang dan terletak di Negri Liliboi.  

fullsizerender-5904609c969373a3432bd28c.png
fullsizerender-5904609c969373a3432bd28c.png
Dari Bandar Pattimura di kawasan Laha  kendaraan kami langsung di arahkan ke Passo dan kemudian menuju ke negri Liliboi. Kondisi jalan cukup mulus dan banyak meyusuri pantai dengan hiasan nyiur yang melambai.  Kalau melewati perkampungan banyak juga hiasan salib di kiri kanan jalan yang menandakan perayaan Paskah baru saja usai.

“Selamat  Datang di Pantai Wisata Batu Kapal/Batu Lubang Negri Liliboi”, sebuah baleho ada di tepian jalan.  Dan memang tempat lokasi wisata ini bahkan belum dilengkapi dengan tempat parkir karena  kendaraan hanya di parkir di pinggir jalan saja.

img-5313-1-59045f72d37a610d386b847a.png
img-5313-1-59045f72d37a610d386b847a.png
Di seberangnya ada sebuah pondok kecil terbuat dari kayu beratapkan rumbia. Sebuah papan kecil di serambi pondok tadi bertuliskan “Pintu Masuk Dewasa  Rp 5000 Anak-anak Rp 3000”.  Pondok ini berfungsi sebagai warung dan sekaligus tempat membayar pintu masuk. Seorang perempuan berusia tigapuluhan menyambut dan menginformasikan bahwa untuk ke pantai harus menuruni jalan setapak di samping rumah .

img-5308-59045fa85a7b619337e72382.png
img-5308-59045fa85a7b619337e72382.png
Setelah membayar tiket masuk yang tanpa tiket, kami menuruni jalan setapak yang cukup curam menuju pantai.  Untung tidak habis turun hujan karena jalan ini masih terbuat dari tanah liat, apalagi tangga menurun ini juga tidak dilengkapi dengan pegangan tangan.  Namun pemandangan pantai yang menanti di bawah segera membayar usaha ekstra yang dikeluarkan  sebelumnya.

img-5290-59045fd74723bd1255395165.png
img-5290-59045fd74723bd1255395165.png
Hamparan laut yang luas dengan airnya yang biru serta batu-batu karang  ada di hadapan. Hembusan angin semilir membuat perasaan menjadi tenang bercampur gembira. Lupa sudah bagaimana menantangnya nanti jalan naik kembali ke jalan.  Uniknya lagi pasir di pantainya sebagian besar tertutup oleh kerikil-kerikil halus berwarna hitam.  Pepohonan hijau langsung tumbuh di atas karang yang ada di tepi pantai.

img-5291-590460005a7b61643de72382.png
img-5291-590460005a7b61643de72382.png
Di sisi lain, terdapat batu karang yang menjorok jauh ke laut.  Batu karang besar ini bagaikan sebuah dinding alamiah yang tingginya beberapa puluh meter. Unik nya di bagian tengah, kira-kira empat atau lima meter dari permukaan pantai, ada sebuah lubang berbentuk persegi panjang. Ukurannya kira-kira lina kali tiga meter.  Mungkin dari adanya lubang inilah lokasi ini dinamakan Batu Lubang.

Untuk naik ke karang berlubang ini, kita harus sangat hati-hati. Naik satu demi satu di bebatuan yang ada untuk kemudian mendaki di dinding karang. Kemudian sampai di pertegahan karang dan bisa menikmati pemandangan di di balik pintu.  Pemandangan di sini jauh lebih indah karena ada semacam kolam alamiah dimana pengunjung bisa berenang dengan gembira.

img-5307-59046016d37a613f3e6b8479.png
img-5307-59046016d37a613f3e6b8479.png
Setelah beberapa saat menikmati keindahan pemandangan pantai Batu Lubang yang boleh dibilang masih perawan dan belum tertalu banyak dikunjungi wisawatan, tibaah waktu nya untuk kembali meniti jalan mendaki menuju pondok. Di sini kita bisa sejenak beristirahat dan menimmati minuman ringan atau makanan kecil. 

Perjalanan wisata di pulau Ambon kemudian dilanjutkan ke tempat-tempat lainnya. Yang tidak kalah indah dan menarik. Namun hati sudah jatuh cinta pada pandangan pertama di Batu Lubang di Negri Liliboi.

Ambon , April 2017

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun