Mohon tunggu...
Ratna Dewi
Ratna Dewi Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu rumah tangga senang jalan-jalan dn kuliner

Suka Jalan-jalan dan nonton film, Menambah Wawasan

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Asyiknya Berkelana di Kota Tua Kuching

30 Januari 2012   01:37 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:18 1561
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_167080" align="alignnone" width="640" caption="Kucing Kucing di Kuching"][/caption]

Kota Kuching memang terus berkembang menjadi ibukota negri Sawarak yang modern. Namun kalau kita berkunjung ke pusat Bandar, kita terasa terlempar ke masa lampau ke bagian pertama abad dua puluh ataupun bahkan pertengahan dan akhir abad ke Sembilan belas. Waktu seakan-akan berhenti sehingga, yang dapat kita saksikan adalah deretan bangunan-bangunan kuno yang terawat dengan baik dan mewakili beberapabudaya dan etnis  yang hidup berdampingan dengan damai di negeri bagian yang terletak di Kalimantan Utara ini.

Perjalanan saya dimulai di pusat kota dimana terdapatsebuah masjid tua yang indah. Masijid yang memiliki satu kubah utama berwarna kuning keemasan ini tampak sangat indah. Selain kubah utama tadi , masih banyak terdapatbelasan kubah kecil yang mengililinginya. Juga dengan warna keemasan yang sama. Masjid ini adalah salah satu masjid tertua di Kuching dan nama resminya Masjid Kuching.

[caption id="attachment_167081" align="alignnone" width="640" caption="Masjid Seratus Kubah di Kuching"]

13278870761054455690
13278870761054455690
[/caption]

Yang lebih menarik lagi masjid ini juga dicat dengan kombinasiwarna pink, krem dan oranye yang indah. Sementara seluruh jendela juga dinaungi oleh kubah keemasan  kecil yang indah dan serasi. Tidak berlebihan kalau kita menjulukinya “Masjid Seratus Kubah Emas”.Masjid ini sebagai perlambang bahwa Kuching memang merupakan negrinya etnisMelayu. Tetapi etnisMelayu tidak hidup sendiri di sini, masih terdapat berbagai puak yang memberikan warna dan mozaik yang indah,

[caption id="attachment_167068" align="alignnone" width="640" caption="Shik Temple"]

1327886529302754528
1327886529302754528
[/caption]

Tidak jauh dari masjid ini, terapat lagi sebuah bangunan berlantai tiga dengan kubah-kubahnya yang juga berwana keemasan. Dari jauh saya mengira bangunan ini sebuah masjid. Namun setelah didekati, nama gedung ini adalah “Gurdwara Kuching”. Tertulis dengan indahnya terbuat dari logam berwarna keemasan. Sampai disini , saya juga belum tahu apa sesuungguhnya isi gedung ini, ketika makin mendekat, barulah saya tahu bahwa gedung yang indah ini adalah sebuah “Sikh Temple” atau tempat ibadah orang yang beragama Sikh.Penjelasan ini baru terlihat setelah sebuah papan nama terletak di atas pintu yang tertulis Gurdwara Sahib Kuching.

Gedung ini memilikiarsitekutur yang mirip dengan istana di India, dengan jendela-jendela besar berbentuk relung ogive dan kubah mirip masjid. Dan disini pula kita dapat melihat banyak lelaki memakai tutup kepala yang khas orang Shik. Tentu saja dengan janggut dan brewoknya yang lebat. Menurut cerita, kuil ini sudah berdiri sejak tahun 1910 karena banyaknya orang Shik di Sarawak pada saat itu.

[caption id="attachment_167070" align="alignnone" width="640" caption="Toko Toko Cina di Kuching"]

1327886618139131816
1327886618139131816
[/caption]

Kalau kita berjalan terus kita akan melihat banyaknya bangunan dengan arsitektur Cina dan juga toko-toko Cina yang mendominasi jalan-jalan di kota tua ini. Pastilah etnis Cina juga banyak berdiam di ibukota negri Sarawak ini. Terbukti juga dengan kehadiran sebuah kelenteng tua yang disebut dengan Toa Pe Kong.

[caption id="attachment_167071" align="alignnone" width="360" caption="Jalan India dulu Jalan Keling"]

13278866791855966533
13278866791855966533
[/caption]

Namun di kota tua ini juga terdaoat sebuahjalan khusus untuk pejalan kaki yang disebutJalan India atau nama kerennya “India Street Pedestrian Mall”. Ini merupakan sebuah jalan yang diperuntukan bagi pejalan kaki yang disi oleh barisan toko-toko tua yang indah dan antik. Kebanyakan toko disini memang dimiliki oleh etnis India, namun banyask juga took yang dimiliki oleh etnis Cina.Menurut plakat yang ada, pada pertengahan abad ke 19 tempat ini dinamakan Jalan Keling. Baru pada awal abad ke 20 nama jalan ini diubah menjadiJalan India atas perintah Raja Putih Charles Brooke.

[caption id="attachment_167073" align="alignnone" width="640" caption="Restoran Lebanon"]

13278867261767626043
13278867261767626043
[/caption]

Namun jangan khawatir, tidak jauh dari sini terdapat juga suasana timur tengah. Sebuah bangunan tua berwarna putih bertingkat dua disulap dijadikan sebuah restoran Lebanon. Dekor dan interior restoran ini akan membawa pengunjungnya seakan-akan berada di timur tengah. Penyusunan meja kursi, perabitan, dan juga hiasan tempat duduk dan lampu-lampunya benar-benar khas negri seribu satu malam.

[caption id="attachment_167075" align="alignnone" width="640" caption="Suasana Timur Tengah"]

1327886786214357700
1327886786214357700
[/caption]

Kalau kita berjalan lebih jauh lagi, terdapat juga sebuah bangunan tua yang mewakili kehadirin bangsa Eropa di Sarawak. Sebuah bangunanyangberbentuk benteng ini dugunakan menajdi gedung“Sarawak Craft Council” dan juga gedung “Sarawak Tetile Museum”.

[caption id="attachment_167076" align="alignnone" width="640" caption="Sarawak Craft Council"]

13278868332133941440
13278868332133941440
[/caption] [caption id="attachment_167077" align="alignnone" width="640" caption="Sarawak Textile Museum"]
1327886876105807688
1327886876105807688
[/caption]

Jadi dengan hanya berkunjung ke Kuching, kita seakan-akan sudah berkelana ke beberapa benua. Baik Eropah, Cina, dan India. Tentu saja semuanya ada di Kuching.

[caption id="attachment_167078" align="alignnone" width="640" caption="Cruise di Sungai Sarawak"]

1327886936600757952
1327886936600757952
[/caption]

Setelah lelah berjalan-jalan di kota tua , kita dapat kembali menyusuri water front promenade Sungai Sarawak dan ikut berlayar dengan kapal Sarawak River Cruise menyusuri sungai dengan berbagai pemandangan yang menjadi ikon kota Kuchingseperti Fort Margherita , DUN (Dewan Undangan Negeri) atau DPRD Sarawak, Astana dan bangunan bangunan cantik lainnya.

[caption id="attachment_167079" align="alignnone" width="640" caption="Cruise Sarawak"]

13278869771120200367
13278869771120200367
[/caption]

Pendek kata sebuah perjalanan ke kota yang menyimpan banyak kejutan dan keasyikan,apalagi hampir semuanya dapat dinikmati dengan gratis ataupun biaya yang relatif murah. Selain itu kita juga dapat menikmati makanan khas Sarawak seperti Laksa Sarawakdan juga kueh lapis nya yang berwarna-warni. Ingin mencoba? Sila Datang ke Kuching!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun