Pusat Kota Dublin, mirip dengan kota-kota lain di Eropa, memiliki ibanyak bangunan tua yang berusia ratusan tahun . Setelah sempat sejenak mampir di Trinity College dan selayang pandang menelisik lebih dalam tentang Bahasa Irlandia, jalan-jalan dilanjutkan dengan makan angin melihat-lihat suasana di sekitar kawasan College Green, masih tidak jauh dari Trinity College.
“Irish Whiskey Museum”, demikian terpajang di atas pintu gerbang gedung yang terlihat sederhana dan terletak di dekat Tourism Office tadi. Nama ini terbuat dari bahan Kuningan yang sekilas mirip dengan sebagian besar warna minuman keras yang memabukan itu.
Rasa penasaran membuat kaki melangkah masuk melalui pintu yang terbuka lebar. Suasana sedikit temaram karena pencahayaan yang memang remang-remang di beranda. Mungkin ingin memberikan suasana bar atau pun pub tempat hiburan malam dimana minuman sejenis whiskey sering disediakan.
Di dinding terbuat dari bata merah yang tampak di plester, dan di dinding sebelah kiri ada sebuah papan besar mirip papan tulis di sekolah, namun dilapisi cermin yang besar. “Irish Whiskey Museum” dengan font besar berwarna putih kembali dipajang dengan megah, dan di bawahnya , berderet rapih pantulan merek-merek whiskey terkenal dari Irlandia yang aksaranya terbalik.
Di dinding yang dilapisi kayu berplitur, lagi terpampang nama “Irish Whiskey Museum “, lengkap dengan anak panah menuju ke lantai dua. Sedangkan dinding ini berhiaskan bermacam-macam merek wiski terkenal dari Irlandia seperti Jameson yang dihiasi dengan bintang tiga, Old Bushmills Whiskey lengkap dengan tagline famous over 400 years, Paddy, Old Irish Whiskey, Tullamore Dew 1829 Irish True dan masih banyak lagi.
Sejarah wiski di Irlandia memang sudah sangat panjang. Konon kata wiski sendiri berasal dari Bahasa Irlandia uisce beathayang memiliki arti air kehidupan. Minuman yang kadar alkoholnya cukup tinggi ini telah dikenal hampir seribu tahun yang lalu di Irlandia. Menurut legenda keahlian membuat wiski didapat dari para pendeta Irlandia yang mendapatkan ilmu ini dari cara menyuling parfum ketika beranjangsana ke kawasan Afrika Utara pada sekitar abad ke 11.