Mohon tunggu...
Ratna Dewi
Ratna Dewi Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu rumah tangga senang jalan-jalan dn kuliner

Suka Jalan-jalan dan nonton film, Menambah Wawasan

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Di Nanjing, Bukan Hanya Kaisar yang Punya Mauseleum

24 Mei 2012   01:15 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:54 490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


[caption id="attachment_190115" align="alignnone" width="640" caption="Pintu Gerbang "][/caption]

Setelah puas berkunjung ke "makam terbesar di dunia" di Ming Xiao Ling, pengembaraan saya di "ibu kota 10 dinasti", Nanjing dilanjutkan ke sebuah situs bersejarah yang relatif "modern" dibandingkan dengan Mauseleum kaisar Ming, yaitu mauseleum Dr. Sun Yat Sen, pendiri Republik Cina.

Lokasi mauseleum ini tidak terlalu jauh dari "The Ming Tomb", dan dengan berkunjung ke dua tempat ini kita juga dapat mengenal kebiasaan bangsa Cina yang suka membangun monumen dengan ukuran raksasa. Tidak saja pada zaman dinasti dan kerajaan, bahkan pada saat negri yang memiliki rakyat terbanyak di dunia itu telah berubah menjadi Republik.

Republik Cina berdiri setelah runtuhnya dinasti Ching di sekitar tahun 1911-an. Kisah peralihan dari ini dapat kita amati dalam kisah hidup kaisar terakhir Cina , "Pu Yi" , yang pernah diangkat ke layar perak dengan judul "The Last Emperor" pada tahun 1980an. Dengan itu maka Cina pun berubah menjadi Republik dan Dr Sun Yat Sen pun sempat menjabat sebagai presiden salah satu republik tertua di benua Asia ini. Tentu setelah Filipina telah terlebih dahulu menjadi republik pada 1898.

Dalam perjalanan sejarahnya Cina pun kemudian pecah menjadi dua, yaitu Cina Komunis dan Nasionalis. Namun uniknya kedua Cina ini tetap memandang Sun Yat Sen sebagai bapak bangsa. Ketika beliau wafat di Beijing pada 1925 jenazahnya disemayamkan di dalam sebuah peti mati dari kristal hadiah pemerintah Uni Soviet dan di tempatkan di sebuah kuil yang bernama Temple of Azure Clouds yang terletak sekitar 20 kilometer di sebelah utara kota Beijing.

Kemudian diadakan lah sayembara untuk membangun sebuah mauseleum untuk bapak bangsa ini yang kemudian dimenangkan oleh seorang aristek bernama Lu Yan Zhi. Dan baru pada tahun 1929 jenazah Bapak Bangsa Cina ini dipindahkan dari Beijing ke Nanjing dan dimakamkan di sini.


13378216961968131663
13378216961968131663

Saya memasuki pintu gerbang dan kembali terkesima dengan segala sesuatu yang besar dan luas yang mejadi kesan pertama tempat ini. Sebuah pintu gerbang tradisional menyambut banyaknya pengunjung., baik dari daratan Cina, Taiwan, turis manca negara, maupun orang-orang etnis Cina dari seluruh dunia. Berbeda dengan mauseleum para kaisar dari dinasti-dinasti di Cina yang pada umumnya memiliki warna oranye kemerahan, maka warna biru menjadi sangat dominan di mauselum ini. Baik genteng khas Cina di pintu gerbang maupun bangunan utama makam, semuanya berwarna biru.

Setelah melewati pntu gerbang kita akan sampai ke sebuah lapangan terbuka dan nun jauh di sana, di atas bukit kecil terdapatlah bangunan mauseleum yang dituju. Namun sebelum itu masih ada sebuah pintu gerbang yang menjadi pintu masuk awal ke mauseleum ini.

Setelah melewati pintu ini terbentanglah hamparan anak tangga yang sangat lebar luas dan jumlahnya hampir empat ratus buah untuk menuju ke bangunan utama mauselum. Kalau di hitung-hitung panjang jalan ini hampir 500 meter dengan lebar sekitar 50 meter dan ketinggian mencapai sekitar 160 meter. Di kiri kanan jalan terdapat barisan pohon-pohon yang indah dan hijau.

Tepat di penghujung anak tangga terdapat lagi sebuah pintu gerbang dengan tiga buah pintu berbentuk setengah bulan. Di atas pintu tersebut diukir empat buah huruf Cina. Bacaannya "Tian Xia Wei Gong" yang artinya kira-kira "semua yang ada dibawah langit ini milik kita semua".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun