Mohon tunggu...
Ratna Wungouw
Ratna Wungouw Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Pekerja

Just Ratnaa...satu dari ribuan kartini abad 21

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Aku, Perempuan dengan Beban Masa Lalu

19 Januari 2019   17:36 Diperbarui: 19 Januari 2019   20:59 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: rd.com

Kubuka jendela sore ini, mencari wajahmu di segenap penjuru langit. Bukankah kemaren aku merasa sudah menyingkirkanmu, namun rona senja berhasil mengkekalkan kerinduanku padamu. 

Sore ini mendung, aku belajar mencintainya, supaya aku bisa bercerita tentang kelamnya warna abu abu, sekelam ingatanku tentangmu. Kisah kita tak ada ujung, tapi aku kerap mengunjungimu dalam mimpi dini hari.

Aku harus berjalan lebih jauh lagi, supaya aku menerima kehilangan. Tapi kemana aku harus berjalan, aku tidak ingin ke stasiun sore ini karena lengking peluitnya sering mengabarkan ingatan kedatanganmu.

Selembar daun musim gugur tak kuasa melawan angin, melayang jatuh di atas rambut kusutku. Lihatlah, aku terus berjalan dengan ingatan haram tentangmu. 

Kamu adalah beban masa lalu.

Madiun, hujan ke 19 di Januari

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun