Mohon tunggu...
Ratna Widayat
Ratna Widayat Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Beralamat di Tegalarum, RT.01/13, Cangakan, Karanganyar

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Konveksi atau Konfeksi

18 April 2013   22:16 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:59 2389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penggunaan kata serapan di beberapa media massa maupun dalam percakapan sehari-hari sudah biasa. Keputusan menggunakan kata tersebut disertai beberapa tendensi. Misalnya untuk memperlihatkan kepada orang lain kepandaian seseorang dalam berbahasa. Bahkan karena kuatnya tendensi tersebut ada yang memaksakan menggunakan bahasa asing yang belum diserap ke dalam bahasa Indonesia. Semua itu sah-sah saja asalkan tidak melanggar norma-norma yang ada. Dan yang lebih penting pengguna kata harus sudah mengerti benar apa makna kata yang ia gunakan. Sehingga komunikasi dapat terjalin dengan baik.

Dalam kehidupan bermasyarakat di sekeliling kita masih dijumpai pengunaan kata serapan yang kurang tepat  atau kurang sesuai dengan maksud  si pengguna. Ini dapat terjadi mungkin disebabkan ia belum faham benar makna kata yang digunakan. Akibatnya setelah sampai kepada penerima informasi yang lebih faham setidaknya akan menimbulkan pertanyaan dalam hati, apa maksud sebenarnya. Sebagai contoh, di depan sebuah industri  pakaian jadi di sebuah kota terdapat papan informasi bertuliskan “ KONVEKSI JAYA ABADI mengerjakan dan menerima pesanan segala macam pakaian jadi untuk pria, wanita dan anak-anak “. Dari serangkaian kata yang menyertai kata konveksi dapat disimpulkan bahwa kata konveksi sama maksudnya dengan industri yang memproduksi pakaian jadi. Yang menjadi pertanyaan, sudah tepatkah penggunaan kata “ konveksi “ di sini ?

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua  oleh Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan yang diterbitkan oleh PT Balai Pustaka Jakarta tahun 1995 disebutkan bahwa konveksi berarti (1)  Gerak udara, air atau cairan lain dengan arah vertikal, (2) Peristiwa gerakan benda cair atau gas karena perbedaan suhu dan tekanan (hal. 523). Begitu juga dalam Kamus Sains Bergambar, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Peningkatan Mutu dan Pelaksanaan Wajib Belajar SLTP, Jakarta tahun anggaran 1995/1996 disebutkan  bahwa konveksi adalah perpindahan panas di dalam zat alir memlalui naiknya zat alir panas dan turunnya zat alir dingin menempati tempat zat alir panas tadi. Arus konveksi terbentuk melalui pergerakan zat alir (hal. 43). Menurut kedua pengertian di atas tidak ada sangkut pautnya sama sekali antara konveksi dengan industri pakaian jadi.  Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penggunaan kata oleh pemilik industri pakaian jadi tersebut tidak benar. Lalu kata apakah yang tepat digunakan ?

Di bagian lain dari Kamus Besar Bahasa Indonesia yang sama terdapat kata konfeksi. Dalam kamus tersebut dikatakan bahwa konfeksi adalah pakaian dsb. yang dibuat secara massal yang dijual dalam keadaan jadi, tidak diukur menurut pesanan, tetapi menurut ukuran yang sudah tentu (hal. 518). Menurut pengertian ini jelas sekali bahwa kata konfeksi erat kaitannya dengan industri yang memproduksi pakaian jadi dan merupakan kata yang tepat digunakan oleh pemilik industri pakaian jadi tersebut di atas.

Berdasarkan penjabaran di atas dapat disimpulkan bahwa kata konfeksi tepat digunakan pada pembicaraan yang berkaitan dengan industri pakaian jadi. Sedangkan kata konveksi tepat digunakan pada pembicaraan yang berkaitan dengan dunia ilmu pengetahuan misalnya geografi dan fisika.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun