Mohon tunggu...
Ratna Sari Dewi
Ratna Sari Dewi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi jurusan Ilmu Al Quran dan Tafsir

Ibu rumah tangga yang juga mahasiswi jurusan Ilmu Al Quran dan Tafsir di STAI Tasikmalaya, mempunyai hobi bersepeda dan juga menulis, menulis apa yang ingin ditulis...trip, pendidikan, sosial budaya, karya sastra, dll.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kucing Ajaib di Warung Kopi

14 September 2024   21:19 Diperbarui: 14 September 2024   21:21 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Di sebuah desa kecil, ada sebuah warung kopi yang terkenal dengan suasana nyaman dan kopi yang nikmat. Pemilik warung, Pak Budi, memiliki seekor kucing bernama Momo yang selalu menjadi pusat perhatian para pelanggan.

Suatu hari, seorang pelanggan baru, Bu Siti, datang ke warung kopi. Ia duduk di sudut ruangan sambil menikmati secangkir kopi hitam. Tiba-tiba, Momo melompat ke meja Bu Siti dan mulai mengeong dengan keras.

"Astaga, kucing ini bisa bicara!" seru Bu Siti dengan terkejut.

Para pelanggan lain tertawa. "Momo memang suka mengeong, Bu. Tapi dia tidak bisa bicara," kata Pak Budi sambil tersenyum.

Namun, Momo terus mengeong dan seolah-olah mencoba mengatakan sesuatu. Bu Siti yang penasaran mulai berbicara dengan Momo. "Apa yang kamu mau, Momo?"

Momo mengeong lagi dan menunjuk ke arah pintu dengan cakarnya. Bu Siti mengikuti arah yang ditunjukkan Momo dan melihat seekor tikus kecil berlari keluar dari warung.

"Ah, jadi kamu mau mengusir tikus itu, ya?" tanya Bu Siti sambil tertawa.

Pak Budi yang mendengar percakapan itu ikut tertawa. "Momo memang kucing ajaib. Dia selalu tahu kapan ada tikus di warung ini."

Sejak hari itu, Bu Siti menjadi pelanggan tetap warung kopi Pak Budi. Ia selalu membawa camilan untuk Momo dan sering berbicara dengan kucing ajaib itu. Para pelanggan lain pun semakin menyukai Momo yang selalu membuat suasana warung kopi menjadi lebih hidup dan menyenangkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun