Mohon tunggu...
Ratna Dee
Ratna Dee Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi jurusan Ilmu Al Quran dan Tafsir

Ibu rumah tangga yang juga mahasiswi jurusan Ilmu Al Quran dan Tafsir di STAI Tasikmalaya, mempunyai hobi bersepeda dan juga menulis, menulis apa yang ingin ditulis...trip, pendidikan, sosial budaya, karya sastra, dll.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Fakta! Wisman yang Selalu Berulah di Bali

17 Maret 2023   10:29 Diperbarui: 17 Maret 2023   14:19 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Imagehttps://cdns.klimg.com//polisi-gelar-razia-serentak-13-warga-moscow-cabang-bali-kena-tilang.jpg caption

Bali merupakan wilayah di Indonesia yang paling sering dikunjungi turis asing. Kebudayaan dan adat istadat yang masih dianut oleh masyarakat Bali menjadi daya tarik tersendiri. Bagi turis mancanegara, budaya, tradisi dan kearifan lokal menjadi alasan mereka menjadikan Bali untuk tujuan berwisata karena di negara asal mereka hal itu sulit didapatkan. Selain itu, Bali mempunyai pantai yang sangat indah, pasirnya yang putih serta air jernih yang menambah deretan khazanah alam. Turis asing lebih mengenal Balinya dibanding Indonesia. Karena keunikannya dan punya kekhasan lokal, Bali masih menduduki peringkat pertama tempat wisata yang banyak dikunjungi turis asing. 

Baru-baru ini tersiar kabar mengenai wisman berasal dari Turki dan Rusia yang selalu berulah di Bali. Menanggapi hal ini, penulis melakukan riset seputar pengalaman dari beberapa teman yang sering melakukan trip ke Bali. Dari pengalaman mereka di Bali, ditemukan banyak turis asing yang kehabisan bekal uang dan menjadi tukang ngamen di sekitaran jalan di Bali. Mereka kerap mengamen di pasar, pertokoan dan tidak jarang terlihat mengemis. Diketahui wisman tersebut berasal dari Australia. Ketika ditanya turis itu mengatakan bahwa mereka ingin pulang, namun kehabisan uang dan terpaksa mengamen.

Adapun mengenai turis yang selalu berkendara tanpa mengenakan helm memang sudah sering terlihat dan bahkan menjadi fenomena yang biasa. Mereka bukan hanya tidak memakai helm, namun merek juga kerap melanggar rambu-rambu lalu lintas. Seperti melawan arus kendaraan, menembus lampu merah, dan kebut-kebutan. Terkadang mereka mengendarai motor tanpa baju, bahkan ada seorang wanita yang hanya mengenakan bikini saja. Adanya pembiaran menjadi alasan mereka terus berulah. Mengenai turis Rusia yang kerap menjadi viral di media sosial akhir-akhir ini, penulis menelusuri akun instagram dari moscow-cabang-bali yang merupakan akun anonim. Lahirnya akun tersebut merupakan sebuah reaksi karena pemerintah menutup mata dengan membiarkan pelanggaran. 

Akun tersebut kerap mengupload aktivitas warga asing yang melanggar hukum sehingga viral. Akun tersebut mempunyai 15,4 ribu pengikut. Selain itu, ternyata akun tersebut juga membeberkan fakta banyaknya warga Rusia yang membuka usaha di Bali. Hal itu tentu melanggar hukum karena mereka hanya memiliki visa berlibur bukan untuk bekerja. Fakta ini membuat warganet curiga dengan menelisik usaha apa saja yang dijalankan warga asing tersebut. Mulai dari fotografer, penyewaan motor, hingga penyewaan villa. 

Warganet beranggapan jika ini dibiarkan, bukan tidak mungkin mereka juga akan mengambil lahan pekerjaan bagi penduduk asli. Seperti kejadian terakhir dari salah seorang warga asing yang bernama Sergey Zanimonets yang dideportasi karena membuka jasa fotografi. Selain itu dalam akun tersebut diketahui informasi ada tiga  WNA asal Rusia yang ditangkap karena praktek prostitusi. Fakta tersebut menambah daftar panjang WNA Rusia yang berulah di Bali. Diharapkan pemerintah setempat harus tegas dalam menanggapi WNA yang selalu berulah khususnya Wisman Rusia yang kerap viral di media sosial. 

Menurut pengamat pariwisata dan ketua Ikatan Cendikiawan Pariwisata Indonesia (ICPI), Azril Azahari, fenomena WNA yang membanjiri Bali itu tidak lepas dari konsep  pariwisata yang dikelola. Konsep mass tourism, hanya mengejar kuantitas yang hanya melihat jumlah wisata yang masuk sehingga wisatawan yang datang cenderung dari kelas bawah atau dikenal dengan wisatawan backpacker. Seharusnya konsep wisata di Bali itu harus melihat value bukan lagi jumlah. Maka dia menyarankan agar wisata di Bali tidak dijual murah sehingga yang datang dari kalangan menengah atas.

Mengenai turis asing yang berulah, menurut Kapolda Bali Irjen Putu Jayan Danu Putra, diharapkan kerja sama masyarakat agar mengawasi dan melaporkan tindakan WNA yang berulang tersebut. Warga bersama pemerintah setempat harus sama-sama berupaya memberikan edukasi dan peringatan kepada turis yang berulah.

Saat ini, karena banyaknya masyarakat yang geram dengan wisman Rusia yang sering berulah, kini banyak laporan yang ditangani dengan cepat oleh kepolisian setempat. Sehingga polisi bisa cepat menindak lanjuti wisman yang melanggar aturan. Pemerintah daerah secara tegas menyampaikan bahwa segala pelanggaran yang dilakukan oleh wisatawan mancanegara akan ditindak lanjuti dengan secara tegas sesuai dengan undang-undang yang berlaku di negara Indonesia tanpa pandang bulu.

Menurut penulis, dari pegalaman terakhir berkunjung ke Bali, masih terlihat ada beberapa turis asing yang masih melanggar peraturan. Terutama berkendara tanpa menggunakan helm. Itu hampir setiap hari terlihat. Semoga dengan partisipasi dari masyarakat sekitar, tidak akan ditemukan lagi WNA yang berulah apalagi melanggar ijin tinggal di Bali yang bisa merugikan bukan hanya merugikan masyarakat secara khusus tapi juga merugikan negara karena hukum yang sudah ditegakkan sudah dilanggar.

Saran dari penulis, jika kompasianer berniat untuk berlibur ke Bali jika membawa anak di bawah umur berikan edukasi sebelumnya karena sudah pasti di Bali banyak sekali hal-hal yang tidak baik dilihat anak kecil, seperti wanita berbikini yang berlalu lalang di jalanan sekitar Bali, turis asing yang berciuman di jalanan umum. Hal tersebut tentu berbenturan dengan budaya yang dianut negara kita. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun