Mohon tunggu...
Ratna Sari Dewi
Ratna Sari Dewi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi jurusan Ilmu Al Quran dan Tafsir

Ibu rumah tangga yang juga mahasiswi jurusan Ilmu Al Quran dan Tafsir di STAI Tasikmalaya, mempunyai hobi bersepeda dan juga menulis, menulis apa yang ingin ditulis...trip, pendidikan, sosial budaya, karya sastra, dll.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ghazawat Hunain Hingga Haji Wada (Haji Terakhir Nabi)

23 Februari 2023   14:02 Diperbarui: 23 Februari 2023   14:06 1032
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image https://alsofwa.com/wp-content/uploads/2022/06/haji-wada-dan-Pelajarannya.jpg

Kemudian beliau bertanya, "Bukankah aku telah menyampaikan?"

Para sahabat menjawab, "Rasulullah telah menyampaikan."

Setelah itu beliau mengingatkan kembali tentang haramnya mengganggu harta, menumpahkan darah, dan menciderai kehormatan. Lalu memerintahkan para sahabat untuk menyampaikannya kepada yang tidak hadir.

Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam menetap di Mina di hari tasyrik yang ke-3. Setelah itu menuju ke Mekah untuk melaksanakan thawaf wada'. Kemudian beliau langsung berangkat menuju Madinah. Dan berakhirlah prosesi haji yang beliau lakukan.

Inilah momen terbesar berkumpulnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dengan umatnya untuk terakhir kalinya. Beliau mengulang-ulang ucapan "bukankah aku telah menyampaikan?" persaksian dari umatnya sendiri bahwa beliau telah menyampaikan risalah yang telah Allah amanahkan kepada beliau. Sekaligus sebagai pertanda sudah dekatnya ajal beliau.

Kurang lebih tiga bulan kemudian, beliau shallallahu 'alaihi wa sallam pergi untuk selama-lamanya, meninggalkan dunia fana ini menuju Rabbnya. Beliau berpisah dengan sahabat-sahabatnya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah menunaikan amanah, menasihati umat, dan telah berjihad di jalan Allah dengan sebenar-benarnya. Semoga shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada beliau shallallahu 'alaihi wa 'ala alihi wa shahbihi wa sallam.

Terimakasih sudah membaca artikel ringkasan Siroh Nabawiyyah, dari pra kelahiran sampai saat-saat tersedih wafatnya Nabi Shallallahu a'laihi Wassalam. Di artikel yang akan datang, saya akan menyajikan artikel dari segi Fiqih Siroh yang bisa menjawab kegelisahan serta kegundahan dari permasalahan yang bisa diambil ibrohnya. Bagi saya Siroh adalah urat nadi yang mampu menguatkan iman ditengah permasalahan dunia yang menuntut solusi secara akal sehat. Akal sehat yang bersumber dari al Quran yang pertama diturunkan. Yaitu surat al-Alaq ayat 1-5. Banyaklah membaca, bukan hanya membaca secara nyata, tapi juga membaca keadaaan, membaca permasalahan, membaca hal apapun yang bisa membuat kita sadar akan sejarah. Siapa Tuhan kita, siapa Nabi kita, siapa diri kita. Tautkan segala masalah kita dengan siroh, karena Nabi-pun mengalaminya, sehingga kita mampu mengatasi masalah sebagaimana Nabi mengatasinya. Wallohu a,lam bissowwab.

Sumber : Ar Rahiq al-Makhtum, Shaikh Syafiyyurrahman al-Mubarakfuri, 1421 H / 2001 M (edisi revisi)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun