Ini adalah artikel ke tujuh yang saya kirimkan dari semenjak bergabung empat hari yang lalu. Hmm, Awalnya ragu karena belum tahu jenis tulisan seperti apa yang akan saya kirim.Â
Awalnya saya tidak tahu bagaimana caranya dan akhirnya mulai memberanikan diri untuk menulis artikel parenting sebagai awal debut. Sebagai pemula di bidang tulis menulis, tentu masih terasa awam karena biasanya menulis tugas kuliah hanya diserahkan pada dosen ketika membuat makalah dan essay.Â
Ternyata percaya tidak percaya, kemampuan kita mengerjakan tugas kuliah dalam bentuk makalah dan essay adalah salah satu kemampuan menulis yang alami tanpa kita disadari.Â
Sayapun mempunyai target awal ketika mulai membaca artikel dari kolom Infinite Report Kompasiana, yang harus mengirim sebanyak 5 artikel tayang baru bisa mendaftar sebagai member Program Infinite, dimana setiap konten yang tayang akan diuangkan dan dibayarkan melalui gopay.Â
Menarik bukan? Kompasiana membuka para penulis pemula untuk berkarir di kompasiana. Kamu hanya perlu login ke kompasiana.com dengan akun kamu dan melengkapi data pribadi lalu kamu bisa menulis langsung di kolom gambar profil kamu dan klik tulis artikel.Â
Sangat mudah bukan ? kemudahan yang diberikan kompasiana membuka peluang para penulis pemula untuk menuangkan karyanya melalui konten dengan pilihan topik yang beragam.Â
Dengan awal yang mudah, membuat saya semakin tertantang untuk menulis beragam topik, dan apapun yang ada di sekeliling kita bisa dibuat tulisan artikel. Dengan perjuangan dua hari yang menjadi titik akhirnya saya merasa nyaman menulis artikel di kompasiana, saya lolos menjadi member program Infinite. Ini membuat saya bertambah lagi semangatnya.Â
Siapapun bisa menulis di kompasiana. Walaupun bermodalkan handphone, kompasiana bisa diakses dimanapun, sehingga memudahkan saya untuk menulis dimanapun.
Saya yakin, dengan kerja keras dan tekun serta istiqomah, semua yang berawal dari hal kecil akan berubah menjadi hal yang besar. Kompasiana, menjadi awal munculnya ghiroh menulis saya, setelah 20 tahun lamanya terkubur.Â
Dulu diusia muda, saya suka menulis puisi, cerpen, namun pada saat itu, saya memberanikan diri untuk mengirimkan cerpen saya ke penerbit dan berujung ditolak. Ini membuat hati saya kecewa karena merasa tidak dihargai segala jeri payah selama menulisnya. Dari semenjak itu, saya tidak lagi menulis.Â