Oleh karena itu, MSDM juga mengacu pada desain dan penerapan sistem formal di dalam organisasi untuk memastikan penggunaan bakat tenaga kerja secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan organisasi. Sistem ini meliputi aktivitas menarik, mengembangkan, dan mempertahankan tenaga kerja (Daft, 2008).
Manajemen sumber daya manusia digambarkan sebagai serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk membangun kinerja organisasi. Setiap organisasi berorientasi pada tujuan dan memiliki target untuk dicapai. Karyawan organisasilah yang melaksanakannya.Â
Karyawan merupakan entitas sehingga mengelola karyawan sangat penting dan vital bagi manajer puncak atas nama organisasi. Mengelola tenaga kerja juga penting karena memberikan fondasi entitas yang sehat.Â
Hal ini terjadi hanya jika organisasi memiliki tenaga kerja yang kuat dan tepat untuk melakukan pekerjaan tertentu. Memiliki tenaga kerja kuat dan tepat membuka banyak peluang bagi organisasi dalam menumbuhkan bisnis sehari-hari sehingga terbuka jalan untuk menjadi organisasi yang sukses dan berkelanjutan di dunia yang kompetitif saat ini (Çınar & Karcıoğlu, 2013).
Sementara itu, Priyono dan Marnis (2008: 3-4) mengatakan bahwa untuk merencanakan, mengelola dan mengendalikan sumber daya manusia dibutuhkan suatu alat manajerial yang disebut MSDM. Oleh karena itu, MSDM dapat dipahami sebagai suatu proses dalam organisasi dan dapat pula diartikan sebagai suatu kebijakan (policy).Â
Pendapat tersebut sejalan dengan Dessler (2013: 4) yang memahami MSDM sebagai sebuah proses yang ditujukan untuk memperoleh, melatih, menilai, memberikan kompensasi kepada karyawan, memperhatikan hubungan kerja mereka, kesehatan dan keamanan, serta masalah keadilan.Â
Menurut Nickson (2007:8-9), MSDM adalah pendekatan khusus terhadap manajemen ketenagakerjaan untuk mencapai keuntungan kompetitif melalui penyebaran secara strategis tenaga kerja yang sangat berkomitmen dan cakap dengan mengintegrasikan teknik budaya, struktural dan personalia.Â
Mondy dan Martocchio (2016:25) memahami MSDM sebagai penggunaan individu-individu untuk mencapai tujuan organisasi. Pada dasarnya semua manajer menyelesaikan berbagai hal melalui orang lain. Jadi, manajer di semua jenjang pastilah berhubungan dengan MSDM.
D. Hubungan antara Manajemen Strategis dan Manajemen Sumber Daya Manusia
Setiap organisasi berupaya untuk menjadi lebih produktif dan lebih efisien. Agar tujuan itu tercapai, menurut teori Resource-Based View (RBV), organisasi harus memfokuskan perhatiannya pada aset-aset penting yang dimilikinya. Salah satu aset penting itu adalah sumber daya manusia (modal insani).Â
Menjaga aset intelektual ini agar selalu dalam dalam kondisi yang baik dan mengelolanya sesuai standar bukanlah pekerjaan mudah. Namun, sumber daya manusia yang terorganisir dan dikelola dengan baik akan memberikan kontribusi positif bagi kesejahteraan organisasi (organization wellbeing).