Mendapatkan "Giveaway" berupa buku yang memang penasaran pengin dibaca itu sesuatu banget! Iseng-iseng ikut berkomentar di akun Kak Aulia Manaf dan membagikan info ajang pembagian buku gratis tersebut menjadikanku pemenangnya. Ternyata, aku dikategorikan memenuhi syarat. Ah, Dieu Merci! Beneran, bahagia banget! Aku itu termasuk orang yang hobi mendengarkan radio di era 90-an dulu, bahkan sering menang sewaktu ikutan kuis di beberapa radio kesayangan. Masalah kirim-kirim pesan yang kemudian dibacakan sang penyiar pun menjadi salah satu hiburan, menyenangkan hati.
Radio dan Nostalgia yang Tak Pernah Punah
Saat memutar tombol radio, kita seperti membuka jendela waktu. Suara penyiar dengan intonasi khas, deru statis di sela gelombang, dan pilihan lagu yang terasa begitu personal mengingatkan kita pada masa-masa ketika radio menjadi pusat kehidupan. Tidak hanya sebagai medium informasi, radio adalah teman dalam kesunyian, pendamping perjalanan, dan penyaksi cerita-cerita kita. Namun, kemajuan teknologi perlahan menggeser posisi radio. Gempuran streaming digital, podcast, dan algoritma cerdas seolah membuat radio kehilangan pesonanya. Akan tetapi, apakah benar demikian? Atau mungkin radio hanya bertransformasi, mengadopsi bentuk-bentuk baru, tanpa pernah benar-benar mati?
Senjakala Radio Sebuah GiveawayÂ
Buku Senjakala Radio: Celoteh Nostalgia Beragam Rasa, sebuah Antologi 26 Cerita Pendek digawangi oleh Kak Aulia Manaf ini tidak hanya menceritakan kisah radio, tetapi juga membagikan potongan kenangan yang mungkin kita lupakan. Cerita-cerita di dalamnya tidak hanya menyusuri sejarah panjang siaran, tetapi juga menampilkan sisi personal para pendengar, penyiar, dan bahkan teknisi di balik layar. Kak Aulia Manaf sendiri mantan penyiar radio yang telah berkiprah selama 15 tahun dan masih terngiang rindu berceloteh dalam siarannya.
Dari kisah cinta yang dimulai lewat panggilan iseng di acara request lagu, hingga perjuangan penyiar yang tetap setia meski pendengar mulai berkurang (CMIIW), buku ini adalah penghormatan bagi jiwa radio yang tetap berdenyut di tengah gemuruh zaman. Senjakala Radio seperti menghidupkan gelombang yang memudar. Buku ini mengajak kita untuk kembali menyalakan gelombang itu, memutar kenangan, dan merasakan kembali keajaiban sederhana dari sebuah medium yang mungkin terlihat ketinggalan zaman, tetapi tetap memiliki tempat khusus di hati banyak orang.
Dua puluh enam cerita pendek mengisahkan pengalaman pribadi dengan aneka rasa. Sedih, kecewa, bahagia, serta lainnya, tumpah ruah dituturkan dalam buku ini dengan bahasa yang apa adanya, tidak bertele-tele. Ada yang dikejar-kejar cinta, di-prank, 'hanyut' dalam lagu request-an, dari hobi mendengarkan radio sampai jadi penyiar, yang sadar menjadi penyiar baru bukan tentang menjadi terkenal, tetapi juga menyiapkan mental, dan masih banyak lagi kisah seru, inspiratif, dan kocak lainnya. Dengan demikian, karya para kontributor dalam sampul cokelat jingga ---yang mewakili rasa nostalgia ini, sangat layak mendapatkan apresiasi positif.
Senjakala Radio adalah "giveaway" untuk jiwa kita, sebuah hadiah kecil yang mengingatkan kita bahwa suara-suara di udara adalah bagian dari cerita kita.
Sekali lagi, terima kasih, Kak Aulia Manaf!
Kalau mau order buku ini, bisa juga, lo, hubungi aku! Terima kasih!