Malam kesepuluh Ramadan dan aku masih di tanah rantau, bergelut dengan tugas kuliah yang tak kunjung selesai. Kebetulan, bulan yang penuh berkah ini bersamaan dengan pelaksanaan Ujian Tengah Semester (UTS). Bagiku, bulan Ramadan adalah peluang emas yang harus dimanfaatkan untuk memperbanyak ibadah. Di sisi lain, nilai juga sangat penting bagiku. Jadi, ada satu cara yang terpikir olehku agar aku memaksimalkan keduanya. Ya, mengorbankan waktu tidurku.
 "Astaghfirullohal'adziim kok malah ngantuk? Masih ada tiga PPT yang belum kupelajari, belum lagi target bacaan Al-Qur'an yang belum kucicil," desahku sambil mengoleskan sedikit minyak angin di sudut mataku supaya melek.
Hari ini aku benar-benar lelah dan mengantuk. Namun, besok adalah hari terakhir UTS. Selain itu, mata kuliah yang diujikan adalah mata kuliah yang membutuhkan usaha paling keras. Teringat beberapa kali aku menangis setelah kelas mata kuliah tersebut selesai. Pasalnya, aku yang gaptek ini seperti tidak kunjung paham entah dengan usaha sekeras apapun.
Aku beranjak dari meja belajarku. Merasa olesan minyak angin tidak cukup mengusir kantukku, aku pun memutuskan untuk mandi. Guyuran air cukup ampuh menyadarkan diriku dan mengusir kantukku. Kini, waktunya bermesraan dengan buku dan laptop lagi, menyelesaikan target dan to-do list yang kubuat. Tepat pukul 01.00 WIB, aku selesai mempelajari semua materi yang akan diujikan nanti. Â Masih ada sisa tenaga, kantuk pun belum menggangguku lagi. Segera aku berwudu lalu mengambil mushaf Al-Qur'an dan menyicil target bacaanku.
Pukul 02.00 WIB, aku menyelesaikan setengah target bacaanku. Saat itu, suasana benar-benar sepi dengan hawa dingin yang semakin menusuk tulang. Aku mulai meraba-raba lemari pakaianku untuk mencari jaket. "MashaAllah dingin banget pagi ini," keluhku lirih.
Semenit aku terdiam, memikirkan antara tidur atau lanjut belajar. Melihat kasur itu, entah kapan kali terakhir aku menggulingkan tubuhku di atasnya. Rasanya selama UTS aku selalu tertidur di atas meja belajar atau di lantai. Sungguh malang.
"Sikat semua materinya lagi, ulang lagi, baca lagi!" ucapku sambil menepuk-nepuk pipi untuk menghilangkan kantuk. Tidak ketinggalan, bacaan Al-Qur'an oleh Syekh Idrees Al-Hashemi, qari favoritku, menemani jihadku.
Aku belajar sampai pukul 03.15 WIB. Me-review beberapa materi yang selalu muncul di soal-soal ujian tiga tahun terakhir. Setelah itu, aku memutuskan untuk mengambil air wudu dan melanjutkan target bacaanku. Selang sepuluh menit, kantuk yang sejak tadi kutahan mencapai puncaknya. Aku tertidur di atas sajadahku sampai pukul 04.40 WIB.
"Thiiiiitttt!!!" Suara alarm berbunyi.
Kubuka mataku perlahan sambil berusaha mematikan suara alarm yang mengganggu tidur singkatku.
"Ya Allah, aku lupa sahur!" jeritku.