Dalam ratap syahdu yang sendu
Aku terdiam dalam dekap rindu yang kian membiru
Hangat kasih yang dalam mencekam meluruh
Lebur bersama anai-anai dan hasrat rindu padamu
Dalam sejuta syair malam yang menyita penaku
Namamu terus menggema dalam doa-doa dan sujudku
Dalam basah air mata rindu yang kian merenggutku
Kalbuku terjerat dalam desah rindu mengeja namamu
Yang kini tiada kutahu dimana pemilik nama indah itu
Hari hariku kini membisu bersama bayangmu yang mengabu
Sejuta memori yang dahulu kurajut bersama dirimu
Seakan enggan melepas helai demi helai kisah manis itu
Aku tertunduk, terdiam, menangis, mengingat kala itu
Sebab baru kusadari, namamu telah mengakar, menancap kuat di hatiku
Bahkan buah dan daun hijaunya tiada pernah gugur bersama hembusan angin lalu
Kepadamu aku menaruh rasa, sejuta rasa yang tiada berujung
Kasihku terpaut dan menyerta setiap desah nafas dan temerawang senyummu
Membiru, mengabu, hingga menjadi segumpal rindu
Lalu menyatu dalam bait bait puisi rinduku
Menjadi bintang dalam gelap malamku
Bersama itu aku menanti kembalimu
Ke sisiku dan menjadi sandaran hidupku
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H