Mohon tunggu...
Ratih Purnamasari
Ratih Purnamasari Mohon Tunggu... Konsultan - Tata Kota

Engineer | r.purnamasari16@gmail.com | Ratih antusias pada isu perkotaan, lingkungan, kebencanaan, smart city, blockchain dan big data. Sebagiaan ide dirangkum di mimpikota.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Tidak Baper di Dunia Kerja adalah Skill di Atas Rata-rata

20 Juli 2022   07:52 Diperbarui: 21 Juli 2022   13:45 1133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Artinya baper di tempat kerja bisa terjadi dalam berbagai iklim kerja yang berlaku di perusahaan. Iklim kerja yang bahkan sudah cukup baik sekalipun ternyata masih punya celah membuat karyawannya baper apalagi perusahaan yang iklim kerjanya memang sedari dulu sudah toxic.

Yang berbahaya dari berbagai kasus di kantor yang awalnya adalah perasaan baper, namun karena terjadi terus-menerus hingga menyebabkan depresi.

Sekarang ini saya sudah bekerja dengan tim yang jauh lebih sehat, ada yang berada di bawah naungan studio saya sendiri dan juga yang masih berada di lingkup pemerintahan. 

Kali ini saya mendapatkan tim yang usianya jauh di bawah saya hingga 7-10 tahun. Dari penuturan rekan kerja saya yang masih baru ini saya jadi mulai menyadari betapa perasaan baper atau tertekan itu seolah-olah sudah ada di benak anak baru ini ketika memulai hari pertama kerja. 

Kondisi tertekan ini awalnya adalah karena pengalaman kerja, Meski anak-anak baru ini lulusan luar negeri namun tetap saja merasa minder dan baper karena melihat daftar pengalaman kerja rekan setim mereka. 

Perlu pendekatan khusus untuk membangun kepercayaan diri mereka, karena kondisi seperti ini agak dilematis. Bagi supervisor teguran adalah bentuk profesionalisme namun bagi anak baru lulus tanpa pengalaman teguran itu bermakna macam-macam. 

Selama teguran dan evaluasi tim dilakukan secara objektif bukan menyerang personal hingga berujung dirundung maka evaluasi kerja tersebut tidak perlu direspon berlebihan.

Kondisi baper di atas dan berbagai pengalaman perundungan di tempat kerja nyatanya memang bisa memicu job stress. Perasaan yang dirasakan rekan kerja saya misalnya yang sedari awal sudah panik dan hilang kepercayaan diri sejak awal juga termasuk bagian dari job stress.

Kondisinya agak rentan ketika mendapatkan supervisor dengan kepribadian kuat, cara bicara cukup tegas dan tanpa basa basi mengevaluasi kerja tim. 

Sebagaimana yang terjadi pada saya 7 tahun yang lalu, misalnya. Dengan iklim kantor dan relasi yang sebenarnya baik-baik saja, namun karena bobot kerja yang berat, saya pun bisa dengan mudah mengalami kondisi mudah marah, tersinggung dan akhirnya ada celetukan "kamu kok baper sih".

Orang di sekitar kita tidak akan pernah tahu seberapa stres, panik, atau was-wasnya kita setiap hari karena sedang mengalami job stress. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun