Mohon tunggu...
ratih puspa
ratih puspa Mohon Tunggu... Bankir - swasta

suka jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

DI dan Perkembangan Bahayanya

22 April 2022   21:42 Diperbarui: 22 April 2022   21:49 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa waktu lalu kita mendengar bahwa simpatisan dan anggota DI/NII cukup banyak ditemukan di Sumatera Barat. Berita itu menyebut bahwa aparat kepolisian menyebut sekitar seribuan orang menjadi simpatisan dan anggota dari jumlah itu ada sekitar 400 menjadi anggota aktif. Dari jumlah itu juga, ada sekitar 77 anak dibawah umr yang dibaiat (mengucap janji setia) pada DI/NII.

Lalu berita itu diperdebatkan oleh banyak pihak termasuk kepala daerah provinsi itu. Dia berdalih bahwa Sumbar bukanlah pusat dari NII/DI. Singkat kata dia berkilah jika DI telah berkembang secara massif di provinsi itu.

Memang , secara sejarah DI /NII dibentuk pada medio tahun 1949 di Jawa Barat oleh Sekarmaji kartosuwiryo. Lalu dibubuarkan pada tahun 1962 namun para anggotanya menyebarkan faham/ide soal negara Islam itu kebanyak orang dan banyak daerah. Tidak saja di Jawa Barat tapi juga Sumatera dan beberapa wilayah lain.

Faham dasar itu bertransformasi menjadi beberapa kelompok radikal semisal Jamaah Islamiyah (JI) yang dibentuk oleh Abu Bakar Baasyir dan Jamaah Ahsharut Daulah dengan tokohnya yang sekarang masih dipenjara yaitu Aman Abrahman. Semuanya awalnya berbasis di Jawa Tengah dan jawa Barat. Lalu keduanya menyebar ke Malaysia dan berkembang sedemikian rupa terutama pasca orde baru.

Kelompok yang sudah bertansformasi itu secara nyata sudah menunjukkan bahwa mereka sangat berbahaya. Bukan saja melakukan serangkaian tindakan radikal dan terorisme, namun juga sudah menanamkan benih radikal kepada generasi muda. Kita bisa lihat bagaimana JAD sangat mengagungkan ISIS bahkan banyak sekali anak-anak di bawah umur yang dibawa ke Suriah untuk "berjuang"

Apa yang didapat dari Suriah? Kegagalan  dan ketidakpastian nasib mereka karena ISIS kalah telak. Cita-cita negara Islam berdasar syariat Islam telah ditolak oleh banyak negara yang juga mayoritas berpenduduk Islam.

Sehingga berita soal NII dan baiat para bocah itu sama sekali bukan hal yang layak dinafikan. Bukan juga hal yang layak untuk diperdebatrkan lebih lanjut sehingga fokus masalah emnjadi kabur. Harus kita lihat secara serius dan mencari solusi penangannya. Karena itu perlu ada aturan yang tegas untuk memberantas faham ini agar tidak menyebar secara membabi buta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun