Beberapa negara Asia mengharuskan penduduknya untuk menjalani wajib militer dengan bermacam-macam rentang waktu, dari setahun sampai dua tahun. Wajib militer biasanya berlaku untuk kaum pria tetapi ada negara yang juga mengharuskan kaum wanitanya ikut dalam wajib militer, contohnya Korea Utara.
Sedangkan negara lain yang mengharuskan kau prianya ikut wajib militer adalah Singapura. Di sana para pria yang berusia 18 tahun ke atas diwajibkan melakoni pekerjaan militer selama 22bulan sampai 24 bulan. Sedangkan Korea Selatan juga mengharuskan warga laki-lakinya yang berumur 19-35 tahun untuk ikut wamil selama 21 bulan -- 24 bulan.Â
Begitu juga Thailand yang mengharuskan warga laki-lakinya untuk wamil pada usia 21- 27 tahun selama dua tahun. Mesir juga begitu, dimana negara ini mengharuskan warga laki-laki berusia 18-30 mengikuti wamil selama 12 -30 bulan.
Wajib militer seringkali membuat banyak orang mengasosiasikannya dengan wujud bela negara dan cinta tanah air. Karena dengan wajib militer seseorang akan ditempa sedemikian rupa untuk selalu menomorsatukan kepentingan negara dan bangsa di atas segalanya. Semua negara membutuhkan aktualisasi cinta dan bela negara dari warganya.
Jika demikian kenapa Indonesia tidak mengadakan program wamil? Sehingga para pemuda dan kaum millenials dapat merasakan bagaimana sulit untuk menjaga bangsa dan negara ini. Tidak saja memanggul senjata tapi juga menjaga perbatasan di lokasi-lokasi yang sulit dijangkau; dengan penerangan seadanya atau dukungan logistic yang terbatas.
Untunglah Indonesia tidak punya program wamil seperti negara yang sudah disebutkan di atas. Namun, patut diingat seperti yang telah disebutkan di atas bahwa semua negara membutuhkan aktualisasi cinta  dan bela negara dari warganya. Dengan cara apa ?
Banyak caranya. Antara lain dengan selalu menjaga spirit kemerdekaan Indonesia. Artinya kita harus sadar kenapa kita yang dari berbagai suku bangsa berbeda untuk berjuang dan bersatu mewujudkan Indonesia merdeka.Â
Kita tentu ingat perjuangan meraih dan mempertahankan itu mengorbankan berjuta-juta nyawa. Kita tentu ingat perjuangan Surabaya dimana para santri dan kaum muda bersatu untuk mengusir Sekutu dan Belanda yang ingin kembali menjajah Indonesia.
Menjaga spirit ini bisa dilakukan dengan berbagai cara; setia pada Pancasila, hidup harmoni dengan warga lain dan berjuang dengan maksial sesuai dengan bidang masing-masing tentunya untuk kebesaran bangsa dan negara. Itulah implementasi cinta dan bela negara yang dibutuhkan Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H