Ratih Nurfadila1, Dr. Eka Titi Andaryani, S.Pd., M.Pd., Dr2
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi, Universitas Negeri Semarang
ratihnurfadila@students.unnes.ac.idÂ
ekatitiandaryani@mail.unnes.ac.idÂ
Pendidikan seni budaya di Indonesia memiliki peranan penting yang vital dalam pembentukan karakter dan pengembangan kreativitas siswa. Dengan pendekatan yang tepat, pembelajaran seni budaya ini tidak hanya meningkatkan pengetahuan siswa tentang seni tetapi juga memberi mereka keterampilan hidup yang penting dalam kehidupan bermasyarakat.
Mengapa seni budaya disebut vital?
Seperti yang kita tahu bahwa Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki beragam perbedaan termasuk dalam kebudayaan. Sehingga pendidikan seni budaya ini menjadi salah satu sarana untuk melestarikan warisan budaya bangsa.Â
Dengan memahami dan menghargai berbagai bentuk seni dan budaya, siswa dapat memahami dan peka terhadap keanekaragaman budaya Indonesia serta peduli sehingga mereka dapat mencegah kemungkinan kepunahan nilai-nilai tradisional. Kegiatan seperti membatik, tari tradisional, dan musik daerah menjadi bagian dari proses pembelajaran yang mengajarkan siswa tentang identitas budaya mereka.
Tidak hanya itu, pendidikan seni budaya juga dapat menjadi wadah siswa dalam mengekspresikan diri, pengembangan karakter, dan kreativitas. Melalui berbagai kegiatan seni, siswa dapat mengekspresikan diri secara kreatif, yang berkontribusi pada perkembangan kemampuan berpikir kritis dan inovatif mereka.Â
Dalam era modern yang semakin terpengaruh oleh teknologi, pendidikan seni budaya berperan sebagai penyeimbang yang penting, membantu siswa untuk tetap terhubung dengan aspek kreatif dalam kehidupan mereka.
Bagaimana pendidikan seni budaya di mata masyarakat Indonesia?
Ada beragam reaksi yang diberikan masyarakat Indonesia terkait pendidikan seni budaya. Berberapa dari mereka meremehkan pendidikan seni budaya, hal tersebut bisa terjadi karena kurangnya pengetahuan dan literasi mengenai seni. Apresiasi seni yang rendah membuat masyarakat sulit memahami karya seni yang kompleks.Â
Selain itu, kekurangan tenaga pendidik seni yang kompeten dan sejalan dengan mapel serta kurikulum pendidikan yang kurang efektif turut memperburuk situasi ini. Banyak sekolah juga tidak memiliki fasilitas memadai untuk pembelajaran seni, sehingga proses belajar menjadi terhambat.Â
Hal ini membuat persepsi masyarakat terhadap seni dan budaya masih rendah. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan upaya dari pemerintah dan masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan tentang seni, seperti melalui program-program seperti Gerakan Seniman Masuk Sekolah (GSMS), yang dapat memperkuat apresiasi terhadap seni di kalangan generasi muda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H