Mohon tunggu...
Ratih Nurfadila
Ratih Nurfadila Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Makan pepaya makan mangga Hai kenalin aku lala

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Indonesia dalam Pembelajaran Seni Budaya di SD

14 Oktober 2024   22:38 Diperbarui: 14 Oktober 2024   23:05 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Kurikulum merdeka merupakan kurikulum yang sangat mengedepankan terhadap kebebasan siswa dalam belajar. Dalam kurikulum merdeka, peserta didik diberi ruang untuk mengeksplorasi minat dan bakat sehingga peserta didik memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi lebih kreatif dan inovatif. Salah satu sarana yang diberikan dalam usaha pengembangan minat dan bakat untuk menjadi lebih kreatif dan inovatif adalah pembelajaran Seni Budaya di SD.

Pembelajaran seni budaya di sekolah dasar memegang peran penting dalam upaya berhasilnya tujuan pembelajaran dalam kurikulum merdeka. Hal ini karena seni budaya mengembang beberapa aspek penting seperti pendekatan dalam pembelajaran seni budaya yang sifatnya interaktif dan partisipatis, sehingga peserta didik diajak untuk aktif dalam penciptaan karya seni. Kegiatan seperti itulah yang akan dinilai dalam aspek kurikulum merdeka.

Namun, sudahkan pendidikan di Indonesia memenuhi teori tersebut?

Jawabannya bisa sudah dan bisa belum. Hal tersebut karena pendidikan Indonesia yang belum merata ke seluruh pelosok Nusantara. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi mengapa seni budaya belum bisa berperan besar dalam pendidikan Indonesia :

  • Kurangnya Guru Terlatih : Guru yang memiliki keahlian khusus terutama dalam bidang seni budaya yang minim. Tanpa guru terlatih, kualitas pembelajaran yang diberikan juga tidak bisa optimal.
  • Persepsi Masyarakat : Pandangan masyarakat yang kurang terbuka membuat peserta didik kekurangan dukungan dalam pendidikan seni. Mereka beranggapan bahwa seni budaya hanyalah sebagai hiburan, bukan bagian penting dari pembelajaran.
  • Globalisasi dan Teknologi : Remaja hingga anak-anak saat ini sangat menggandrungi konten digital yang tidak mengandung seni budaya tradisional. Hal ini membuat mereka memiliki standar tersendiri dalam hal seni dan menyebabkan menurunnya minat dalam hal seni budaya,
  • Integrasi Kurikulum yang Rendah : Dalam teori yang dijelaskan sebelumnya, mengemukakan bahwa seni budaya apabila diterapkan dengan baika kan mendukung tercapainya tujuan pembelajaran. Namun terkadang, pembelajaran seni budaya tidak memiliki hubungan dalam kehidupan nyata peserta didik, sehingga kurang relevan.

Kesimpulannya adalah adanya pembelajaran seni budaya berperan penting dalam mencapai tujuan kurikulum merdeka, namun penerapan seni budaya kurang optimal karena beberapa faktor yang bisa jadi menghambat tercapainya tujuan pembelajaran kurikulum merdeka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun