Mohon tunggu...
Ratih Handayani
Ratih Handayani Mohon Tunggu... -

saya seorang mahasiswi PKnH 2011 di Universitas Negeri Yogyakarta dan masih dalam tahap belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hubungan Etnis Dengan Globalisasi, Kondisi Ekonomi dan Politik di Indonesia

11 Mei 2013   07:29 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:46 951
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki beragam suku budaya atau etnis. Dari berbagai macam suku budaya atau etnis tersebut dibentuk menjadi satu kesatuan sehingga terbentuk negara kesatuan. Oleh karena itu Indonesia disebut sebagai negara yang menganut civicnasionalisme karena memiliki banyak etnis yang berada di wilayah Indonesia. Dari banyaknya berbagai macam suku budaya tersebut sering terjadi pergolakan baik antar etnis, negara maupun dalam menanggapi proses globalisasi yang terjadi.

Globalisasi merupakan suatu perubahan sosial terkait dengan adanya peningkatan saling ketergantungan baik antarmanusia maupun antarbangsa yang terjadi melalui perdagangan, tenaga kerja, investasi, perjalanan, budaya populer, dan dalam bentuk interaksi lain yang bersifat global. Globalisasi ini berasal dari negara maju yang kemudian menyebar ke negara-negara berkembang. Dalam penyebaran terdapat kepentingan ekonomi yang diikuti oleh suatu pandangan sehingga dapat menimbulkan suatu perlawanan yang terjadi pada etnis-etnis yang ada di daerah. Hal ini disebabkan terjadinya gempuran antara arus global dan budaya etnis itu sendiri, sehingga peran etnis yang berada di daerah dalam bidang-bidang tertentu semakin berkurang atau bahkan hilang.

Apabila dikaitkan dengan adanya arus globalisasi yang terus berkembang, maka akan terjadi berkurangnya eksistensi daerah (etnis). Karena segala hal yang berkaitan dengan bidang ekonomi atau lainnya akan menimbulkan kerugian pada daerah itu sendiri, karena kebanyakan masyarakatnya beralih kepada hal-hal yang lebih modern dan bersifat global. Kondisi ekonominya mengarah pada kapitalis. Oleh karena itu hal ini tentu saja akan menimbulkan perlawanan, karena selain merasa tidak cocok dengan hal tersebut juga dapat merugikan mereka. Karena seperti yang kita tahu bahwa ekonomi kapitalis itu condong pada liberalis dan hal ini menguntungkan para pemilik modal besar, sehingga dapat menyingkirkan atau menghilangkan eksistensi daerah itu sendiri.

Selain itu rasa nasionalisme berganti menjadi etnonasionalisme yakni nasionalisme yang berbasis etnis, masyarakat kembali menginginkan ikatan yang bersifat etnik. Hal ini terjadi karena masyarakat ingin memiliki identitas baru yang membuatnya nyaman baik dalam hal ekonomi, daerah asal, bahasa, atau etnis. Misalnya saja saat kita berada dalam suatu forum atau suatu kelompok yang berisi orang-orang dari berbagai daerah atau suku budaya, biasanya kita akan merasa lebih nyaman apabila bersama dan berbicara dengan orang yang memiliki bahasa, suku, budaya, atau daerah asal yang sama.

Pada bidang politik, dalam suatu negara yang memiliki beberapa etnis, biasanya etnis yang dominan akan lebih memengaruhi kebijakan yang dikeluarkan pemerintah. Karena dalam teori politik, suatu rezim akan cenderung lebih menitikberatkan pada tuntutan kelompok atau etnis yang dominan, sehingga tuntutan atau kepentingan dari kelompok tersebut akan terpenuhi berbeda dengan kelompok minoritas yang kepentingannya sering diabaikan dan terdeskriminasi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun