Mohon tunggu...
Ratih Fitroh
Ratih Fitroh Mohon Tunggu... Guru - A passionate happy teacher

Guru baru yang berusaha menjadi murid di kehidupan luas dengan penyertaan Allah selalu

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ki Hajar Dewantara Sang Guru Penggerak

5 September 2023   13:18 Diperbarui: 5 September 2023   13:24 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sebuah kesempatan istimewa 'berjumpa' lebih dalam dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara (Raden Mas Soewardi Soerjaningrat) bulan Agustus 2023 saat pelatihan  pendidikan calon guru penggerak angkatan ke-9 dimulai. Sebelumnya saya sebagai sarjana pendidikan tentu sudah hafal nama beliau, membaca sekilas pemikirannya di bangku kuliah, tapi akhirnya malah memilih belajar teori dari luar negeri.

Tahun berjalan, pada 2017 lepas PPG Prajabatan Pasca SM3T saat saya mulai mengajar di sekolah, mulai pula kesusahanku menangani banyak hal nyata berbeda dari teori -- teori yang kubaca! Entahlah mungkin kebudayaan berbeda, background masyarakatnya berbeda atau memang sudah waktunya saya kembali ke akar, saya akhirnya merasa harus menemukan teori yang teruji tak lekang waktu hasil padu pemikiran yang diinisiasi Ki Hajar Dewantara, Menteri Pendidikan Indonesia yang pertama.

Jikalau ditilik kembali, sesungguhnya beliau adalah Guru Penggerak itu sendiri. Pada jamannya, beliau memulai sebuah perubahan dalam dunia pendidikan, belajar banyak hal dari luar tapi tak lupa bercermin dalam diri sendiri. Era Pendidikan colonial yang serba berpihak pada user (tentu saja sangat minimalis dan kurang tulus), yang  hanya mencetak manusia tanpa kemerdekaan, adalah sebuah bencana bagi pendidikan kita. Tak diberikan ruang bertumbuh, hanya dicetak sebagai tenaga kerja kolonial, tak dibiarkan mekar dengan kemampuan dan bakat masing -- masing, diminta patuh tanpa syarat, tak dimanusiakan.

Tahun 1922, tepat saat berumur 40 tahun, Ki Hajar Dewantara mendirikan Taman Siswa. Usia yg tak lagi muda untuk mengawal transformasi pendidikan, tapi tak cukup tua untuk berpasrah pada keadaan pendidikan yang begitu -- begitu saja. Semangatnya membara, seolah masih guru muda seperti saya. Uniknya, saya melihat adanya kearifan lokal yang dikembangkan oleh beliau dalam dunia pendidikan, memiliki prinsip yang sama dengan prinsip Soekarno dalam politik, juga selaras dengan pemikiran nenek moyang kita sejak dulu. 

Nenek moyang kita sejak masa nirleka, hingga masuknya pengaruh hindu, budha, islam dari luar tetap  mencerminkan azaz Trikon yang disarikan Ki Hajar Dewantara. Kontinyu, Konvergen, Konsentris. Sebagai guru kontinyu mendampingi anak -- anak bangsa bertumbuh sesuai perkembangan zaman, konvergen dengan mendorong seluruh elemen Pendidikan menjadi pribadi yang terbuka pemikirannya tapi tak lupa konsentris, percaya diri menumbuhkan karakter luhur kita sebagai pusat.

Hingga kini, pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang mendampingi anak bertumbuh sesuai dengan kodrat alam, kodrat keadaan dan kodrat zaman tetap relevan dengan praktik langsung dunia pendidikan kita. Pemikiran beliau tak pernah usang karena sejatinya memberikan contoh di depan mata bagaimana mendampingi peserta didik supaya berdaya, tumbuh utuh dan menyeluruh. Guru yang awalnya skeptis karena beranggapan murid sebagai kertas kosong ataupun sudah terlalu penuh perilaku buruk, ditenangkan dengan teori Ki Hajar Dewantara yang yakin bahwa guru memiliki kesempatan untuk menebalkan budi pekerti baik ataupun membuat samar laku buruk yang ada pada diri anak.

Sebagai penutup, layaknya sebuah long march  menuju pendidikan yang Merdeka, kita diharapkan terus bergerak, di depan, tengah, belakang. Sing ngarso sung tuladha, berilah contoh baik saat di depan murid dan masyarakat, ing madya mangun karsa, disamping murid memberikan inspirasi dan motivasi, tut wuri handayani, setelahnya terus memberi semangat dari balik punggung anak, setiap waktu di ruang -- ruang kelas sekolah kita.

Selamat menjadi guru yang bergerak terus, Bapak Ibu Guru Hebat.

Sampai jumpa saat terwujudnya generasi emas Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun